8. cemburu buta

66.4K 3.1K 63
                                    

Jamila bersandar di kusen ranjang tempat tidur,
Orang-orang kampung sudah datang memasak untuk nanti malam

Malam ini adalah malam pertunangan Bagas dan Jamila,
Setelah seminggu berlalunya idul Fitri seperti yang dibicarakan bambang,

Halizah masuk membawa kerupuk dan es teh dia duduk di sebelah Jamila,
Meletakkan kerupuk di meja rias yang penuh dengan alat-alat wanita miliknya,

Melihat halizah yang mengelus perutnya dan ikut bersandar di kusen ranjang,

Jamila mengambil kaki halizah dan meletakkan kaki itu di pahanya,

Jamila memicit pelan kaki halizah,
Halizah mengipasi dirinya sendiri dan mengunyah kerupuk yang dia bawa,

" Lebih keras! Titah halizah,
Jamila menurut dan memicit betis halizah,
Halizah keenakan dan menyuruh terus Jamila,

Halizah mengelus perutnya pelan,
Jamila melihat itu dan tetap fokus pada kaki halizah,

"Menurutmu apa jenis kelamin anakku? Halizah tersenyum senang dan masih mengelus perut itu pelan,

Jamila mengalihkan perhatiannya dan menatap perut datar halizah,

"Aku tidak tahu.."Jamila menggelengkan kepalanya,

"Menurutmu? Tambahnya

Halizah menggelengkan kepalanya,
"Aku tidak tau! Tapi menurut bang damar, anak kami laki-laki..." Halizah berkata semangat,

Jamila hanya tersenyum masam, dia tidak ingin mendengar nama damar sekarang,
Tetapi apa daya halizah membicarakan itu,

"Hmmm tapi menurutku anak ini perempuan! Melihat kau sibuk dari tadi membantu orang-orang kampung memasak untuk malam ini! Tebak Jamila,

"Aku sempat berpikir begitu! Tapi bang damar bilang bahwa aku mengandung anak laki-laki! Dia juga bilang bahwa dia sangat berharap bahwa aku mengandung anak laki-laki agar bisa melindungi adik-adiknya nanti" halizah tersenyum ceria  perkataan halizah memprovokasi Jamila,

Entah kenapa dia agak tidak senang mendengar itu, wajahnya kecut, perasaannya masam dia ingin berbicara tetapi menutupnya kembali, dia tidak ingin bicara sekarang, Jamila berdehem dan mengalihkan pembicaraan yang ada,

Jika terus menerus membahas damar dia takut tidak mengontrol emosi yang bergejolak sekarang, jadi satu-satunya adalah mengalihkan pembicaraan,

"Sudahkah bik Santi membuat bolu?
Tanya Jamila, dia hanya menghindari pembicaraan tentang damar,

Halizah yang masih tersenyum menatap Jamila,

"Belum! tadi baru mengocok telur," jawab halizah,
"Kau sudah makan? Tambahnya,

Jamila menggelengkan kepalanya,
"Belum! Jamila beranjak dari tempat duduknya dan duduk di depan meja rias,

"Kau sudah makan? Tanyanya pada halizah,

Halizah juga menggelengkan kepalanya,
"Aku belum makan, tadi aku menyuruh bang damar membeli mie ayam di warung Mpok Atun, aku tidak ingin makan sekarang, mungkin karna hormon hamil, nasi yang kumakan keluar lewat muntahan, jadi aku menyuruh bang damar membeli mie ayam, aku juga kepengen mie ayam dari kemarin,
Jawab halizah,

"Ibu hamil memang pemilih! Ketus Jamila,
Halizah tersenyum agak tersinggung dengan perkataan jamila, yang bilang dia pemilih,
Mungkin karna dia hamil dan agak sensitif akhir-akhir ini,

Jamila agak terkejut juga mendengar suaranya yang agak ketus, tapi jangan salahkan dia, halizah mungkin tidak tau bahwa dia sangat menyukai damar, dan dia masih saja menyebutkan damar di depan wajahnya, Dia merasa agak bersalah

"Jika kau hamil besok kau juga akan merasakan hal sepertiku, jawab halizah,

Jamila hanya diam tak menjawab dia takut untuk bicara! Takut bahwa dia akan menyakiti halizah, emosinya tidak terlalu normal, mungkin karna dia kedatangan bulan jadi agak sedikit emosi,

Jujur saja halizah sangat terkejut mendengar Jamila berkata ketus, selama ini Jamila adalah wanita yang lembut,
Tidak pernah berkata agak keras, tapi hari ini dia agak ketus dan dia agak heran,

"Kau kedatangan bulan Jamila? Tanya halizah bingung,
Dia hanya ingin bertanya,

Jamila menatap halizah di cermin, sedari tadi dia mengoleskan bedak dingin di wajahnya agar terlihat halus nantinya,

"Iya! Jamila berkata singkat dia tidak ingin berkata lagi,
Ntah kenapa melihat halizah yang mengelus perutnya dan duduk di kasur seperti itu,
Membuatnya marah!
Apalagi saat dia menyebut-nyebut damar sedari tadi,
Padahal dia sangat tau emosinya bagus dan tidak pernah marah,

(Tok tok tok....)
Ketukan pintu terdengar dari luar, suara maskulin pria terdengar dari balik pintu,
Jamila tersentak mendengar suara itu, dia tau suara siapa yang di balik pintu,

Jamila menatap halizah yang tersenyum senang dan mengelus perutnya,

"Dek... Dek... Halizah apakah kau di dalam? Tanya damar, ya pria itu damar, kakak iparnya,

Halizah berteriak dan menyuruh damar masuk,
"Masuk saja bang tidak dikunci pintunya! Jawab halizah dia tersenyum manis,

Jamila mengepalkan tangannya erat, dia menormalkan tekanan darah yang seakan mendidih di tubuhnya,

Nafasnya sesak, tetapi dia harus menahanya,

Suara pintu berderit, damar masuk tetapi dia mencium bau harum, setelah membuka kamar, mungkin bedak dingin yang di pakai Jamila,

Mereka bersitatap beberapa detik, setelah itu Jamila mengalihkan pandangannya dan melihat kantong plastik di tangan damar,

Halizah tersenyum,
"Bang dapat mie ayamnya? Tanya halizah,

Damar tersenyum dan mendekati halizah dia mengelus perut halizah,
Jamila menatap mereka di cermin, dia berusaha agar menjauhkan matanya, tetapi entah kenapa dia ingin melihat,

"Iya nih! Damar menunjukkan kantong plastik ke halizah,
Halizah tersenyum senang dan mengambil plastik di tangan suaminya,

"Dedeknya dari tadi pengen makan mie ayam! Abang kenapa lama..." Halizah cemberut, dia berkata manja,

Jamila juga mengerutkan bibirnya di cermin, dia mengejek dan menutup mulutnya melihat halizah seperti itu, tidak senang melihat halizah, cemburu? oh tentu!

"Tadi ketemu kajan.. dia juga membeli mie ayam untuk istrinya, ternyata istrinya juga hamil, dan sudah dua bulan sekarang,
Damar mengelus perut halizah,

"Hah jadi zati juga hamil? Tanya halizah
Damar hanya mengangguk

Halizah melihat Jamila di cermin
"Mila zati hamil apakah kau tau? Tanya halizah

Jamila malas sekali menjawab tetapi dia tidak bisa tidak menjawab, memutar tubuhnya  dia melihat halizah tangan damar masih di perut halizah dan mengelus perut itu pelan..

Damar melihat wajah Mila yang penuh bedak dingin yang sudah kering,  baunya wangi terbawa angin dari jendela

"Hmmm," Jamila mengangguk,
"Kemarin dia kesini jenggukin aku, dan bilang kalau dia hamil" tambahnya

"Aku kebelakang!" Jamila berdiri dan berjalan menuju pintu kamar,

Dia memasuki kamar mandi dan mencuci wajahnya dengan air bersih,
Dia memang sengaja menghindar dari damar dan halizah yang hanya membuat dia sakit,

Apalagi melihat cinta damar kepada halizah itu benar-benar membuatnya cemburu,

Jamila menghela nafas panjang tidak tau harus apa! Malam ini malam tunangan antara dia dan bagas, dan dia akan menjadi istrinya cepat atau lambat, tetapi entah kenapa hatinya tidak bahagia sama sekali,

"Huh susah sekali rasanya mencintai sendiri,
Andai saja dia suamiku,
Jamila berkata sendu,

Dia berlama-lama dalam kamar mandi,
Tidak ingin keluar, hatinya belum mereda dari kecemburuan, yang harus dia lakukan sekarang adalah menjauh sejauh mungkin dari damar dan halizah, agar emosinya terkontrol, dan itu harus!







TBC....

Vote 😘

Turun ranjang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang