41. terungkap

86.8K 4.3K 382
                                    


Jamila mengikuti damar dia memasuki kamar suaminya,
Sudah tiga kali dia berada disini, Jamila menatap sekeliling kamar dan duduk di ranjang tidur suaminya,

Damar mengobrak abrik isi lemarinya tetapi tak menemukan surat itu, dia sangat tau bahwa surat itu dia masukkan ke dalam lemari pakaiannya dan berbungkus kain biru di dalam kotak, damar sangat menjaga surat itu dengan baik, karna biasanya setiap malam dia selalu mencium surat itu, tetapi dimana kotak itu berada, damar mencari kotak yang satunya, ada dua kotak yang ada di lemarinya, satu untuk surat Jamila dan yang satunya barang-barang yang dia belikan untuk Jamila, tetapi tak pernah dia berikan karna sudah ditolak duluan,

Jamila mengernyitkan keningnya saat melihat damar mengacak-acak kamarnya frustasi,
Dia berdiri dan berjalan mendekati suaminya,

" Mas Sudah ketemu suratnya?"
Jamila mengambil baju berserakan suaminya dan melipat baju tersebut,

Damar membalikkan badannya dia benar-benar frustasi saat tau bahwa surat yang akan menunjukkan kebenaran selama ini raib, bukan cuma itu barang-barang yang ingin dia berikan untuk Jamila juga lenyap tak tersisa, bahkan surat halizah pun tidak pernah dia perlakukan seperti itu, surat itu benar-benar penting untuknya damar membeli barang-barang itu jauh sebelum berkenalan dengan halizah, tetapi kemana semuanya, hilang tanpa jejak,

Damar memegang bahu istrinya dan bertanya dengan wajah serius
"Mila katakan pada mas jangan berbohong,
Kau memang tidak pernah mengirimi mas surat katakan,"

Jamila sedikit takut dengan wajah frustasi dan serius damar dia hanya menganggukkan kepalanya ragu-ragu,

"Coba ingat lagi"
Damar berusaha membuat Jamila mengaku
Tetapi wanita itu hanya menggelengkan kepalanya

"Mas Mila memang tidak pernah mengirimi mas damar surat, Mila tidak pernah mendapatkan surat dari mas damar, jadi bagaimana Mila harus membalas surat-surat yang mas kirimkan"

"Apakah bedul pernah memberi surat kepadamu? Surat yang mas kirim?"
Damar bertanya lagi

Jamila terdiam nampak sedang berpikir dia tiba-tiba menggelengkan kepalanya
"Rasanya bang bedol tidak pernah kasih Mila surat atas nama mas damar, yang ada bagas, Samsul, teguh, dan masih banyak lagi, tapi dari mas damar tidak pernah sampai ke Mila"

Damar memandang istrinya setelah itu mengambil tangan Jamila dan mengecupnya berulang kali,

"Ya sudah kalau begitu, besok mas tanya ke bedol kemana surat-surat yang mas kirimkan kepadamu"

Damar hanya perlu menanyakan langsung pada bedol apa benar surat-suratnya tidak pernah dia sampaikan ke Jamila, tetapi kenapa pembantu ayah mertuanya itu, melakukan hal yang seperti itu, atau ada orang yang mengambil surat-suratnya,
Damar merasa tak tenang sebelum masalah ini diungkapkan,  jadi Selama ini dia berusaha melupakan Jamila hanya karna surat itu, dia benar-benar di bodohi surat itu,

Jika saja dia tau dia tidak akan terlalu terpuruk dengan penolakan Jamila,
Selama ini dia sangat membenci dirinya sendiri karna terlalu mencintai wanita itu, benci saat melihat wanita itu, tetapi jauh di lubuk hatinya rasa cintanya terhadap Jamila sangatlah dalam, bahkan saat menikahi halizah pun dia masih sering memikirkan Jamila, hanya dia dan tuhanlah yang tau,
Dan alasan menikahi halizah karna sakit hati yang di sebabkan oleh surat yang dikirim Jamila, ada juga hal lain karna dia hanya ingin melihat jamila, ingin dekat dengannya walau hanya sekedar menjadi kakak ipar,

Saat dia tau bahwa Jamila menikahi Bagas hatinya hancur, walau berusaha dia tutupi,
Dan pada saat malam dia disuruh menikahi Jamila, jauh di dalam hatinya dia merasa senang akhirnya wanita yang dia dambakan menjadi miliknya juga, mungkin rasa yang dia berikan ke halizah, hanya rasa bersalah karna selau memikirkan Jamila,

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang