Jamila terbangun karena suara kukukan ayam, dia mengucek mata dan turun menyingkap kelambu berwarna abu-abu
Kersak kersek di kamar sebelah juga terdengar, Jamila melihat wajahnya yang sembab ke cermin,
Dia menyentuh rambutnya dan menggulung ke atas,
Jamila mengambil handuk dan keluar dari kamar," Jamila ambilkan bibi kentang di atas meja yang sudah di kupas,"
teriak bik karti
karna kemarin halizah pengantin sanak saudara dari pihak ayah dan ibu menginap di rumah,
Asap dari dapur mengepul di udara, Mila berjalan mengambil kentang dan menyerahkan ke bibik karti,"Eh Jamila!"
Bik karti terkejut,
"Kenapa dengan wajahmu?"Jamila menyentuh wajahnya dan menggelengkan kepalanya,
"Kenapa bik?"
Jamila mengambil tempe yang sudah di goreng dan memasukkan ke mulutnya,"Berkumur dulu,"
karti menepuk bahu Mila,
Jamila hanya tertawa "hehehe""Kau ini tidak berubah!"
Karti menggelengkan kepalanya,Jamila hanya terkekeh geli dan berdiri sambil meniup tempe di tangannya,
"Ya sudah bik, aku nak mandi dulu, Jamila berlalu dengan cepat,"
dia sengaja menggelak pertanyaan bik karti, tentang wajahnya yang sembab,"Jamila kamu belum jawab pertanyaan bibik, kenapa wajahmu?" Teriak karti,
Jamila yang sudah masuk ke kamar mandi menjawab dari dalam,
"Tidak apa-apa bik, hanya iritasi karna makan sapi kemarin," teriaknya lagi"Aneh, biasanya Jamila kalau makan sapi tidak apa-apa, ah sudahlah mungkin dia memang iritasi," karti melanjutkan memasaknya,
********
Damar terbangun di pelukannya ada halizah dia mencium kepalanya dan bangkit dari kamar, karna kukukan ayam dia terbangun,
Damar bangkit dengan hati-hati agar tidak membangunkan halizah,Damar mengambil handuk baru berwarna coklat yang tersampir di pintu kamar halizah, dia melihat halizah sebentar dan keluar dari kamar pengantin mereka,
Jamila mandi dan menggosok badannya dengan sabun dia menimba air dan membasahi kepalanya,
Jamila ingat tadi malam, percakapan damar dan halizah, tawaan dan canda mereka yang terdengar jelas di kamarnya, dia hanya meringkuk di tempat tidur dan tenggelam dalam kesedihan, semuanya tak terduga,
Dia tidak menyangka perasaan yang dia anggap tidak benar ada, ternyata itu benar-benar ada, sakit itu ada, cemburu? Pasti, bahkan dia cemburu pada suami kakaknya,Ayolah! Mereka sudah menikah, ada hak mereka sekarang, mereka suami istri, dan pasti saling mencintai satu sama lain, bisakah dia menyelinap? Apakah bisa? Tetapi apakah dia Setega itu?
Jamila terlarut dalam pikirannya,
Damar berdehem dan berkata entah pada siapa,
"Apakah ada orang?"
Damar melangkah maju dan mengucapkan kata itu berulang-ulang,
"Ada orang tidak?" Tidak ada sahutan di dalam,Damar masuk kamar mandi Jamila yang larut duduk berkemban gantung di lantai dingin sambil menggosok tubuhnya tidak sadar bahwa damar masuk ke dalam kamar mandi,
Jamila mendongak matanya melebar terkejut dan bersitatap dengan mata damar yang melihat tubuhnya,
Jamila yang terkejutpun berteriak,
"Kenap~hmmmm" tangan besar dan hangat menutup mulutnya,"Diamlah," damar berkata cemas,
Jamila melepaskan tangan damar di mulutnya, dia menutupi pahanya yang mulus,"Kenapa kau disini?" Mila bergetar, jantungnya berdegup kencang, wajah seperti susu itu memerah,
Damar mengalihkan pandangannya,
"Aku masuk karna tidak ada sahutan di dalam kamar mandi, kau kenapa tidak menyahut,"
damar mendengus,Mila tergagap,
"Kau~k~kapan memanggil aku tidak mendengarnya,"
Mila memerah baru tadi dia memikirkan damar sekarang bahkan damar di depannya dengan situasi dia sekarang,
Mila berdegup kencang saat suara kaki terdengar,Damar yang juga mendengar langkah kaki cemas, dia mendekat ke Mila dan menutup mulutnya,
"Jangan berisik atau aku akan bercerai dengan kakakmu dan harus menikahimu,"
Damar memperingatiMila mengangguk patuh, dia merasa Dejavu dengan kejadian ini,
Dua Minggu yang lalu dia juga seperti ini,
Posisinya persis seperti ini,
Mila merasakan jantungnya berdegup kencang, wajahnya memerah tanpa bisa di tahan,Suara bik Santi adik ayahnya terdengar di luar,
"Mila sudahkah kamu mandi?"
Tanya bik Santi di luar, Jamila menetralkan jantungnya yang berdetak kencang dia gugup dan menetralkan suaranya,"Sebentar lagi bik, Mila lagi bersabun," jawab Mila, suaranya normal dan tidak akan ada yang curiga
Damar melihat wanita yang sangat dekat dengannya, bau harum dari sabun yang belum di bilas tercium,
Bulu mata Mila berkedip seperti kipas,
Bulu mata yang lebat itu melengkapi matanya yang indah dan jernih,
Damar menggelengkan kepalanya dan mengelus dadanya,"Oh cepatlah mandi, bibik mau pulang ke rumah dulu, kamu nanti setelah mandi datang ke rumah paman Edi, ambil telur ayam dan rebus, berikan ke kakak iparmu,"
Teriak bik Santi lagi,Jamila menyentuh kain di dadanya yang akan melorot,
"Ya nanti Mila rebus,"
jawab Mila lagi,"Ya sudah bibik pulang dulu, ingat yang bibik katakan tadi Mila, peringat bik Santi,
"Iya bik, bibik pulanglah dulu nanti Mila kerjakan, ingat Mila
Langkah kaki terdengar di luar Mila menghela nafasnya,
"Tutup matamu! Aku ingin memperbaiki kain ku,"
ujar Mila suaranya lirih tapi masih terdengar oleh damar,Damar yang masih menyentuh pinggang Mila menarik tangannya dan berbalik,
"Sudah" tanya damar,
Mila yang masih memperbaiki kainnya mengambil handuk dan menutupi bahunya yang putih,"Sudah! Kau keluarlah dulu aku masih mau mandi," ujar Mila lirih dia cemas,
Damar menurut dan keluar dari kamar mandi dengan entengnya,"Cepatlah aku juga ingin mandi, aku menunggu di luar" jawab damar
Mila berdegup kencang dia memerah malu,
Mereka seperti suami istri saja,
Mila tersenyum lebar, dia mandi dengan cepat,Damar duduk di kayu api yang tersusun di belakang dapur menunggu Mila yang sedang mandi,
Dia merasa seperti menunggu istrinya yang takut di intip lelaki lain,
Damar mengusir pikiran itu di kepalanya,Mila keluar dari kamar mandi sudah berpakaian lengkap rambutnya dililitkan handuk, dan tanganya memegang kain basah,
"Mandilah masih ada air hangat di dalam Periuk dekat ember sabun,"
Ujar Mila dia merapikan handuk di kepalanya dan melewati damar menuju jemuran di belakang pria itu, Mila memeras kain basah dan mengibaskannya ke udara, damar membalikkan badannya dan menatap Mila yang menjemur kain tersebut,
"Beri aku kain itu," pinta damar,
Mila mengerutkan keningnya,"Untuk apa? Bukankah kak damar akan mandi? Untuk apa kain ini,"
Tangan Mila menggantung di udara,"Untuk mandi! Lalu untuk apa lagi?"
Damar berjalan mendekati Mila yang benggong dia mengangkat kepalanya dan menyentuh dagu mila dan menaikkannya ke atas,"Mulutmu di tutup, nanti masuk nyamuk" damar mengambil kain dari tangan Mila, dan berlalu masuk ke kamar mandi,
Mila terdiam terpaku, udara yang tadinya dingin memanas seiring Dengan debaran jantungnya yang berdetak tak berhenti,
Vote vote vote vote 😍
Halizah cuman jadi karakter pendukung aja maafkan aku🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun ranjang (END)
Teen FictionUpdate tiap minggu Aku mencintai tunangan kakakku, cinta itu tumbuh sendirinya, saat tunangan kakakku menyelamatkanku! Tapi takdir berkata lain, benar kata orang sebagai manapun kita berencana, sebagai manapun kita ingin, jika tuhan tidak menghenda...