27. kontrol diri damar

86.3K 3.9K 89
                                    


Jamila memijit kakinya pelan dia mendesis karna kecapekan menerima tamu di pelaminan,

Damar yang duduk di sebelahnya hanya menatap wanita itu sekilas,
Tak ada sedikitpun rasa kasihan pada Jamila yang sesekali memegangi kakinya karna terlalu lama berdiri,

Fatma yang baru keluar dari kamar membawa sepasang sandal datar yang Jamila hendaki,

Jamila melepas hak tinggi di kakinya dia tak sanggup lagi, matanya berkaca-kaca karna sakit di kakinya, kepalanya pening karna hiasan yang terlalu berat di kepalanya,

Sementara itu damar baik-baik saja bahkan dia tak melirik atau sekedar bertanya padanya, Jamila agak kesal dan marah pada damar,

Tetapi dia menahannya dengan senyuman, walaupun nampak tak tulus dia masih melakukannya,
Orang-orang pasti tau bahwa pernikahan ini tak wajar, jadi untuk menghindari gosip Jamila mempertahankan senyumnya yang indah, sebenarnya ingin sekali dia marah pada damar yang tidak punya perasaan,

Satu persatu tamu undangan datang,
Dan naik ke pelaminan untuk memberi selamat padanya,
Terkadang ada beberapa pemuda teman dekat damar yang masih menggodanya,

"Kalau kau jadi janda bilang padaku, aku akan menikahimu" teman damar berkata bergurau
Tetapi Jamila tak menghiraukan dia hanya tertawa canggung tampak agak di buat-buat,

Jamila melirik sekilas pada damar, pria itu bahkan nampak biasa-biasa saja,
Seolah-olah tak terjadi apa-apa,

Jamila hanya menjawab singkat
"Iya"

"Benar ya mil, kalau kau bercerai menikah denganku"
Lelaki tinggi hitam masih saja bercanda,
Jamila agak kesal dia ingin menjawab tetapi di potong oleh damar yang menjawab duluan,

"Turun!" Damar menatap pemuda itu datar

Pemuda itu hanya terkekeh geli
Dia menunjuk damar dengan senyum ambigu setelah itu dia berbicara tenang,
"Kau cemburu damar"

Damar hanya memalingkan wajahnya tak menjawab dia menunjuk tangga sisi kiri dengan mulutnya,
Ada sanak saudara Jamila yang ingin bersalaman tetapi terhalang oleh teman-teman damar yang masih berada di atas pelaminan, menggoda dirinya dan damar,

Mereka melihat ke anak tangga yang ditunjuk damar
"Oh oke oke"
Jawabnya

Sebelum mereka turun Eko salah satu teman damar berjalan mendekat dia berbisik sambil sesekali melihat ke arahnya,

Jamila yang melihat itu hanya memalingkan wajahnya,
Tetapi karna jarak dirinya dan damar agak dekat dia masih dengar perkataan Eko,

"Mar.. nanti malam ehemm-ehem sama Jamila jangan lupa, masih perawan itu mar, sayang kalau dilewatkan"
Eko menepuk pundak damar yang menatapnya datar,

Setelah itu dia melanjutkan lagi sambil melirik ke arah Jamila,
"Ingat" katanya terkekeh geli,

Jamila hanya diam saja walaupun dia mendengarnya dia tak ambil pusing dengan candaan Eko,

"Turun" titah damar lagi
Eko tertawa geli melihat kemarahan damar sebelum dia turun dia melirik Jamila dan mengedipkan matanya,
Jamila dengan cepat membuang muka,

Pemuda itu dan teman-temannya dengan cepat turun setelah di beritahu oleh damar,

Bibik dan paman Jamila secara bergantian datang, mereka mengucapkan selamat dan menggoda dirinya dan damar,
Damar hanya menjawab seadanya saat beberapa pertanyaan ditujukan untuknya, sedangkan Jamila hanya tersenyum kecil,

Satu persatu tamu datang dan pulang setelah mengucapkan selamat,
Terkadang ada juga yang diam-diam bergosip berbisik sesekali menunjuk kearahnya dan damar,

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang