3. Gadis nakal

3.5K 167 8
                                    

3. Gadis nakal

Billa pulang dengan wajah berseri-seri. Lagi dan lagi kemenangan berada dalam genggamannya, membuat gadis itu kian sadar akan kesempurnaannya.

Dinginnya angin malam membelai lembut rambut pirang bergelombangnya yang kali ini tidak ditutupi helm. Billa memang sengaja meninggalkannya di basecamp.

Motornya yang melesat cepat mendadak terhenti, menimbulkan suara decitan antara ban motornya yang bergesekan dengan aspal. "Dasar hama gak berguna!" Billa mengumpat jengkel dengan langkah tergesa.

Tanpa menunggu waktu lama gadis cantik berambut pirang itu melompat kemudian menendang punggung pria di hadapannya sampai tersungkur.

Billa bersedekap. Wajahnya datar tanpa ekspresi. "Bangun lo, pengecut."

Pria yang sempat tersungkur dengan posisi nista itu beranjak bangun. Melihat gadis cantik yang berdiri di depannya, pria itu mengubah raut wajahnya yang mengeras menjadi berbinar senang seolah mendapat mangsa baru yang lebih menarik.

Dia bersiul kurang ajar sembari menyeka darah segar yang mengalir dari hidung bangirnya. "Wahhhh, hilang perak datang berlian." Pria itu melangkah maju, tangan kekarnya nyaris menyentuh lengan terlipat gadis pirang di hadapannya jika saja gadis itu tidak mengayunkan kakinya dan menendang tulang kering pria itu dengan wajah datarnya.

"Ternyata bukan cuma cantik, tapi lo juga galak," dia mengelus dagunya seolah sedang berpikir. "Selamat. Gue tertarik sama lo."

Billa memutar bola mata anoyed. Pria di depannya ini sangat menyebalkan. Mata biru itu kemudian melirik ke arah gadis berjilbab ungu yang masih menangis ketakutan di belakang pria yang sempat mengganggunya. "Cepet pergi, lain kali jangan berkeliaran malem-malem sendirian. Lo ... cewek soalnya," ucap Billa tak tahu diri.

Pria di depannya mendengkus geli, bibirnya menggumam dengan suara pelan, "tidak sadar diri!"

"Tapi kamu juga cewek." Si cewek berjilbab berkata terisak dengan wajah polos.

Billa mengangguk dua kali. "Lo tenang aja, gue gak selemah yang lo pikir." Cewek berambut pirang itu mengibaskan tanganya, "sana pulang."

Akhirnya si wanita berjilbab berbalik pergi setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih pada Billa. Melihat wanita yang ditolongnya pergi, Billa melompat mengikis jarak dengan pria di hadapannya, dan dalam hitungan detik kedua tangan kurus Billa telah berada di leher pria itu.

Korbannya batuk-batuk kehabisan napas. Sementara Billa masih enggan menjauhkan tangannya dari leher pria itu, dia terus mencekik pria itu dengan wajah datar yang terkantuk-kantuk. Ini sudah jam dua belas malam. Beruntung Billa bukan cinderella, jadi dia tidak akan berubah menjadi buruk rupa.

"Gila! Lo itu sebenernya manusia apa bukan sih?!" tanya pria berhidung bangir histeris, ketika lepas dari cengkraman Billa di lehernya.

Billa melotot marah. "Lo ngehina gue?!"

Pria itu balas melotot, kemudian mendengkus jengkel. "Ok, ok, cukup untuk malam ini." Dia mengangkat kedua tangannya. "Kenda Alfarizi." Kali ini cowok itu berjalan mundur.

"Itu nama gue, inget baik-baik cantik, kita bakal ketemu lagi, bye!"

Billa hanya melengos dan berbalik menaiki motornya tanpa merespon pria bernama Kenda itu.

***

Billa yang terpejam menahan kantuk seketika melebarkan mata birunya, ketika mendapati seorang laki-laki yang bersandar di kepala ranjangnya dengan bertelanjang dada.

Gadis itu mendekat setelah melempar sepatu boot-nya ke sembarang arah. Ranjang king size-nya sedikit bergoyang ketika gadis itu naik dan duduk tepat di samping laki-laki berparas tampan yang tetap bergeming dengan tatapan mengitimidasi.

"Mami tau kamu di sini?" tanya Billa berbasa-basi.

"Jam satu pagi, ngapain aja kamu?"

Sudah Billa duga.

Kekasihnya ini pasti akan kembali rewel karena lagi-lagi Billa pulang larut malam bahkan melewati tengah malam. "Maaf."

"Aku gak ngelakuin hal aneh-aneh kok," ucap Billa. Gadis itu menunduk takut, 'tak berani menatap mata tajam laki-laki di sampingnya.

"Ada hal yang bisa bikin aku maafin kamu?" Cowok itu menaikan sebelah alisnya dengan tatapan dingin. Billa mengigit bibirnya kuat-kuat. Dalam satu hentakan jaket yang melingkup bahunya jatuh tergolek di atas seprei, menyisakan tank top berwarna hitam yang melekat pas mengikuti lekuk tubuhnya.

Di detik berikutnya Billa sudah duduk di pangkuan kekasihnya sembari melingkarkan tangannya di leher pria itu.

Laki-laki berparas tampan itu tersenyum puas, tangan kekarnya mengusap rambut pirang Billa perlahan. "Gadis pintar."

"Cepat tidur, aku gak mau liat kamu sakit." Jeda tiga detik. "Aku temenin kamu tidur malam ini."

Billa mengangguk pasrah dan mulai membaringkan tubuhnya di sebelah cowok itu, cowok yang begitu mengikatnya dan mampu menjinakkan segala kenakalan Billa dalam sekali kedipan mata.

Kesetrum.

Walau ini bukan pertama kalinya, tapi tetap saja Billa merasa tersengat setiap kali cowok itu memeluknya seperti sekarang ini. Apalagi kulit mereka yang bersentuhan secara langsung karena bahu Billa yang terekpos dan pria itu yang bertelanjang dada. Sungguh malam yang menegangkan.

"Tidur Billa," ucap pria itu di tekuk Billa sembari mengeratkan pelukannya di punggung gadis itu.

"Hmmm." Mati-matian Billa mencoba memejamkan matanya, menerobos masuk ke alam mimpi, namun hanya percuma dan sia-sia.

Jantungnya yang bertalu-talu menggedor keras kesadarannya.

Sial.

Bisa-bisanya cowok itu menghukum Billa dengan cara semanis ini.

_Tbc_

Banjirin komentar dan jebolin vote nya.

Thank you very much
See you❤

Goodbye Cupu! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang