Sekarang udah gak kosong, yeayy!!
39. Hanya untukmu
Baju tanpa lengan dibalut jaket berwarna hitam, rok jeans di atas lutut, juga heels 3 cm berwarna hitam. Rambut pirang bergelombang ia kepang dibagian depan dekat telinga, sementara sisanya ia biarkan tergerai bebas.
Hanya dengan riasan tipis dan lipstik berwarna merah darah, gadis tujuh belas tahun itu disulap menjadi wanita dewasa yang membuat siapa saja terpesona.
"Kak!"
"Kakak udah ditunggin di bawah!" teriak Keiva membuat lipstik di tangan Eca melayang menghantam kepalanya. Bagaimana tidak? Bocah itu berteriak nyaring tepat di depan wajah Eca.
"Sakit!" protes Keiva 'tak terima.
"Sakit ya? Kalo gue sambit pake ini sakit gak?!" geram si gadis pirang sembari melepas salah satu heels-nya.
"Ampun, Kak!" Keiva bergidik ngeri. Kemudian kabur melarikan diri.
"Langitra udah dateng ternyata," gumam Eca saat teringat akan teriakan sang adik beberapa detik yang lalu. Dia tergesa menuruni undakkan tangga, namun saat tiba di lantai dasar yang ia temui justru sosok jangkung berwajah songong.
"Ngapain lo di sini?!"
"Eca ...." tegur sang mama tajam. Eca menoleh, tiba-tiba saja mamanya sudah berada tepat di belakang tubuhnya. Menggoyangkan telunjuk bersamaan dengan kepalanya yang menggeleng patah-patah.
Nyengir lebar, Eca kembali menatap Ken setelah sebelumnya mengucap maaf. "Lo ngapain malem-malem ke rumah gue?" tanya Eca dengan nada yang lebih santai.
"Gue udah bilang mau jemput kan?" jawab cowok itu dengan senyum manisnya.
Ganteng banget ya ampuuun.
Eca memalingkan wajah. "Gue udah bilang gak bisa kan?" balasnya 'tak mau kalah.
"Ayok kita pergi sekarang." Ken menarik lengan Eca, memaksa cewek itu untuk mengikuti langkah lebarnya.
"Kennnn, gue gak bisa."
"Gue udah izin tadi sama Mama lo," sahut cowok itu sama sekali tidak nyambung dengan topik pembicaraan mereka.
"Ken,"
Berbalik. "Ca!"
Ahh, dibanding sentakkan nada itu mungkin lebih cocok disebut rengekkan.
"Queen ...."
Dua orang berbeda jenis itu kompak menoleh, menatap sosok jangkung yang berdiri satu meter dari mereka dengan air muka berbeda.
***
"Inget abis ini selesai lo ikut gue," kata Ken galak.
"Iya!" balas Eca kesal.
Eca naik ke boncengan Langitra, mulai bersiap di garis start.
"Jangan peluk-peluk," Ken mengingatkan. Eca mendengus 'tak peduli. Langitra memutar bola mata malas.
Ya, setelah perdebatan yang cukup panjang juga menguras emosi akhirnya Ken setuju untuk menunggu Eca menemani Langitra di arena balapan, baru setelah itu mereka pergi berdua.
Fyi, balapan kali ini berpasang-pasangan dan Langitra memilih Eca sebagai pasangannya.
Balapan dimulai saat bendera dihentak keras. Deru motor saling bersahut 'tak sabaran untuk saling mengalahkan. Sorak sorai penonton saling bersaing demi mendukung jagoan mereka masing-masing.
"Jangan peluk-peluk oyy!!" teriak Ken kesetanan saat Eca memeluk Langitra dengan begitu eratnya.
Cemburu sinting!
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Cupu! [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Part masih lengkap] Warning⚠ 17+ Eca, tujuh belas tahun, tinggi 170 cm, berkulit putih, berambut pirang, dan berhidung mancung. memiliki sifat pendiam, pemalu dan tidak mudah bergaul. Gadis itu cukup cantik, jika saja kacamata besar 'tak membingkai...