33. mandi sungai

86.1K 4K 115
                                    


Vote dulu sebelum membaca ⭐

Damar berdiri depan pagar rumah,
Menunggu Jamila untuk mandi,
Dia memegang ember sabun, dan handuk terdampar di pundaknya,

Cahaya matahari sore menerangi tubuh itu yang tegak lurus menghadap ke depan,

Jamila membawa keranjang baju di pinggangnya,
Handuk sudah di bawa oleh damar,
Dia berjalan mendekati damar,

Damar melirik keranjang yang penuh dengan pakaiannya dan pakaian Jamila,

"Kau ingin mencuci? Hari sudah sore"
Damar bertanya dan berkata

"I ya mas, tidak akan lama...
Lagipula sungai sepi jika sore begini"

"Ya sudah" jawabnya acuh tak acuh
damar berbalik melangkah dengan kaki yang besar,
Meninggalkan Jamila yang terseok-seok di belakangnya,

Jamila berusaha keras untuk sejajar dengan damar tetapi tak sanggup menyamai langkah lebar damar, dia memelankan kakinya,
Menunduk dan menatap kaki-kaki yang pendek miliknya,

Matanya memancarkan kesedihan,
Damar sudah jauh di depan tak menghiraukannya yang tertinggal dia terengah-engah mengatur nafas di belakang,
Jamila tersenyum kecut, mulai membandingkan dirinya dan halizah,

Dulu damar selalu memegang tangan halizah jika berjalan,
Setiap perjalanan mereka ada saja gurauan yang damar lontarkan,
Jamila menatap tangannya setelah itu mengepal tangan itu erat,

Dia bukan halizah dia jamila,
Di hati damar dia tidak ada sama sekali,
Dia hanya bisa berusaha menjadi yang terbaik hanya untuk damar, tetapi damar tak melihat itu,

Jamila masih termenung dengan pikirannya sendiri,
Sampai tak sadar bahwa dia sudah melampaui damar yang berdiri menunggunya,

Damar mengerutkan kening mengejar Jamila
Dia mengambil keranjang yang ada ditangan istrinya, setelah itu memberikan handuk yang dia bawa kepada jamila,

Jamila tersentak berdiri diam saat lelaki itu menyampirkan handuk dan menatapnya penasaran,

"Apa yang kau pikirkan?"

Jamila tergagap menundukkan kepalanya
Dia tak menjawab

"Mila"
Suara tegas damar bergema di jalan itu,
Matahari semakin lama semakin tenggelam tetapi masih menyinari lewat celah daun di pepohonan,

"Mas hari semakin sore, sebentar lagi masuk waktu maghrib, kalau kita tidak cepat kita bakalan pulang malam"
Jamila mengalihkan topik pembicaraan,

"Dirumah nanti jelaskan!"
Damar menekankan kata di akhir kalimat
Dia mengambil tangan istrinya dan menuntun Jamila dengan itu,

Jamila terpaku saat di seret oleh damar,
Damar tak memelankan langkahnya,
Membuat Jamila beberapa kali akan terjatuh dia  menggigit bibirnya saat kaki bergesakan dengan ranting tajam,

Jamila mengangkat rok sempit batik yang dia kenakan sedikit, dia meringis dan menahan air mata,

"Mas"
Suara serak dan lirih panggilan Jamila
Menyadarkan damar yang kesal,
Dia kesal saat Jamila tidak memberitahu tentang apa yang dipikirkannya,

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang