Damar menyelam bertelanjang dada di dekat Jamila mencuci dia menggosok tubuhnya dengan sabun,
Jamila hanya memperhatikan sesekali,
Dia masih mencuci beberapa pakaian setelah itu mandi,"Mas baju kotor mas yang pakai hari ini di mana?"
Tanya JamilaDamar yang akan menyelam berhenti dia berjalan keluar dari air,
Setelah itu mengambil bajunya yang tersampir di batang kopi menyerahkan baju itu untuk di cuci,Jamila mengambilnya perlahan dia hanya memakai secarik kain, yang dia lilitkan ke tubuhnya,
Damar kembali lagi ke tempatnya semula,
"Masih banyak?"
Tanya damarJamila menggelengkan kepalanya
"Hanya ini"
Dia mengacungkan baju terakhir damar,"Cepatlah hari sudah semakin sore"
"Iya mas"
Jamila menyelesaikan cucian terakhirnya dia menumpahkan sabun ke atas batu dan mengambil air dari ember tersebut,
"Menyelam saja biar cepat"
Damar menyuruhnya mendekatJamila menggelengkan kepalanya
"Tidak mas, Jamila akan cepat tidak lama"
SahutnyaJamila mulai mebasahi tubuhnya dia menyiram atas kepala, damar memperhatikan istrinya dia berdiri tak jauh dari wanita itu,
Mengamati caranya mandi,Jamila melihat tatapan damar,
Dia berbicara malu-malu
"Mas kenapa melihat Jamila seperti itu?"Damar tak menjawab dia hanya terpaku melihat tubuh istrinya,
"Mil sudah delapan hari"Mila bingung dia menatap damar dan bertanya setelah itu
"Delapan hari apa mas?""Yang kau janjikan"
Jawab damar"Janji ap..."
Jamila menundukkan kepalanya dia malu,
Damar menagih janjinya hari ini, apakah malam ini dia akan membuat kemajuan"Ingat?"
Tanya damar sekali lagiJamila hanya menganggukkan kepalanya
"Ingat mas""Jadi malam ini mil, mas ingin malam ini"
Ucap damarJamila tergagap saat dia melihat damar yang berdiri di sana dia mengambil sabun mandi guna mengalihkan pembicaraan mereka,
Jamila ingin menjawab ya, tetapi terlalu malu,Dia mulai menggosok tubuhnya setelah itu menggosok gigi tak menghiraukan damar lagi,
Damar hanya berdiri di sana menunggu Jamila selesai mandi,
Damar tidak terlalu peduli jawaban Jamila, dia tau bahwa Jamila selalu malu setiap dia menggodanya, damar hanya ingin menggodanya saja, dia senang saat melihat Jamila memerah dan tergagap seperti sekarang, ada kesenangan sendiri di hatinya,Jamila membereskan peralatan mandi, dia agak terburu-buru sampai sabun cuci yang baru dia buka jatuh di balik batu,
Jamila melirik ke arah damar,"Mas sabun cucinya jatuh"
Adu Jamila"Tinggalkan saja"
Jawab damar acuh tak acuh,"Jangan!! sabun itu baru di buka tadi, sayang kalau di tinggalkan"
Jawab Jamila"Biar mas ambil"
Damar ingin mendekat tetapi Jamila memberhentikan damar,"Mas biar Mila saja, mas tunggu saja di sana"
Damar menurut dia melihat Jamila membungkuk dan meraba-raba batu itu, sabun cuci makin jauh masuk ke dalam,
"Mas makin masuk ke dalam batu"
"Ya sudah ayo pulang!! Di rumah masih banyak sabun"
Damar bersiap-siap untuk pergi sampai teriakan nyaring Jamila memberhentikannyaJamila yang mendengar itu mengambil tangannya, tetapi dia memegang sesuatu yang licin dan aneh di telapak tangannya dia berteriak melompat dari batu dan masuk ke air menerkam damar yang berdiri tak jauh darinya, damar tak siap dengan terkenang Jamila dia agak mundur beberapa kali ke belakang,
Jamila memeluk damar erat, tangannya melingkari leher damar sedangkan kakinya melilit pinggang damar erat,
"Mas ular mas"
Panik MilaDamar memegang Jamila erat dengan tangannya
"Dimana?"
Tanya damar khawatir,"Di dekat batu, ada benda licin di tangan Mila saat Mila tarik tangan tadi"
Jamila masih memeluk damar erat dia berbicara tergagap"Mas ayo pulang"
Damar melirik istrinya yang ada di pelukannya
"Lalu... Baju bersalin, cucian dan ember sabun di tinggal?"
Tanya damar"Tinggalkan saja besok pagi ambil lagi paginya"
Jawab Jamila"Kau ingin pulang dengan hanya secarik kain ini Mila? lihat bahumu"
Nada damar dipenuhi kecemburuanDamar berjalan mendekati tempat cucian Mila dia menyuruh Mila duduk di batu,
Tetapi Jamila menolak tak ingin duduk,Damar tak berdaya dia membiarkan Jamila di pelukannya,
Setelah itu membungkuk meraba-raba tempat ular tersebut,Dia terkekeh pelan saat tau bahwa benda yang disangka istrinya ular adalah lumut air,
"Maksudmu ini mil"
Damar menunjukkan lumut di tangannya,Kepala Jamila yang ada di dada damar terangkat dia tak melepaskan pelukannya
"Apa mas?""Coba pegang ini"
Damar meletakkan lumut itu ke tangan Jamila,Jamila mengengam lumut itu di tangannya,
Dia menjawab malu,
"Iya mas itu lumut bukan ular, Mila tidak tau"Damar terkekeh pelan bahunya bergetar menahan tawa,
Jamila memerah karna malu, rasanya dia ingin menenggelamkan kepalanya ke dalam air sangking malu,
Jamila mengutuk dirinya sendiri,Dia melonggarkan pelukannya dan jatuh ke dalam air berdiri tegap tak ingin melihat wajah damar yang tertawa geli,
Dia benar-benar malu,
Jamila menutup wajahnya, saat teringat dia berteriak dan menerkam damar di dalam air,"Jangan tertawa mas"
Jamila menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangan
Ya tuhan bagaimana bisa dia mempermalukan diri sedemikian rupa di hadapan suaminya?"Mas" rengek Mila saat damar tak berhenti tertawa,
Damar menarik Mila ke pelukannya
"Ular mil" goda damar"Berhenti mengejek, Mila tidak tau"
"Tidak tau atau tidak tau.... Atau hanya ingin pelukan?"
Damar lagi-lagi menggoda istrinyaJamila mengerutkan hidungnya saat menatap damar dengan protes
Pertanyaan macam apa itu?
Dia tidak ingin dipeluk oke! Tetapi kalau damar mau dia juga tidak menolak!"Mas ayo pulang"
Jamila melepaskan tangan damar tetapi damar tak melepaskan Jamila"Mil"
Damar memanggil serakJamila tak menghiraukan masih berupaya melepaskan diri
"Sayang"
Damar membelai bahu telanjangnya
Dia tersentak dan menatap damar yang mulai mengecup bahunyaππππππ
Hati-hati Jamila
Damar udah... Udah....udah...
(Isi guys kalimat diatas author masih polos nggak tau ngomong begituan😋)Btw part 35 ada adegan ehemm-ehem
Tapi dosa tanggung masing-masing oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun ranjang (END)
Teen FictionUpdate tiap minggu Aku mencintai tunangan kakakku, cinta itu tumbuh sendirinya, saat tunangan kakakku menyelamatkanku! Tapi takdir berkata lain, benar kata orang sebagai manapun kita berencana, sebagai manapun kita ingin, jika tuhan tidak menghenda...