Cekrek
"Lagi, Ga, Lagi!"
Cekrek
"Senyum napa ish! Kaku amat lo!"
"Gimana gue mau senyum, ini masker kenceng banget Pau.." gumam Raga. Paula hanya mendengus, membenarkan kepala Raga yang menurutnya tidak bagus untuk selfie. Raga hanya memutar bola matanya malas, mengikuti apa yang diinginkan oleh gadis didepannya ini.
"Kan kita lucu Ga, lagi maskeran gini terus foto. Gue posting di Instagram ya?"
"Serah lo."
Paula aktif memainkan ponselnya, membuka aplikasi Instagramnya untuk memposting foto yang baru saja ia dapat bersama Raga. Raga segera membasuh wajahnya di kamar mandi, setelah itu ia keringkan wajahnya dengan handuk milik Paula.
Disisi lain, gadis cantik berambut pirang ini tersenyum miris melihat postingan gadis yang kini menjabat sebagai sahabat kecil Raga. Gadis itu segera menghubungi Raga, Raga tidak mengangkatnya. Lalu memberikannya sebuah pesan singkat.
Meisya A : Kamu masih dirumah Paula? Kalau iya aku pulang naik grab aja ya Ga, love you Ga, havefun💛
"Nih cewek lo ngechat," perkataan yang dilontarkan oleh Paula tadi membuat Raga terdiam. Ia lupa akan janjinya untuk menjemput kekasihnya itu, Raga segera memakai jaket khas geng-nya itu lalu mengambil kunci motor yang ada di meja sofa.
"Mau kemana sih Ga?" tanya Paula.
"Jemput Meisya, kasihan kalo dia nunggu lama. Lo dirumah aja sampe nyokap lo balik," ucap Raga.
"Putusin aja sih Ga cewek lo itu, dia sama gue juga mendingan gue Ga." ucap Paula dengan nada sombongnya.
"Ngelantur lo." balas Raga. Lalu cowok itu keluar dari rumah Paula dan pergi ke garasi untuk mengambil motor sportnya. Deruman motor Raga terdengar, cowok itu benar-benar pergi dari halaman rumah Paula dan segera pergi ke sekolah Meisya untuk menjemput gadis itu.
Raga datang tepat waktu, sebelum Meisya menaiki sebuah angkutan umum Raga menarik pelan tangan gadis itu. Meisya menoleh, lalu menjauh dari angkutan umum itu.
"Loh Ga, kok disini?"
"Jemput kamu. Maaf banget aku hampir kelupaan Sya, maaf banget." ucap Raga.
"Paula gapapa sendirian dirumah? Bukannya Mama Papanya di Bogor?" tanya Meisya.
"Nanti malem pulang. Udah yuk, kita pulang." Meisya menaiki motor sport Raga yang lumayan tinggi itu. Meisya memeluk tubuh Raga dari belakang, lalu tersenyum manis akan itu.
Saat sampai dirumah Meisya, gadis itu turun dari motor Raga dan melepas helmnya lalu memberikannya kepada Raga.
"Mau mampir dulu? Atau minum dulu gitu, apa makan dulu dirumah, Ga?" tawar Meisya pada Raga.
"Gak usah Sya. Aku udah makan tadi dirumah Paula. Aku langsung ke basecamp aja ya Sya," ujar Raga pada Meisya.
Meisya tersenyum, "Yaudah, hati-hati. Jangan ngebut-ngebut. Bawa motor kok kaya orang kesetanan."
"Iya Sya, hehe.. Maaf abisnya ini mendung. Takut hujan nanti kamu sakit," Meisya tersenyum hangat.
"Lah kamu hari ini gak kuliah?" tanya Meisya kepada Raga. Raga menggeleng, "Aku titip absen sama Remi."
"Jangan kebiasaan ih!"
Umur Raga terpaut lebih tua satu tahun dengan Meisya. Raga baru saja lulus tahun ini dan melanjutkan kuliahnya semester satu, sedangkan Meisya masih duduk dibangku SMA kelas 12 di SMA Scorpio.
Dahulu, saat Raga masih bersekolah dan menjabat sebagai kekasih Meisya, gadis itu selalu diutamakan oleh Raga, ia selalu diprioritaskan oleh Raga, Raga selalu ada untuknya. Tetapi sekarang? entahlah. Meisya sendiri tidak mengerti perasaannya ini. Ingin marah tetapi tidak bisa, ia tidak ada hak melarang Raga selalu bersama Paula karena gadis itu adalah sahabat kecilnya yang harus ia jaga dan lindungi.
Raga terkekeh, lalu mengacak-acak puncuk rambut Meisya. "Besok kamu sekolah?"
"Cuma ekskul vocal aja, pulangnya cepet. Kenapa?" tanya Meisya.
"Mau jalan gak? Capek gak tapi?" tanya Raga kepada Meisya.
"Boleh aja. Tapi kamu yang izin ke Nenek ya." kata Meisya. Raga hanya mengangguk dan tersenyum, lalu menyalakan mesin motornya.
"Besok aku jemput jam 7 malem," Meisya mengangguk seraya tersenyum manis kepada Raga. Gadis itu masih memeluk bukunya dengan satu tangan, satu tangan lagi ia lambaikan ke arah Raga yang kini kian menjauh.
Meisya pun masuk kedalam kamarnya, menaruh buku-buku dan tas yang ia gendong sejak tadi. Gadis itu segera membersihkan dirinya dikamar mandi, setelah itu makan.
Raga A : Aku udah sampe dibasecamp, kamu jangan lupa makan, abis ini tidur aja jangan kemana2. Jangan sampe capek kan besok mau jalan hehe love you Cacaku💛
Entah mengapa pesan dari Raga membuat mood Meisya naik. Gadis itu mengembangkan senyumannya dengan sempurna didepan layar ponselnya.
Meisya A : Iya Ga, kamu juga jangan lupa segalanya, jangan lupa makan, jangan lupa kewajibannya sebagai muslim, lv u to, aku tdr ya😊
Meisya pun bersiap diri untuk tidur. Mengganti pakaiannya menjadi piyama.
Setelah semua kegiatan itu selesai, Meisya langsung berjalan menuju ranjang tidurnya. Gadis itu melepas ikatan rambutnya dan meletakkan disampingnya, jadi saat ia bangun Meisya tidak perlu mencari-carinya lagi. Lalu ia meletakkan ponselnya diatas nakas, mematikan lampu kamar bermotif flaminggo itu. Menarik selimut dan menyamankan posisi tidurnya.
🌸🌸
Raga sudah sampai dibasecamp Vhigor. Tempat yang selalu msmbuatnya tenang saat ada masalah. Semua anak-anak Vhigor ada disana, komplit tanpa terkecuali. Raga duduk di sofa yang ada disana lalu melepas jaketnya karena ia kegerahan.
"Bos, abang lo buat ulah lagi." ucap salah satu teman Raga, membuat Raga menoleh. Ia sengaja diam saja agar Iqbal melanjutkan ucapannya.
"Dia lagi ngincer salah satu siswi Scorpio, gue gak tau itu siapa. Yang jelas dia anak Scorpio." jelas Iqbal.
"Jangan sampe Viga buat ulah lagi, bahaya, dia orang gila. Lebih gila dari Troy." kata Remi.
Troy memukul lengan Remi kuat, "Sembarangan!"
Dandi mengangguk, "Bahaya kalau kejadian Paula keulang lagi, kita harus hati-hati sekarang."
"Lo harus jaga Paula bos, gue gak mau dia kaya dulu lagi dan lo menderita lagi. Kasian lonya, juga kasihan Meisya." sahut Gaga.
"Tapi lebih baik lo serahin ini ke anak-anak yang gak sekolah maupun kuliah, Ga. Karena lo gak mungkin 24 jam ada disamping Paula. Lo juga pastinya harus jaga perasaan Meisya." sahut Rama.
"Ya, gue paham." kata Raga. "Urus masalah Paula. Gue akan ngawas dan jaga-jaga kalo Viga masuk ke wilayah Scorpio. Bal, lo kan masih sekolah disana, lo awasin gerak-geriknya. Kalo bisa lo kasih tau satpam, jangan biarin orang asing masuk ke sekolah." kata Raga. Iqbal pun mengangguk mengerti.
"Satu minggu lagi Paula ulang tahun, gue mau kalian bantu gue buat kejutan untuk dia." kata Raga.
Iqbal, Remi, Dandi, Rama dan Gaga mengangguk mengerti.
"Gue tinggal terima beres. Pokoknya jangan buat Paula kecewa, gue serahin tugas ini sama kalian." kata Raga lagi.
"Beres kalau ada upah, Ga, hehe.."
"Gampang. Lo lakuin dulu tugas lo. Masih pada tau kan dekorasi favorite Paula?"
BERSAMBUNG...
Meisya Arselina
Raga Hilal Samudera
Paula Zaynaqila
Viga Samudera
Iqbal Pamungkas
Remi Tanuwijaya
Dandi Aldinarand
Rama Swara
Gaga Pangestu
Karlina Prameswari
Affa Juliantika
Geri AltharikVOTE DAN KOMEN DON'T FORGET ALL!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...