Tinggalkan jejak sebelum membaca!!!__________________________
Bagas memandang wanita di depannya sekarang,
Wanita itu duduk sambil menyodorkan teh hangat dan beberapa cemilan yang dia ambil dari dapur,,Lampu petromax menerangi ruang tamu tempat Jamila dan Bagas duduk berhadapan,
Jamila berdehem beberapa kali,
Tak tau harus berkata apa..Bagas hanya memperhatikan Jamila yang duduk gelisah di tempatnya,
"Kenapa?.."
Bagas bertanya lembutJamila gelagapan tak tau harus menjawab apa
"En~... Tti~tidak.." jawabnya
Dia gugup sekaligus heran bagas datang kerumahnya saat ini,
Memang pernikahan mereka akan dilangsungkan sebentar lagi, dan juga mereka sudah tunangan jadi tak salah jika Bagas datang untuk berkunjung,Tetapi entah mengapa Jamila gelisah dan kurang nyaman dengan kedatangan Bagas malam ini,
Jamila mengambil tehnya sendiri dan menyesap teh tersebut untuk menghilangkan gugup,
"Sebentar lagi kita akan menikahkan?.." suara Bagas terdengar memecah keheningan yang ada,
"UMM.. iya.." Jamila menjawab seadanya, memang benar mereka akan menikah sebentar lagi,
"Kamu siap..?" Tanyanya ambigu
Jamila menatap pemuda di depannya ini siap apa? Salah tidak kalau Jamila tidak mengerti perkataanya,"Siap apa?.."
Jamila bertanya balik,Bagas menyenderkan kepalanya di kursi yang dia duduki
Mata hitam pemuda itu menyoroti Jamila yang juga menatapnya,Jamila gelagapan saat Bagas melihatnya seperti itu dia mengalihkan pandangannya dan melihat ke karpet lantai,
"Kenapa Bagas lihat segitunya? Ada yang salah ya sama muka aku?"
Jamila bergumam dalam hatiTak bisa dipungkiri bahwa jantungnya berdegup kencang,
Siapa saja pasti salah tingkah jika di tatap sedemikian rupa oleh lelaki seperti itu,Jamila mencuri-curi pandangan ke arah Bagas yang masih menatapnya,
Mata mereka bersitatap sampai Jamila menundukkan kepalanya,"Kenapa ada yang salah ya? Sama muka aku?.."
Jamila bertanya dia memberanikan diri untuk melihat bagas yang tidak mengalihkan perhatiannya padanya,"Tidak.." jeda tiga detik " kamu cantik"
Jawabnya entengBlusssss
Jamila memerah dia makin menundukkan kepalanya kenapa Bagas berbicara seperti itu? Apakah Bagas menggodanya? Tapi sejak kapan Bagas pandai menggoda?
"Jamila" Bagas memanggil lembut dia mengambil sesuatu di kantongnya
"Ehh emm iya gas kenapa?" Jawab Jamila lembut pipinya masih memerah salah tingkah,
"Kemarilah"
Bagas menepuk kursi di sebelahnya mengisyaratkan Jamila agar mendekat,Jamila terlihat ragu dia melirik kiri kanan dan berdiri berjalan menuju Bagas setelah itu duduk di samping Bagas,
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun ranjang (END)
Teen FictionUpdate tiap minggu Aku mencintai tunangan kakakku, cinta itu tumbuh sendirinya, saat tunangan kakakku menyelamatkanku! Tapi takdir berkata lain, benar kata orang sebagai manapun kita berencana, sebagai manapun kita ingin, jika tuhan tidak menghenda...