33. Debaran

1.2K 67 10
                                    

Vote sama komennya jangan lupa^^

Semakin banyak komentar dan vote akan semakin cepat updatenya;))

33. Debaran

Berawal dari debaran,

dikemudian hari semoga menjadi kerinduan.

_Ken_

"Nambah lagi Ken makannya?"

"Enggak, Tante."

Pulang sekolah cowok tengil itu numpang makan dulu di rumah Eca. Karena Ken hari ini bersikap baik, Eca tidak bisa menolak.

"Ca, lo ditanyain mama. Kapan main lagi katanya?"

Eca berhenti mengunyah, "mmm, nanti gue main." Lalu melanjutkan makan siangnya.

Berkedip-kedip. "Lo nga-ngapain sih?"

"Itu kecapnya nempel." Ken menjauhkan tangannya dari bibir Eca. Tersenyum jail melihat gadis pirang di depannya salah tingkah.

Eca mendengkus, dia meneguk minumannya kemudian beranjak bangun. "Billa, ke kamar, Ma."

"Gak nemenin Ken dulu?"

"Dia udah gede," ucap Eca ketus. Grachila terkekeh.

"Biarin aja Tante, Eca emang suka malu-malu gitu kalo di depan Tante, padahal kalo di sekolah nempel terus udah kayak upil." Ken nyengir.

"Jangan ngomong macem-macem sama Mama gue!" teriak Eca yang sedang menapakki undakkan tangga.

Mendengar itu Ken terbahak keras sementara Grachila hanya geleng-geleng kepala.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam," jawab Ken dan Grachila kompak. Keiva yang baru saja pulang sehabis les piano dibuat bengong dengan kehadiran Ken di meja makan rumahnya. Hanya sesaat, karena setelah itu Keiva segera berlarian ke meja makan.

Gadis SMP itu tersenyum centil di depan Ken.

"Aku, Keiva." Dia memperkenalkan diri sembari menjabat tangan Ken. Membuat cowok itu menganga parah. Malohok kalo kata bahasa sunda mah.

Pulang ke rumah bukannya menyapa sang mama Keiva justru mengajak Ken berkenalan.

***

"Ini ada apa sih?" Di depan cermin sembari melepas seragam sekolahnya Eca berbicara sendiri.

"Akhir-akhir ini kenapa gue ngerasa Ken beda? Walau masih nyebelin, cowok itu sekarang sering bersikap manis sama gue." Dahinya berkerut, menandakan cewek itu berpikir keras.

Kemeja sekolahnya terjatuh ke atas lantai menyisakan tank top berwarna hitam.

Berdecak, gadis bermanik biru itu melempar roknya yang di bentuk bola hingga menubruk tumpukkan buku di meja belajar. Kini ia hanya mengenakan tank top dan celana pendek.

Tuk.

Eca membungkuk saat sebuah kertas jatuh ke lantai tepat setelah beberapa buku terjatuh dari atas meja.

"Ini kan surat dari Ken waktu itu." Eca membuka surat itu dengan senyum di wajah cantiknya. Masih lekat dalam ingatannya saat cowok ganteng itu menyempatkan diri memberikan secarik kertas padahal sedang diamuk Bu Icha.

Ini soal Matematika.

Itulah kalimat pertama yang Eca baca dalam surat itu.

"Hahaha," gadis itu tertawa riang. Mentari menunduk melihat tawa indahnya. "Caca, ya?"

Goodbye Cupu! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang