18. Bertemu orang ketiga

1.8K 110 40
                                    

Part ini saya dedikasikan untuk fans gelap saya @QueenLaa15
Ily 2500❤

Happy reading ....

Manusia punya satu mulut dan dua kaki, jika tidak cukup dengan kata sesekali menendang juga tidak apa-apa.

_Salshabilla Safaraz Ismail_

18. Bertemu orang ketiga

Mengemasi alat tulisnya, Eca bergegas menyeret Adela pergi ke luar kelas, mengabaikan sapaan-sapaan menggoda dari cowok-cowok sekelas dan juga cowok dari kelas lain yang menyempatkan diri untuk mampir ke kelas OTKP2 saat bel pulang sekolah hanya untuk menemuinya.

"Bill, entar malem ikut kan?" tanya Adela setengah berbisik.

Eca mengangguk dua kali, mempercepat langkahnya__menghindari kerumunan.

"Kak, Eca minta foto dong," ujar cewek mungil dengan lipstik merah merona hiperbolis.

"Ambil aja di instagram," sahut Eca 'tak acuh. Dia tahu maksud dari perkataan adik kelasnya itu ingin meminta foto bersama, tapi Eca benar-benar lelah, seharian ini cewek itu sudah menyanggupi permintaan foto bersama dengan teman sekelasnya, baik itu laki-laki atau pun perempuan. Jadi, jangan salahkan Eca, jika sekarang ia memasang wajah super jutek, membuat orang-orang yang ingin mendekatinya menahan diri.

"Buset Bill, baru dua hari sekolah di sini udah punya banyak fans aja." Adela yang sejak tadi pasrah diseret Eca akhirnya membuka suara tepat ketika mereka berdua melewati gerbang sekolah.

"Ambil aja kalo mau, gak butuh."

"Yeee si goblok, lumayan tahu punya fans, bisa dijadiin bisnis. Endors produk gitu kayak selebgram-selebgram kan dapet duit tuh."

"Pikiran lo duit mulu, kurang bersyukur aja udah punya keluarga kaya," balas Eca sedang lurus.

"Hehe," Adela cengengesan. Eca memutar bola mata malas. "Bye the way ... lo kenapa gak bawa motor sendiri?" tanya Adela sembari melirik seorang pria dengan seragam serba hitam yang sedang memperhatikan mereka berdua.

Eca mendengus, "motor gue disita karena ketahuan balapan liar, terus gak boleh bawa mobil sendiri juga ke sekolah," jawabnya sebal.

Adela tertawa kurang ajar, senang melihat sahabatnya menderita.  "Udahlah santai aja, gue juga kalo ke sekolah diantar jemput kok," si cewek berambut cokelat mendekat, berbisik pelan ke telinga Eca, "tapi nanti malem tetep jadi kan?"

"Jadi dong," sahut Eca semangat. Adela kembali tertawa, kali ini lebih manusiawi.

"Ya udah deh, gue duluan ya, Bill. Bye!"

"Iya-iya, gue juga mau pulang kok."

Adela berlalu pergi, Eca ikut melangkahkan kakinya hendak menghampiri supirnya yang sudah menunggu.

"Tunggu!"

Eca refleks berbalik, ketika seseorang menarik pergelangan tangannya. Wajah cantik itu seketika berubah datar saat saling bertumbuk pandang dengan seorang gadis berambut sebahu.

"Ada yang mau gue omongin," kata gadis itu. Yang 'tak lain adalah Inka, kekasih gelap Saka. Eca menyentak tangannya hingga terlepas tari cekalan gadis itu, diam 'tak bersuara dengan manik biru berkilat murka.

Emosinya meluap hanya dengan melihat wajah lugu itu.

"Nama lo Eca kan?" tanya Inka tanpa jawaban dari Eca. "Gue mau minta tolong," ucapnya to the point.

Goodbye Cupu! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang