"kenapa kau disini?"
Damar menatap wajah Jamila yang di bawah dagunya,Tangannya masih mengapit gadis itu,
Jamila balik menatap damar,"Kak damar yang peluk Mila"
Jamila menunjuk ke tangan damar yang memeluk dadanya,Damar hanya menatap sekilas dan mengambil tangannya,
Dia berkata acuh tak acuh
"Aku tidak memelukmu, kau yang melemparkan diri"Jamila ternganga,
Jelas-jelas damar yang memeluknya, kenapa dia yang di tuduh melempar diri,"Mila tidak melemparkan diri, kak damar yang masuk ke selimut mila"
Jamila membantah dengan tegas,
Tak terima dengan tuduhan damar,Damar melihat Jamila datar,
"Yang suami di sini siapa?"
Damar bertanya arogan,Jamila berpikir linglung lalu dia menjawab ragu,
"Kak damar!""Jika suami bilang A kau tidak boleh bilang B! Paham"
Jamila menatap mata damar yang menatapnya juga,
"Jadi? Apa hubungannya kak?"
Jamila benar-benar ragu,
Dia tak mengerti maksud damar"Kau bodoh Jamila"
Damar beringsut duduk tetapi Jamila memegang lengannya kuat,
Penasaran dengan perkataan damar barusan,"Kak maksud A dan B tadi apa?"
Jamila masih bertanya tangannya memegang lengan Damar kuat,
Dia ikut duduk disamping pria itu,Damar mengambil lengannya yang di pegang Jamila
Setelah itu mendekati wanita itu
Dia mengambil dagunya dan menatap matanya,"Jika suami bilang kau melemparkan diri, berarti kau yang melemparkan diri, selimut istri selimut suami paham Mila?"
Damar menekan kata Mila diakhir kalimat,
Setelah itu dia bangkit mengambil handuk meninggalkan ruangan itu,Sedangkan Jamila dia sedikit linglung belum sadar apa yang terjadi,
Dia berpikir lagi dan tau maksud damar,
Jamila memukul bantal yang digunakan damar, untuk melampiaskan emosinya,Bagaimana bisa damar berkata bahwa dia yang melemparkan diri,
Jelas-jelas damar yang datang mendekat padanya, dasar tidak tau malu!Damar diujung kiri ranjang dan dia di ujung kanan ranjang, dan damar datang ke ujung ranjangnya, Jamila jelas sekali dengan itu,
Jamila menghela nafas panjang dia menekan perasaan kesalnya,
Niat hati ingin balas dendam malah seperti ini jadinya,Jamila berdiri tegak berjalan pelan ke meja rias, dia bercermin melihat wajahnya yang lesu karna baru bangun tidur,
Hari masih gelap,
Jamila membuka laci meja mengambil salah satu dari banyaknya kotak perhiasan dan membuka perlahan,Kalung emas yang baru dia beli Minggu lalu masih bertengger manis di dalam sana,
Dia mengambilnya dan meletakkan kotak itu di atas meja,
Membuka pengait kalung dan memasangnya ke leher,Jamila melihat lehernya,
Ada bercak merah di lehernya yang putih,
Dia meletakkan kalung itu diatas meja,
Dan dengan panik memeriksa tanda itu,
Ada tiga di antaranya,Satu tulang selangka dan dua dilehernya,
Jamila cemas, selama ini di kamarnya tidak ada serangga, dia jelas dengan itu,
Jamila melirik bajunya dan mendapati dua tombol tak terkancing,
Kapan dia membukanya?
Jamila masih memeriksa lehernya dia menggosok minyak kayu putih di sekitar lehernya,Tak sadar bahwa damar sudah di dalam kamar memperhatikan tindakannya,
Damar berdehem pelan,
Jamila melirik damar sekilas, dan masih memijat lehernya berharap tanda itu hilang,
Jamila agak heran dia khawatir,
Kenapa tidak gatal? Ataupun bengkak? Hanya warna merah keunguan tidak gatal maupun bengkak! Apa ini benar-benar digigit serangga?

KAMU SEDANG MEMBACA
Turun ranjang (END)
Teen FictionUpdate tiap minggu Aku mencintai tunangan kakakku, cinta itu tumbuh sendirinya, saat tunangan kakakku menyelamatkanku! Tapi takdir berkata lain, benar kata orang sebagai manapun kita berencana, sebagai manapun kita ingin, jika tuhan tidak menghenda...