Seorang laki-laki berparas tampan menatap nanar foto yang ada di tangannya ini. Ia menghela nafasnya sejenak, lalu kembali melihat foto itu dibalkon apartementnya.
“Ternyata lo gak sedewasa yang gue pikir, Ga. Lo masih aja kayak bocah.” ujar cowok itu.
“Bukan gue yang nyulik, nyekap, lecehin, dan mukulin Paula. Lo salah kira. Nyatanya, lo cuma beransumsi kalo gue ini emang jahat dan naruh dendam.”
“Tapi kalo kecelakaan itu, itu emang murni salah gue.”
Cowok itu terkekeh, “ Gue akan sedikit bermain dengan lo, lewat Meisya, biar lo jadi cowok yang bener-bener cowok.”
Viga menyimpan fotonya bersama Raga, dan memakai pakaiannya lalu keluar dari kamar apartemetnya untuk mencari makanan.
Hari ini, Meisya bersekolah. Gadis itu datang tepat waktu, untung saja ia tidak telat. Ya, Meisya memang orang ada, tetapi ia tidak memiliki fasilitas mobil dan sebagainya. Alira takut jika diberikan kendaraan, Meisya akan keluyuran kemana-mana.
“Gue kemarin diajak sama Viga kepanti asuhan,” ucap Meisya kepada Affa dan Karlina.
“HAH?!”
“Serius lo?!”
Meisya menatap mereka berdua secara bergantian, lalu mengangguk. “Iya, kenapa? Dia baik kok orangnya.” ucap Meisya seraya memakan baksonya.
Affa dan Karlina tersedak secara bersamaan, Meisya segera memberikannya minum secara bergantian. “Lah?! Kalian kenapa sih?!” tanya Meisya panik.
“Lo tau? Viga itu psikopat, Sya!” ujar Affa.
Mata Meisya membulat, “Se—serius lo?!”
Karlina yang mengangguk, “Dia yang udah nyekap, nyulik si Paula!” sahut Karlina.
“Di—Dia ngajak gue ke panti asuhan, omongan lo itu serius?” tanya Meisya.
“Iya, Sya. Gue serius. Lo baru tau? gue dapet ceritanya dari Iqbal, Iqbal sendiri sih katanya dari Raga. Emang Raga gak cerita sama lo?” tanya Affa kepada Meisya.
Meisya menggeleng, “Duh kok banyak banget sih yang gue gak tau soal keluarga Raga!” Meisya memekik dirinya sendiri. Menepuk jidatnya seraya menghela nafasnya pelan.
“Bukan lo yang belum banyak tau soal keluarga Raga, tapi Raga yang gak terbuka sama lo. Dia malah ceritanya ke Paula.” ucap Karlina.
Meisya tersenyum kecut, “Iya ya..”
“Udah jangan dipikirin, abisin makannya lima menit lagi bel masuk bunyi,” ujar Affa menenangkan.
🌸🌸
Sepulang sekolah, Meisya menunggu Raga datang untuk menjemputnya didepan gerbang sekolah. Tak butuh waktu lama, Raga datang, tanpa ucapan apapun Meisya langsung menaiki motor sport Raga.
Meisya masih terdiam, membuat Raga semakin bingung. Raga pun memberhentikan motornya disebuah kafe, Meisya mengernyit, “Kita makan dulu.” ucap Raga. Meisya pun mengangguk. Wajahnya masih saja masam, Raga tengah melepas helmnya. Dan Meisya main masuk ke kafe tersebut.
“Sya!” panggil Raga. Meisya pun menoleh, “Apa?”
“Helmnya.. Lepas dulu Sya..” Meisya menggerutuki dirinya sendiri, ia berjalan kearah Raga seraya melepas helmnya. Raga terkekeh, lalu mengacak-acak rambut Meisya.
“Yuk.” Meisya berjalan dibelakang Raga, Raga pun akhirnya duduk tak jauh dari sana. Meisya pun ikut duduk.
“Kamu kenapa sih?” tanya Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...