22. isi hati sari

55.7K 3.1K 56
                                    

Tinggalkan jejak sebelum membaca⭐

_______________________

Setelah Bagas dan yang lainnya pulang,
Suasana mencengkam, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam,
Tak lama lagi akad nikah dilangsungkan,

Datuk tuo mondar-mandir ke kiri kanan membawa tongkat tangan serta, dia kelihatan gelisah, begitupun Bambang,
Yang baru keluar dari kamar Jamila,

Jamila di dalam kamar hanya bisa menangis matanya bengkak, hidungnya memerah dan tenggorokannya kering,
Air mata tak bisa dibendung, betapa besar harapan yang dia sematkan ke Bagas, betapa banyak cita-cita yang ingin mereka jalankan, betapa sakitnya pula saat apa yang direncanakan tenggelam, pupus, berantakan,
Jamila merasa bahwa semua ini mimpi,

Lalu apakah dia menikah atau tidak?
Apakah pernikahan ini akan dibatalkan?
Melihat beberapa jam lagi akad nikah,
Tetapi calon pria sudah pergi bersama sang buah hati,

Jamila makin sesegukan dia tak menyangka hidup percintaannya terlalu kejam, selalu
Ditinggal, dulu damar! Sekarang Bagas! Besok siapa lagi?

Apakah tuhan membencinya?
Kenapa nasibnya tragis sekali?

Jamila hanya mencengkram selimut yang menutupi tubuh dan wajahnya,
Sekedar untuk mengalihkan rasa sakit,
Rasanya dia ingin teriak sekencang-kencangnya bertanya kepada tuhan tentang nasibnya?

Jika Bagas sudah tak direstui lalu siapa pria yang akan dinikahinya nanti?

Jamila pasrah, dia tau semacam apa perangai Datuk tuo dan ayahnya,
Bagas tak akan lagi di restui, dan dia sadar itu,

Seandainya dulu dia tak menerima bagas, seandainya dulu dia tak membawa perasaan terhadap Bagas,
Seandainya........

Hahhh.....
... Banyak sekali seandainya,
Dia menyesal benar-benar menyesal, dua kali dia gagal, lalu yang ketiga kalinya ini apakah dia gagal juga?

Atau dia memang tak ditakdirkan untuk menikah dihidup ini? Atau Tuhan punya rencana lain?

Entahlah yang pasti apapun pilihan datuknya dan ayahnya dia akan terima lapang dada,

Sari Siti Fatma dan bibik Jamila sedari tadi memenangkannya, tetapi dia tak menjawab,

"Sudahlah nak Bagas memang tak cocok untukmu!" Fatma mengelus kepala Jamila

Jamila makin sesegukan, dia tak juga menjawab,

"Sudahlah Jamila jangan kau tangisi lagi Bagas, dia akan menikah dan tinggal di kota,
Datuk akan mencari calonnya sesegera mungkin,"
Datuk tuo berbicara tegas,

Jeda tiga detik

"Tak usah kau menangis lagi, besok adalah pernikahanmu, kau harus tampil dengan baik, apa kata orang melihat mempelai wanita matanya bengkak,
Tak usah dipikirkan, masalah menikah tetaplah terjadi! Datuk akan mencari pria yang baik, lebih baik dari Bagas!,"

Jamila masih tak menjawab tetapi dia sudah berhenti menangis,
Takut dimarahi datuknya,

"Jika kau sakit bagaimana dengan pernikahan ini, aku tak ingin pernikahan ini batal, undangan sudah tersebar dan sanak saudara sudah datang, apa kata orang nanti"

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang