6. Ngambek

2.3K 133 14
                                    

Karena menekan bintang di langit terlalu sulit, jadi tolong tekan bintang di pojok kiri saja.

Sankyuuu! And,
Happy reading...

Muach:*

6. Ngambek

"Inka ...."

"Please ... kali ini aja, aku gak pernah nuntut apa pun sama kamu. Aku cuma mau kamu nememin aku hari ini di acara keluarga." Inka menatap memelas cowok jangkung di hadapannya.

Cowok itu bergeming.

Memasukan dua tangannya ke dalam saku celana. Menarik napas dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

"Gak bisa sayang ... aku ada janji hari ini."

Inka mendongak, menatap pria di hadapannya berkaca-kaca. "Sa-ka ...."

"Ok."

Akhirnya Saka mengalah. Selama mereka menjalin hubungan, Inka memang tidak pernah menuntut apa pun darinya, cewek itu juga tidak pernah memohon seperti ini padanya. Bagaimana mungkin Saka bisa menolak?

Gadis berambut sebahu itu tersenyum cerah. Segera ia menubruk tubuh sang kekasih mengucap terima kasih.

Inka baru mengurai pelukannya ketika merasakan getaran di saku celana Saka.

Panggilan masuk.

Saka meronggoh ponselnya, tidak berani menerima panggilan dari orang yang sama sejak beberapa menit lalu.

"Siapa?"

"Gak penting."

Inka mengangguk mengerti. Memilih mengampit lengah Saka untuk berjalan beriringan menuju tempat parkir.

Dia senang Saka lebih mementingkannya.

***

Eca kembali menenggelamkan tubuhnya ke dalam air. Berharap rasa sesaknya menguap.

Hampir dua tahun ia menjalin hubungan dengan Saka, ini   kalinya Saka mengingkari janjinya sendiri.

Wajarkah jika Eca menaruh curiga?

Hal sepenting apa hingga membuat Saka 'tak sanggup memenuhi keinginannya?

Entahlah ....

Wajah cantik itu kembali menyembul di permukaan. Kulitnya pucat karena terlalu lama berada di dalam air.

Terdiam bagaikan terumbu karang di tengah samudera.

Iris sejernih lautan itu menatap hampa sekelilingnya. Rambut panjangnya yang basah bergerak-gerak tersapu angin.

Sadar.

Eca kembali menenggelamkan tubuhnya. Berenang dari sisi kolam ke sisi yang lain.

Tubuhnya mati rasa.

Gadis itu kembali menghirup oksigen ke permukaan, saat seseorang memanggilnya.

"Kak, cepet naik. Kalo mau bunuh diri jangan di depan mata aku dong!" Adik perempuannya yang berusia tiga belas tahun berkata sewot.

"Kak!" teriak Keiva jengkel. Wajah kakaknya sudah sangat pucat, bibirnya bergetar dan mulai membiru.

Lebih lama dari ini kakaknya benar-benar akan mati.

"Berisik!"

Eca naik dibantu Keiva. Masuk ke dalam bathrobe yang di bentangkan Keiva ketika berhasil naik ke tepi kolam.

Karena Eca memang hanya memakai bra dan celana pendek.

"Kakak kenapa sih? Putus ya sama abang ganteng?"

Goodbye Cupu! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang