1. kontrol diri

269K 7K 94
                                    


Vote dulu baru baca ya say....
Perlu soalnya!
tap sekali, tekan bintang yang kayak gini⭐ gratis nggak bayar dan nggak akan rugi juga, oke makasih😘

Mila berjalan cepat di sekitar,
perhutanan azan Maghrib sudah berkumandang beberapa saat yang lalu, dia membawa cucian di tangan kanannya sesekali menoleh kebelakang,
Setelah mandi dia merasa ada orang yang mengikutinya dari tadi tetapi dia tidak tau itu siapa,
Jamila mempercepat langkahnya dia sedikit was-was sekarang karna rumahnya masih jauh dan tidak ada satu orangpun di hutan ini,

Saat ini dia hanya bisa berdo'a dalam hati supaya tidak terjadi apa-apa dengannya, jujur saja dia merasa menyesal tidak mendengarkan ibunya tadi, jika saja dia tau akan seperti ini dia tidak akan pergi dan menentang ibunya,
Biasanya dia selalu bersama kakaknya atau teman-teman lainnya ke sungai tapi tidak dengan hari ini karna dia sudah sore baru ke sungai dan teman-temannya sudah pulang duluan,

Mila sesekali menoleh kebelakang dan tiba-tiba di samping pohon besar dia tertarik kebelakang cuciannya jatuh berserakan di tanah, dia menjerit tetapi mulutnya di bekap oleh tangan seseorang, air mata mengalir di matanya deras seperti sungai,
Dia tidak ingin seperti ini, dia takut benar-benar takut, cemas kalau-kalau orang yang membekapnya saat ini adalah orang jahat dan ingin memperkosanya,
Dengan pemikiran itu jamila menangis lebih sedih,

Dia memberontak dan menggeliatkan tubuhnya, tangan di pinggangnya memeluknya lebih erat,
Mila berusaha untuk melepaskan diri lagi
Saat nafas pria itu menggelitik lehernya
Punggungnya menempel erat di dada pemuda ini, dia tidak tau siapa dia,

"Jangan bergerak" suara serak dan dingin pemuda itu membuat hatinya berdebar,
Suara ini bukankah dia damar tunangan kakaknya,

Jamila merasakan dingin dari kaki sampai ke ubun-ubunnya,
Dia tidak pernah berharap bahwa damar ada di sungai saat ini, tetapi kenapa?
Damar melepaskan tangannya dari mulut Mila
"Jangan takut" ucapnya lagi,
" kk~Kak dam~m~mar" suara Mila bergetar dia takut, bukan takut pada orang di depannya, tetapi takut pada orang yang melihat mereka,

Kak damar adalah tunangan kakaknya apa kata orang kalau tau bahwa adik kandungnya sedang berduaan di tepi sungai dengan tunangan kakaknya sendiri,
Memikirkan itu jamila membalikkan badannya dan bersiap untuk pergi,

Damar menarik Mila kembali dia menekan tubuhnya di pohon tempat mereka bersembunyi,
Mila kaget dan melepaskan tangannya dengan paksa

"Apa yang kau lakukan lepaskan!"
teriak Mila,

Damar membekap mulutnya kembali,
"Sstttttt jangan berteriak bodoh"
ucapnya dingin

"jika kau tidak ingin di perkosa oleh orang-orang yang mengikutimu dengarkan aku mengerti!"
Damar menggertak Mila,

Mila terkejut jadi kak damar menyelamatkanku sekarang, Jamila berkata dalam hati dia menurut dan menutup mulutnya rapat-rapat
Jamila menatap pemuda di depannya dia tinggi dan tegap pemuda paling tampan di desa ini, tangkas dan tangguh pujaan setiap wanita, tetapi sayangnya satu bulan yang lalu dia bertunangan dengan kakaknya,

Jamila tersentak dari lamunannya
"Astaghfirullahal'azim" ucap Jamila,
Damar menatap wanita di depannya dengan dingin jika saja dia bukan adik dari wanita yang dia cintai dia tidak akan menyelamatkannya karna dia tau bahwa sekarang dia bertunangan dengan kakaknya,

Damar hanya mendengus sesekali melihat kebelakang, tabau sudah berbunyi dan menghilang di dalam kegelapan malam,
Tetapi mereka masih berada di situ dari tadi,

Hati Jamila berdebar kencang tidak tau mengapa wajahnya memerah saat melihat damar di dekatnya sekarang, wajar saja kakaknya tergila-gila terhadap pemuda di depannya ini, dia dingin tak tersentuh tetapi berhati baik,

Jamila menggelengkan kepalanya dia menundukkan pandangannya
Apa yang dia pikirkan dan kenapa hatinya bergetar hebat sekarang hanya karena pemuda di depannya dia tidak seperti itu, pemuda ini akan menjadi kakak iparnya nanti, apa yang dia pikirkan, Jamila menekan debaran di hatinya, tetapi matanya menatap rahang tegas damar yang sesekali melihat di belakang punggungnya,

Damar menghela nafas lega

"Sudah aman ayo pulang"
damar menarik tangan mila, Mila melihat tangan yang menggenggam tangannya itu besar dan hangat hatinya lagi-lagi berdebar tak karuan rasa panas dari telapak tangan itu menyebar ke hati dan wajahnya, Mila tersadar dan melepaskan tangannya dari genggaman damar,

"Lepaskan!"
ucap Jamila
Damar hanya menatapnya sekilas dan membungkuk memunguti baju yang berserakan di tanah, Mila sadar kembali wajahnya lagi-lagi memerah saat damar memunguti pakaiannya di tanah, Mila membungkuk dan merebut keranjang dari tangan damar dan berkata lembut

"Tidak perlu aku bisa sendiri"
ucapnya sambil memunguti pakaiannya yang tersisa,

************

Mila meletakkan keranjang yang penuh dengan tanah di dapur saat ibunya fatmah
memanggilnya,

"Mila dari mana saja kamu, ini kenapa baju-bajunya kotor?"
tanya Fatmah cemas

Mila gugup dan meremas tangannya di depan rok yang dia pakai
"Mila tadi jatuh dan mengotori baju-bajunya"
Jawabnya menunduk

Fatmah melihat bahwa Mila agak aneh dan dia agak cemas dengan anak gadisnya ini, anaknya yang satu ini sangat cantik di desa bahkan Nurhaliza kakaknya tidak secantik dia,
Fatmah menekan perasaannya

"Bu Mila ke kamar dulu,"

ucap Mila menunduk,
Fatmah  hanya menggangukkan kepalanya dan berkata dengan tenang,

"Iya, jangan lupa sholat Maghribnya masih ada waktu" ucap Fatmah

"I~iy~iya buk" 
Mila mengangguk dan berjalan cepat ke kamarnya dia mengunci pintu dan menyentuh dadanya yang berdebar tak karuan, Mila melihat tangannya dan memegang pinggangnya, perasaan itu masih ada, damar benar-benar membuat hatinya bergetar saat ini, tidak dia tidak boleh begini, dua Minggu lagi kakaknya akan menikah dan dia tidak boleh menyimpan perasaan ini, tidak boleh,
Apapun yang terjadi dia harus melupakan damar! Harus,

Jamila berjalan ke sisi tempat tidur dan membuka lemari untuk mengganti bajunya, yang dia perlukan sekarang adalah tidur dan menganggap bahwa semua yang dia lakukan tadi hanya mimpi ya hanya mimpi! Dan setelah itu akan hilang, dia yakin perasaan ini tidak benar-benar ada,

Jamila memejamkan matanya dan jatuh terlelap tidur di temani bayangan damar yang selalu mengusik hatinya saat ini,

**********

To be continue

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang