2. bagurau

107K 4.9K 100
                                    

Jamila merebus air untuk betangas halizah
Memang kalau di desa rumpun bambu betangas memang sudah menjadi peran penting bagi wanita yang ingin menikah,

Kalau di kota Jambi betangas adalah air yang direbus dengan daun Nilam, serai wangi dan daun jeruk, wanita yang ingin menikah dimasukkan ke dalam gulungan tikar dan di tutup rapat-rapat, mengaduk air tersebut sampai mengeluarkan keringat di tubuh sampai air menjadi dingin,
Baru boleh keluar dari gulungan tikar, konon katanya betangas mampu memperwangi tubuh sang pengantin saat malam bersatunya dengan suami,

Mila hanya menekan dadanya saat melihat kakaknya di lulur dengan bedak dingin dan dimasukkan ke dalam gulungan tikar,

Setelah kejadian di sungai Jamila selalu merasa bersalah terhadap halizah kakaknya karna mencintai tunangan halizah, dia takut bertemu halizah malu itu pasti ada, bayangkan kalau sampai kakaknya tau bahwa dia adiknya sendiri mencintai calon suaminya, pasti hubungan mereka tidak akan pernah baik dan akur lagi,

Jamila hanya bisa bersikap tidak terjadi apa-apa, tetapi hatinya tidak bisa tidak gelisah, dia takut saat melihat damar dia tidak bisa mengontrol diri dan ketahuan,
Tidak! Dia harus menyembunyikan semuanya untuk dirinya sendiri, hanya dia dan Tuhanlah yang tau perasaannya, ya dia tidak boleh lemah, dia tidak boleh terlalu terbawa perasaan, dia harus melupakan, harus!

"Dek kakak udah selesai mana handuknya?"
Jamila tersadar dan mengontrol dirinya dia mengambil handuk  yang tersampir di pintu kamar halizah dan membuka kain penutup gulungan tikar,

"Ini kak, hati-hati keluarnya,"
Jawab Mila, dia mengangkat tikar dan meletakkan ke samping lemari pakaian, halizah keluar dari tikar itu dengan penuh keringat,

"Ini sudah boleh mandi tidak" tanya lizah sambil mengipasi dirinya,

Jamila membereskan Periuk dan meletakkan di sudut kamar lizah,
"Bibik bilang kakak belum boleh mandi, tunggu sampai mendingin dulu baru mandi," jawab Mila,

Halizah hanya menganggukkan kepalanya, dan duduk di tepi kasur yang sudah di hias oleh gadis-gadis desa malam kemarin,
Mila mendekat dan duduk di samping halizah mengipasi kakaknya itu,

"Dingin" tanya Mila lembut
Halizah manggut-manggut

"enn lebih kuat,"
titahnya,
Jamila hanya tertawa dan mengipasi halizah dengan kuat,

"Hah ademmm.." halizah menutuo matanya menikmati kupasan adiknya
Suasana hening Jamila masih mengipas  kakaknya yang duduk di sebelahnya

"Kau kapan menikah?" halizah menatap adiknya, mila terkejut dan menggelengkan kepalanya dia menatap hantaran damar di kasur halizah,
"Tidak tau, aku belum siap! Kau kenapa cepat sekali menikah?"

"Karna aku tidak ingin damar di ambil orang, kau tau sendiri damar itu banyak sekali yang suka padanya, jika tidak diikat dengan pernikahan, aku takut damar di ambil oleh orang lain, maklum wanita sekarang tidak memandang suami atau tunangan orang mereka masih saja suka, padahal tau kalau damar sudah jadi milikku," ungkap halizah menggebu-gebu

Pernyataan itu seperti tamparan di wajah Mila, dia tau betul ungkapan itu.
Walaupun kakaknya tidak tau bahwa dia menyukai tunangannya, tetapi sebagai wanita dan adiknya dia merasa malu, pernyataan itu seakan-akan ditujukan untuknya,Jamila hanya bisa menekan dadanya yang gugup dia menormalkan wajahnya dan tersenyum lembut,
Mengambil tangan halizah dan menggenggam tangan itu erat,

"Semoga tidak ada orang ketiga di pernikahan kalian, aku hanya bisa berdoa bahwa kalian dapat selalu bersama sampai maut memisahkan"

Mila berucap tulus dia tersenyum, sulit rasanya mengeluarkan kata-kata itu dan mendoakan mereka,
Tetapi dia bisa apa? Apa yang harus dia lakukan? Walaupun dia berusaha juga damar sudah menjadi suami halizah tadi malam,
Mereka sudah menikah dan hanya menunggu resepsi dua hari lagi,
Jamila hanya bisa berusaha untuk melupakan, dia yakin bahwa rasa sekarang yang dia miliki tidak benar-benar ada,

"Hmmmm, kuharap juga begitu, aku juga berharap bahwa kau mendapatkan jodoh yang baik dan dapat selalu bersama sampai maut memisahkan" doa halizah,

"Yee itu mah kata-kata aku tadi, ish niru-niru"
Mila mengerutkan bibirnya, halizah tertawa melihat Jamila dia menggelitik pinggang ramping Mila sampai Mila tertawa terbahak-bahak dan jatuh ke tempat tidur,

"Hahahahah kak udah, hahahahah kak" Mila berusaha melepaskan tangan halizah di pinggangnya,

"Bilang seperti ini, kak ampun kak mohon, baru kakak lepasin"
titah lizah sambil tertawa,

Jamila hanya bisa menurut
"Hahahahahah ka~kak ampun kak, ku mohon"
lirih mila
Halizah terus menggelitiki pinggang Jamila tidak membiarkan dia mengelak
Jamila hanya tertawa keras sampai mengeluarkan air mata,

Mereka berdua bercanda gurau bersama,
Jamila hanya tertawa dan tertawa dia harus melupakan damar harus, melihat kakaknya yang selalu baik padanya, dia tidak akan pernah menghancurkan itu semua hanya karna perasaan hatinya yang tidak bisa melupakan damar, ya! Dia harus berusaha demi kakaknya, dan itu wajib!

***************

Tinggalkan jejak setelah membaca
"......"

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang