11 Nostalgia

49.2K 2.5K 61
                                    

Tinggalkan jejak
sebelum membaca!

2 tahun yang lalu......

( Byurr... Seerrrrr) bunyi air yang berjatuhan di papan bergema di dalam hutan yang sunyi
Bunyi tenggorek yang bernyanyi di atas pohon membuat suasana yang ramai menjadi lebih ramai,

Jamila duduk di atas batu besar tempat orang kampung biasanya mencuci di sebelahnya ada sari dan beberapa teman Jamila lainnya,

Sesekali suara cekikikan dan tertawaan terdengar dari teman-teman Jamila yang sedang mencuci,

Setiap hari sungai yang agak masuk ke hutan ini ramai dikunjungi bagi warga-warga desa rumpun bambu, airnya tenang dan jernih, dikelilingi oleh bambu dan batang-batang pohon yang tidak tau berapa usianya, dilihat dari ukuran mereka yang besar sudah pasti pohon pohon ini sudah lama sekali berdiri dan hidup disini

Walaupun begitu suasana di sini cukup hangat walaupun matahari tertutup oleh dedaunan pohon,

Jamila mengambil ember sabun dan menumpahkan isinya di atas batu,
Rambutnya yang panjang di gulung ke atas, memperlihatkan lehernya yang putih dan jenjang,

Badannya tercetak jelas saat air mengguyur tubuhnya, dan itu benar-benar idaman laki-laki yang melihatnya,

"Eh kalian tau tidak kemarin aku lihat Abang soleh di kampung kita"
Suara juminten bergema keras menarik perhatian gadis-gadis yang sedang mencuci,

Bukan tak biasa lagi di desa ini saat para gadis mencuci sambil menggosip itu sudah jadi turunan tradisi, apalagi yang digosipin lelaki,
Jamila hanya fokus menggosok tubuhnya tetapi dia masih mendengar perbincangan mereka,

"Abang soleh anaknya Wak selamat ya?" Tanya sari yang sedang duduk sambil menggosok rambutnya yang berbusa penuh,

"Ishhhh bukann!!! Itu mah anak kampung kita!" Intan ikut menimpali,

"Itu Soleh anaknya nyai selaha, ku dengar dia datang ngelamar anaknya Wak sabli maysarah"

juminten menghepas cuciannya di papan sampai terdengar bunyi ~pa pa pa~ setelah itu dia membilasnya dan mengambil baju lainnya,
Mulutnya tak berhenti menyebarkan gosip selaras dengan tangganya yang cekatan mencuci baju,

Jamila mengerutkan keningnya,
Heran kenapa Soleh ngelamar maysarah, bukannya Soleh sudah punya istri dan anak!

"Lah bukannya Soleh sudah punya istri ya?" Jamila bertanya dan menatap juminten yang sedang mencuci,

"Nah karena itu cerita ini aku kasih tau ke kalian, tapi ingat ya kalian jangan bilang aku yang nyebarinya"
juminten berbisik dan menatap gadis-gadis yang sedang mencuci di sungai, serentak suara yang tadinya ramai berubah senyap, hanya suara tenggorek dan nyanyian burung yang terdengar,

Gadis-gadis lainnya menggangukkan kepala mereka menjamin bahwa mereka akan tutup mulut dan tidak akan ember,

"Saat itu ibuku datang mampir ke rumah maysarah, terus tak lama itu Soleh datang sendirian dia duduk bersimpuh sambil memohon kepada Wak sabli untuk menikahkan dia sama maysarah,"

Juminten melihat teman-temannya yang diam fokus mendengarkan ceritanya,

"Nah terus!!" Layla berucap kuat menyentak lamunan mereka yang lama menunggu juminten berhenti berbicara,

Juminten mendengus kesal dia menatap gadis gadis yang diam dan menarik napasnya untuk bercerita lagi,

"Ternyata Sarah hamil anaknya si Soleh, usut punya usut Sarah sama Soleh itu pacaran sebelum menikah sama ayu istrinya Soleh sekarang,
Dan yah setelah itu ibuku pulang karna tak ingin tau lebih banyak, karna menurut ibuku itu aib, ibuku berpesan tidak boleh menceritakan ini ke orang-orang tetapi berhubung kita semua adalah teman-teman penggosip dan kalian sering menceritakan gosip-gosip lainnya kepadaku, mangkanya aku memberi tahu kalian tentang ini!"

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang