42. kebenaran yang ada

93.6K 4.7K 286
                                    


Pintu terbuka cepat dan damar memasuki rumah tersebut dia langsung menyerbu masuk ke kamarnya dan halizah,
Kamar tersebut masih rapi, walau hanya sedikit berdebu karna tak pernah dibersihkan,

Damar membuka lemari pakaian dan mengobrak abrik isi lemari tersebut tetapi tak menemukan apa-apa,
Semuanya kosong melompong, damar mencoba mencari lagi, dia mengeledah semua kamar tetapi nihil masih tak menemukan apa-apa,

Dimana sebenarnya halizah menyembunyikan surat dan barang-barang Jamila, damar sedikit frustasi saat terlintas dipikirannya bahwa barang dan surat yang dia beli mungkin sudah menjadi abu di tangan halizah,

Halizah mungkin tau bahwa surat dan barang itu sangat berharga baginya,
Damar menghela nafas panjang dan duduk di ranjang tempat dulunya dia tidur,

Dia lelah! Sangat.....
lelah hati dan pikiran, kenapa menjadi seperti ini?
Kenapa halizah tega berbuat ini kepadanya?
Kenapa halizah begitu licik?
Dan kenapa dia tak mengetahui selama ini?
Jika saja waktu dapat diputar,
Dia tidak akan menikahi halizah

Damar duduk termenung sendiri di kamar besar itu, angin semilir masuk melewati jendela membawa perasaan sejuk,
Damar menatap ke luar jendela dia menghela nafas berat,
Bertanya-tanya kenapa dia bisa tertipu?

Lelaki itu berdiri dan mencoba merapikan kamar yang dia berantakan,
Tak ada harapan lagi, mungkin petunjuk itu sudah lama hangus menjadi abu,

Damar hanya bisa pasrah,
Dia memungut baju-baju yang dulu dia tinggalkan dan merapikan seperti semula,
Matanya menajam saat melihat ada kotak yang agak besar di bawah tempat tidur,

Damar membungkuk mencoba meraih tetapi tidak sampai karna kotak itu jauh masuk kedalam, halizah menyembunyikan kotak itu sangat baik, sehingga tidak akan terlihat kecuali duduk dan membungkuk,

Damar berusaha dan masuk lebih dalam, akhirnya kotak besar itu dapat ia raih
Jantungnya berdegup kencang saat kotak itu terbuka dengan mudah,

Ada kerudung, dua pasang baju dilipat rapi di dalam kotak,
Damar mengangkat kerudung dan sepasang baju tersebut, dia sangat mengenali apa ada di tangannya,
Itu baju dan kerudung yang dia beli untuk Jamila,

Damar melihat lagi ke dalam kotak, ada beberapa kotak lagi, damar juga sangat mengetahui itu dia mengambil satu kotak dan membukanya, dia dalam sana ada jepit rambut, giwang, dan kalung emas yang dia beli untuk istrinya Jamila, damar senang bukan main, akhirnya ketemu,
Dia mengambil kotak yang satu lagi membuka dan melihat ada dua surat di dalamnya,

Damar mengerutkan keningnya perasaan hanya satu surat di dalam kotak ini tetapi kenapa ada dua,

Damar membuka surat baru yang tidak dia ketahui,
Di dalam sana tertulis kalimat-kalimat yang ingin dia ketahui selama ini, surat itu adalah surat halizah,

Banyak sekali coretan kecil di surat itu yang menceritakan tentang dia jatuh hati dengan damar sampai dia berlaku curang dan tidak menyesali perbuatannya, damar membaca dengan cermat tak ada satupun yang terlewat,

Assalamualaikum Wr.Wb

Jika Abang membaca surat ini,
Tolong jangan benci aku,
Di surat ini aku akan menjelaskan bahwa selama ini aku yang sudah menyembunyikan surat cinta abang untuk Jamila, dan surat penolakan cinta yang ada di kotak ini juga bukan Jamila yang membuatnya, itu temanku yang membuatnya, aku tau Abang tak mengenali tulisan Jamila, jadi kusuruh temanku yang menulisnya,
Aku tau perbuatan itu salah, tapi bang aku tidak menyesalinya jika aku bisa bersanding denganmu untuk apa merasa bersalah,
Jamila memang cantik, baik, sopan, rajin, dan sangat berbeda denganku,
Dan aku tau itu, tetapi aku tak terima itu, kenapa semua pemuda sangat mencintainya sedangkan aku, tak ada satupun,
Jangan salahkan aku untuk berbuat licik dan menusuk adikku sendiri, Jamila punya semuanya dia disayang Datuk tuo, sangat disayangi bahkan tetapi aku tidak, aku tidak tau kenapa, aku merasa bahwa itu tidak adil,
Jamila punya banyak surat cinta semua orang menyukainya, dan orang-orang desa sering membandingkan aku dengannya, aku sakit hati  saat tau bahwa aku sering dijadikan bandingan, Jamila ini Jamila itu, Jamila itu cantik pintar bersosialisasi, jago masak semuanyalah, dan kenapa aku tidak, kenapa aku hanya menjadi bayang-bayang Jamila, padahal kami saudara kandung?
Jujur bang Jamila sebenarnya menyukaimu dia mencintaimu, aku mengetahuinya saat memasuki kamarnya,
Saat itu kita sudah tunangan dan satu Minggu lagi menjelang pernikahan,
Aku benciiiiii sekali melihatnya
takut Jamila merebutmu, jadi aku sering menyindirnya walaupun agak kasar dia juga tidak tau bahwa Abang menyukainya,
Aku cemburu bang saat malam pertama kita Abang menyebut nama Jamila, aku cemburu sakit hati dengan barang-barang yang Abang simpan untuk Jamila, aku tau aku salah dan licik, tetapi aku tidak menyesalinya, aku tidak akan menyesalinya, selagi Abang bersamaku itu cukup,

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang