9. tunangan💍

61.9K 3K 31
                                    

"Jamila mana tanganmu?" Fatma ibu Jamila muncul dari balik pintu,

Jamila yang terlibat dengan percakapan teman-teman dekatnya yang datang saat acara pertunangannya pun menoleh,

Fatma masuk ditemani Siti sepupu Jamila,

"Mil..." Siti menepuk bahu Mila dia duduk di samping intan dan Layla,

Mila tersenyum hangat
"Kapan sampai? Tanya Jamila,
Siti sepupunya dia cukup dekat dengannya, cuma karna beda kampung jadinya mereka jarang bersua,

"Tadi sehabis manghrib! Mau ke sini tapi sudah banyak orang yang duduk di depan pintu.." jawab Siti,
"Sepupuku sebentar lagi akan melepas nama perawannya selamat jamila!" Tambah Siti dia tersenyum senang,

Jamila memaksakan senyumnya, dia tak semangat, tetapi demi memberi muka dan ramah terhadap tamu dia harus terus tersenyum, walaupun terpaksa,

Fatma ikut tersenyum dia duduk di samping Jamila,
"Jamila mana jarimu? Tanya Fatma,

Jamila menoleh dan menatap Fatma heran,
"Untuk apa Bu? Tanyanya,

Fatma tak menjawab dia mengambil tangan kiri Jamila,
"Ini di jaga baik-baik," Fatma tersenyum dan memasangkan cincin emas ke jari manis Jamila,

Jamila menatap cincin yang tersampir di tangan kirinya, ada rasa enggan dihatinya, ada kesedihan, rasanya ingin menangis saja sekarang,

Matanya sudah berkaca-kaca menahan tanggis,

Layla menatap mata Jamila yang hampir menangis dia menepuk bahunya,
"Eh Jamila kenapa menangis? Tanya Layla teman sedesanya yang ikut hadir,

"Iya kenapa sedih? Seharusnya kamu senang Jamila! Sahut suhada, salah satu temannya juga,

"Mungkin kak Jamila terlalu senang" zulfah adik Bagas ikut-ikutan mengomentari

Jamila makin menundukkan kepalanya,
Ingin sekali rasanya berteriak tapi apa daya,
Dia tidak bisa,
Dia ingin menangis dan memberitahu semua orang bahwa dia tidak senang dengan pertunangan ini, dia hanya terpaksa, dia pikir dengan menerima bagas, dia bisa mengalihkan perasaan yang dia miliki pada damar terlupakan,

Tetapi tampaknya dia salah, dia salah! Bukannya lupa otaknya malah memikirkan damar.. damar...damar...

Dia merasa bersalah pada Bagas dan orang-orang, apalagi pada ibu ayah dan halizah! Malu rasanya menemui mereka,

Apalagi halizah, setiap malam dia selalu memikirkan damar,
Dia merasa bahwa dia adalah wanita yang paling egois dan munafik di dunia ini, seharusnya dia tidak menerima bagas, seharusnya pertunangan ini tak boleh terjadi,

Dan seharusnya dia tak melibatkan orang tua Bagas dan orangtuanya untuk melakukan pertunangan ini, dia malu benar-benar malu,

Jamila menenangkan dirinya, dia melihat Zulfa adik Bagas yang tersenyum senang,

"Sudah berhenti menangis!" Siti menepuk kepala Jamila,

"Aku akan berhenti," Jamila menggosok hidungnya dia menunduk menyembunyikan wajahnya dari mereka,
Jamila menatap cincin emas yang tersampir di tangan kirinya, cincin itu indah...
Tapi sayang, dia salah tempatnya..

Seharusnya bukan dia yang memakai cincin ini,

Fatma melihat teman-teman Jamila yang hadir ada sepuluh orang gadis-gadis yang datang dan duduk di kamar ini, tetapi dia tak melihat teman akrab Jamila saat ini,

"Kemana sari? Tanya Fatma,

Jamila mengangkat kepalanya dan melihat teman-temannya,
Dia bergumam dengan suara serak,
"Iya kemana sari?

Intan dan Layla menghela nafasnya,
"Tadi kami ke rumah sari, mau mengajak dia kemari,
Tapi pintu kamarnya terkunci! Layla diam dan menyenggol lengan intan,

"Iya terus kami panggil-panggil terus dia tidak menyahut, kami tidak berhenti dan masih memanggilnya, kami mencari ke kamar mandi dan kedapur, dia pasti pergi soalnya dia teman dekat Jamila, dan mereka sudah lama berteman, ya sudah tak lama setelah itu ada sahutan dalam kamar,
Sari bilang bahwa dia tidak enak badan, dan meminta maaf pada Jamila karna tidak bisa hadir," intan menyudahi ceritanya,

Jamila mengerutkan keningnya tak biasanya sari seperti itu, wanita itu bahkan demam,

Beberapa hari yang lalu dia masih bertemu dengannya dan masih berbicara bersama, walaupun tampaknya sari menghindari tapi dia tidak terlalu memikirkan itu,
Lalu kenapa sari tidak hadir? Apa benar karna dia sakit? Atau dia sedang dalam masalah?

Jamila melamun dan heran, sari seperti menjauhi diri padanya, saat bertemu seminggu sebelum acara pertunangannya pun, sari juga tidak datang, bahkan saat ada acara dirumahnya dia juga tak datang, ada apa sebenarnya? Biasanya walau segenting apa dia, dia pasti memberi kabar, dia juga yang paling antusias saat rumah ini ada acara,
Contohnya saat pertunangan Bagas dan pernikahan halizah, dia bahkan datang dan menginap beberapa hari,

Mungkin dia harus datang sendiri besok pagi dan melihat keadaan sahabat dekatnya itu,

Lamunan Mila buyar saat Siti dan suhada datang membawa talam yang berisi makanan,

"Apakah acaranya sudah selesai?" Tanya Jamila, dia melihat ke kiri ke kanan
"Kemana ibu? Tambahnya lagi,

" Sudah kak!" Jawab Zulfa adiknya Bagas
" Sekarang lagi makan-makan, buk Fatma ke dapur makan sama orang-orang kampung,"

Jamila menggangukkan kepalanya dia mengambil talam yang di pegang Siti dan menyusun makanan ke depan teman-temannya,

Zulfa ikut membantu calon kakak iparnya, dia keliatan senang, senyumnya tak pernah luntur,

Jamila sebenarnya enggan untuk bertemu dengan keluarga Bagas, dia malu, seandainya mereka tau bahwa yang dia cintai bukan Bagas tetapi damar, dan mereka tau bahwa dia menerima bagas hanya menjadi tempat pelarian dari perasaan yang dia tanamkan pada damar, apa reaksi mereka?

Jamila menghela nafas panjang
"Hehhhh"

Suhada yang duduk berhadapan dengan Jamila menatapnya,

"Kenapa Jamila? Tanyanya ramah,

Jamila memaksakan tersenyum
"Tidak"
Di mengambil centong dan memasukkan nasi kepiringnya, sebenarnya dia tidak ingin makan, tetapi jika dia tidak makan dia dianggap tak sopan pada tamu, jadi dia harus makan,

Terkadang berpura-pura itu melelahkan, capek, letih, gerah,
Semuanya hanya berpura-pura, berpura-pura tersenyum, berpura-pura tertawa dan senang, bahkan berbicarapun dia harus berpura-pura,

Aku bahagia dengan pertunangan ini, aku sangat beruntung, ya kau beruntung menjadi calon istri Bagas, Bagas sangat baik,

padahal hanya dia yang tau bahwa rasanya dia ingin sekali menghentikan keberpura-puraan ini, tetapi dia bisa apa?

Semuanya sudah sejauh ini? Masa iya dia harus bilang ke orang tuanya sekarang? Apa yang akan mereka katakan?
Apa yang orang-orang pikirkan? Dan apa yang harus dia lakukan?

Tuhan jika Bagas memang jodohku, tolong bukakan hati ini, agar bisa belajar menerimanya dan mencintainya dengan semestinya tanpa ada keegoisan dan keberpura-puraan,

********

30 Desember 2019 Senin

Gaje batdah anjirrrr
Padahal di kepala ku udah kepikiran ini itu, tapi pas ngetik hancurrrrrr
Semuanya... Hilang sirna
Di telan kegelapan🎶🎶

Aseekkkk......
TBC...
Vote ⭐👌

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang