Jangan siders ihhh
Pegel tahu ngetiknya.Saya ganti cover lagi soalnya yang itu kepotong jadi gak etis aja gitu.
Happy reading ....
26. Jalan-jalan
Di mall, Eca tampak antusias menunggu antrean es krim. Yaaaa, Eca memang sangat menyukai es krim, terutama rasa cokelat. Di belakangnya, Ken sibuk tebar pesona pada cewek-cewek yang juga mengantre di barisan yang sama.
"Ihh, kakak ganteng banget sih," seorang gadis bermata bundar tampak geregetan sendiri melihat ketampanan Ken. "Nama kakak siapa?"
Ken tersenyum, senyum sejuta pesona yang selalu berhasil membuat para wanita klepek-klepek. "Ken," kata cowok itu se-cool mungkin.
"Boleh minta nomor Wa-nya gak kak Ken?" teman si mata bundar lebih terang-terangan menunjukkan ketertarikkannya.
Lagi-lagi Ken tersenyum mempesona. Membuat cewek-cewek itu menjerit tertahan. "Sorry ya," Ken melirik Eca yang kini telah mendapat giliran memesan es krim. "Cewek gue cemburuan."
Cewek-cewek itu ikut melirik ke arah Eca, melihat wanita yang Ken maksud memang sangat cantik, mereka berdua menghela napas kecewa.
"Udah nih," Eca datang menghampiri Ken.
"Mau beli apa lagi sayang?" tanya Ken.
Eca mendelik, "sayang pale lo!"
Kali Ken mencubit pipi tirus Eca. "Jangan galak-galak gitu, ahh."
Eca mengernyit. Menunjuk Ken dengan es krim cokelatnya. "Sinting ya lo?" Lalu berjalan mendahului Ken.
"Queen tunggu!"
Eca tetap berjalan 'tak peduli. Melihat seseorang memakan permen kapas berukuran besar, gadis pirang itu berhenti. "Ken," Eca menoleh dengan manik birunya yang berbinar cerah. "Mau permen kapas."
Ken terkekeh. Gemas melihat tingkah Eca yang persis seperti bocah SD. "Ayok beli."
Mendengar itu, Eca tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putihnya. Dia senang karena Ken selalu mengikuti kemauannya, menepati janjinya untuk membebaskan Eca seharian ini. Ahh, saking senangnya Eca bahkan tidak sadar telah menggenggam tangan Ken selama mereka berjalan. Membuat cowok ganteng itu tersenyum bak orang sinting.
"Tahu gini dari kemaren-kemaren aja gue ajak Billa beli permen kapas," gumam Ken sumringah.
Eca menghentikan langkah. Menoleh ke arah Ken.
"Kenapa?" tanya Eca.
"Hah? Gak papa."
Mereka kembali berjalan, dengan jemari yang saling bertaut.
***
Selesai menghabiskan permen kapas sembari bermain di time zone, kini Eca menyeret Ken ke restaurant.
"Mau duduk di sebelah mana?"
"Enaknya di mana?" Eca balik bertanya. Cewek itu celingak-celinguk memindai sekitarnya.
"Ca!"
Hafizah melambai-lambai memanggil Eca. Di sebelahnya Sheila ikut melambaikan tangan.
Eca tersenyum cerah, begitu cantik dan bersinar. Menyita perhatian banyak orang.
"Kita duduk di sana aja!" Eca berseru senang. Cewek itu berjalan cepat menghampiri kedua temannya.
Ken membuntuti di belakang Eca. Meperhatikan Eca yang hari ini terlihat begitu ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Cupu! [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Part masih lengkap] Warning⚠ 17+ Eca, tujuh belas tahun, tinggi 170 cm, berkulit putih, berambut pirang, dan berhidung mancung. memiliki sifat pendiam, pemalu dan tidak mudah bergaul. Gadis itu cukup cantik, jika saja kacamata besar 'tak membingkai...