Maaf baru update, saya sibuk UAS daring soalnya hehe.
Saya mau ngucapin terima kasih untuk kalian yang selalu nunggu dan support cerita ini♡
I love you teu eureun-eureun gaesss!
Happy reading ....
23. Peringatan dari Eca
Disaat penghuni rumahnya yang lain masih terlelap nyenyak, si gadis berambut pirang sudah sibuk mengikat rambut indahnya menjadi dua. Memakai sneakers dengan tergesa-gesa kemudian memasukkan kaca mata bulatnya ke dalam sling bag.
"Ahhh ... kalo aja gue tahu tempat tinggal si kunyuk Ken mungkin gue gak akan seribet ini," keluh Eca kesal. Dia terpaksa harus bangun lebih pagi di hari libur untuk menjalankan misinya.
"Bola basket!" gumam Eca tiba-tiba, hampir saja ia melupakan salah satu benda penting yang harus ia bawa.
Meniti anak tangga dengan 'tak sabaran, gadis pirang itu bahkan melompati dua anak tangga sekaligus. Beruntung mama dan papanya masih tidur, jika tidak dia pasti sudah diteriaki dengan segala macam peringatan.
Tiba disalah satu bilik kamar, Eca mengeluarkan kunci duplikat dari dalam sling bag, memasukkan duplikatnya ke dalam lubang kunci lalu memutarnya.
Terbuka.
Eca cepat-cepat menerobos masuk, kaki jenjangnya berderap cepat menyusuri setiap sudut kamar bernuansa biru tua tanpa repot-repot mengendap-endap layaknya maling, walau niatnya memang ingin mencuri. Mencuri bola basket.
Taki, cowok itu walau tampan tidurnya memang buruk sekali. Sudah seperti bangkai saja. Itu sebabnya Eca bisa dengan mudah mengambil benda apa pun di dalam kamar cowok itu tanpa tertangkap.
Mengangguk puas, Eca bersiul senang sembari memeluk bola basket milik Taki yang ia temukan di keranjang cucian.
Anak orang kaya. Segala kebutuhannya selalu terpenuhi, apa yang ia inginkan tinggal tunjuk saja. Tapi justru memilih mencuri sebuah bola basket dari sang pemilik yang tengah tertidur lelap__nyaris 'tak bergerak. Padahal ... jika mau, cewek yang kini kembali mengikat rambutnya menjadi dua bagian itu bahkan bisa membeli bola basket sendiri sekaligus dengan pabrik-pabriknya.
Jangan tiru adegan ini kawan-kawan, tidak baik. Melupakan masalalu itu jauh lebih baik ....
Melempar bola basket ke dalam mobil, Eca memasuki mobilnya yang baru saja dikembalikan sang mama, saat beberapa hari lalu disita bersamaan dengan motor kesayangannya.
"Non Billa mau kemana? Ini masih pagi, tuan sama nyonya juga belum bangun nanti mereka mar---Non!!" Beno berteriak nyaring, saat sang Nona menutup telinga__tidak mau mendengar dan justru menancap gas.
Pria yang merupakan salah satu bodyguard di rumah Eca itu menggelengkan kepala, terkekeh geli melihat kelakukan sang nona yang tidak pernah berubah. Keras kepala, egois dan susah ditebak. Dan itu benar-benar menggemaskan dimata Beno. Baginya ... Billa adalah gadis tercantik dan termanis di alam semesta. Namun bukan hanya usia, tetapi status juga ikut menahannya. Agar tidak terjatuh pada pesona sang nona.
***
"Gila! Si tengil kaya juga ternyata."
Itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut Eca ketika tiba di depan sebuah rumah yang megah nan kokoh. Halamannya bahkan bisa dijadikan mini golf saking luasnya. Ckk, ckk, sungguh menghabiskan lahan. Eca yang terlahir dengan garis keturunan kaya tujuh turunan delapan tanjakan saja tidak membuat halaman seluas itu. Sorry-sorry saja, Eca bukan tukang pamer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Cupu! [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Part masih lengkap] Warning⚠ 17+ Eca, tujuh belas tahun, tinggi 170 cm, berkulit putih, berambut pirang, dan berhidung mancung. memiliki sifat pendiam, pemalu dan tidak mudah bergaul. Gadis itu cukup cantik, jika saja kacamata besar 'tak membingkai...