Mayang mendengus menatap Jamila, dia berkata sengit
"Istri macam apa yang datang terlambat saat tau bahwa suaminya lelah berkerja seharian untuk memberinya makan, tetapi dia enak-enakan santai dirumah, dan telat ngantar makanan"
Mayang berkata mencemooh,
Dia melirik Jamila yang terkejut dan puas dengan dirinya sendiri,Lalu apa? Walaupun Jamila kaya dan cantik, tetapi dia tidak becus mengurus suami!! Tidak seperti dirinya,
Mayang merasa bangga dan menang melihat wajah tak berkutik Jamila,Jamila membeku tak menyangka bahwa Mayang bisa berbicara seperti itu padanya, dia menatap damar dengan rasa bersalah,
"Mas Mila tadi...."
Belum sampai Jamila berbicara suara ejekan Mayang terdengar di antara mereka,"Dan juga wanita yang sudah bersuami tidak pantas berdandan keluar rumah,
Lihat bang Jamila keluar rumah cantik seperti ini, mau goda lelaki desa ini?
Suami disini kelaparan dia baru sampai jam segini, kelamaan dandan itu bang... Ya tuhan...
Jika aku istri abang pasti sudah dari tadi datang ke sini, tepat waktu"
Mata Mayang dipenuhi hinaan dan kecemburuan dia menatap tangan damar yang dipinggang Jamila dengan sengit tak suka dengan sentuhan itu,Jamila menahan nafas gugup,
dia tidak berdandan menuju kemari, lalu kenapa Mayang memarahinya seperti ini,
Ingin sekali Jamila berteriak tetapi tak ingin membuat damar marah karna Mayang sepupu suaminya,Jamila mengigit bibirnya dia menunduk rasa bersalah menghantui benaknya saat tau bahwa damar pasti kelaparan, dia benar-benar ingin datang cepat tetapi ada saja hambatan,
"Mas Mila tadi sudah terburu-buru ke sini, sebelum ke mari Mila mampir dulu ke rumah mamak ngantar rantang di sana" Jamila menjelaskan gugup dia memang ke rumah damar sebelum ke sini mengantar makanan ke sana,
Damar menatap Mayang dingin ada jejak penghinaan di matanya, dia memang lapar tetapi tak akan terpancing provokasi Mayang terhadap Jamila, dia memang marah tetapi tak ingin memarahi Jamila,
Mayang ini benar-benar tidak tau malu.."Istriku bukan urusanmu, kau siapa disini mengomentari Jamila, perbaiki dulu sifatmu, lihat dulu kehidupanmu baru berbicara"
Suara damar dipenuhi dengan jijik dia melirik ke arah ulan"Kenapa masih di sana?"
Tanyanya ke ulanUlan terdiam dia menatap damar dan Jamila takut, Jamila yang melihat ulan ketakutan merasa tak tega dia berbicara membujuk damar dengan lembut, dia tau bahwa damar selalu bersikap tegas terhadap ulan,
"Mas biarlah ulan tinggal sebentar untuk makan, Mila masak banyak sekali.. takut jika kita berdua memakannya tidak habis"
Jamila mencoba membujuk damar"Biarlah dia pulang..
makan dirumah saja"Jamila terdiam mendengar itu dia menoleh menatap mata berair ulan gadis kecil itu hendak menangis,
"Jarak rumah dan sawah jauh, jika terjadi apa-apa padanya nanti bagaimana? Kita bisa mengantarnya bersama nanti"
Jamila agak khawatir dia melihat bahwa Mayang mencoba mencubit adik iparnya,
Takut jika adik iparnya di sakiti oleh Mayang jika mereka berdua pulang ke rumah,Damar ber hmmm saja menandakan bahwa ulan bisa tinggal tetapi tidak dengan Mayang,
Mata ulan dipenuhi terimakasih dia menatap Jamila haru, dia juga tau bahwa pulang dengan Mayang, Mayang sepupunya pasti mengadu dan membicarakan yang tidak-tidak dengan ibunya alhasil ulan dan mamaknya akan di datangi oleh ibu Mayang, tetapi jika dia pulang dengan damar,
Mayang tak akan berani mengadu...Damar membawa rantang yang ada di tangan istrinya dia berjalan menaiki saung yang tak jauh tempat dirinya berdiri,
Ulan mendekati Jamila dan bergelayut di tangan Jamila,
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun ranjang (END)
Novela JuvenilUpdate tiap minggu Aku mencintai tunangan kakakku, cinta itu tumbuh sendirinya, saat tunangan kakakku menyelamatkanku! Tapi takdir berkata lain, benar kata orang sebagai manapun kita berencana, sebagai manapun kita ingin, jika tuhan tidak menghenda...