“Kasihan sama Zura apa karena ada gue?”
Deg
“Itu bukan sebuah alasan.” alibi Meisya melihat Raga dengan tatapan datar. Lalu pandangannya beralih pada Gita yang baru saja datang.
“Hm jangan gitu ah, Tante tau kalian lagi gak baik. Tapi, disini dulu aja ya sampai jemputan kamu datang..” ujar Gita.
“Iya Sya, tunggu supir dateng ya?” bujuk Affa menenangkan sahabatnya itu. Ia mengusap-usap bahu Meisya. “Gue tetep disini kok nungguin lo.” lanjut Affa. Dan akhirnya Meisya pun mengangguk.
Meisya dan Affa pun duduk di kursi yang disediakan disana. Dan tiba-tiba hujan turun deras, semua orang yang ada di gazebo pun berlarian ke dalam rumah Raga.
Meisya terus saja menggandeng Zura. Untung saja gadis kecil itu tidak rewel merengek apapun. Karlina sudah pulang bersama supirnya tadi, ia minta maaf karena tidak bisa menemani Meisya karena ada urusan keluarga yang sangat mendadak.
Meisya menatap sekeliling rumah Raga, jujur saat ini ia canggung. Walaupun sudah mengenal keluarga Raga sudah lama, tetapi entah mengapa ada rasa canggung yang menerkamnya saat ini. Kini, rasanya sangat amat berbeda. Affa yang menyadari itu langsung mengalihkan pikiran Meisya, ia mengajak bicara gadis itu.
“Tante Alira udah sampe mana?” tanya Affa bertanya kepada Meisya.
“Gak tau, gue belum dikabarin.”
“Semalem gue dapet kabar soal pengumuman kelulusan sama pengambilan rapor, gak kerasa ya udah mau lulus sekolah aja.” ujar Affa.
Meisya tersenyum kecut, “Iya ya.. Gak kerasa..”
Mata Meisya melihat beberapa meter didepannya ini muncul seorang gadis yang tidak asing baginya. Dengan bangganya, gadis itu merangkul manja lelaki yang ada di sampingnya. Wajah gadis itu sangat sumringah, tetapi sang lelaki? ia merasa lelaki itu terus saja menatapnya. Meisya segera mengalihkan pandangannya. Ia berusaha memanimalisir perasaannya.
“Oh ya guys, gue mau ngasih tau kalo gue akan tunangan sama Raga!” ujar gadis itu dengan nada bicara yang keras. Ia tersenyum tiada henti. Perasaan Meisya mulai gelisah, ia ingin cepat-cepat pulang. Ia terus menerus menelfon supirnya yang tak kunjung datang.
Hujan semakin deras, semakin sesak juga Meisya ada disini. Affa yang tahu akan perasaan Meisya pun kembali mengajak Meisya untuk berbicara.
“Oh ya satu lagi, acara pertunangan kami satu minggu lagi. Kalian datang ya!” dengan bangga ia mengumumkan pertunangan sialan tersebut.
“Serius Ga? lo mau tunangan?” tanya Rama.
“Gak.”
“Ga, kok gitu sih?!” sungut Paula kesal.
“Ya emang enggak, Pau. Lo ngada-ngada.” ujar Raga dengan ekspresi yang datar.
“Mana janji lo?!”
“Janji apa?”
“Lo janji untuk terus sama gue, Raga!” Paula mulai tersulut emosi, Dini dan Feri mencoba menenangkan Paula.
“Gue janji untuk terus sama lo bukan berarti lo harus tunangan sama gue Pau, gue janji itu sebagai sahabat lo.” kata Raga.
“Lo—Lo jahat! Gue benci, sangat benci sama lo!” Paula pergi, entah kemana yang jelas ia pergi ke arah pintu utama rumah Raga.
“Buset, kejar! Takutnya kenapa-napa!” seru Leon seraya mendorong Raga untuk mengejar gadis itu.
“Ga, tolong bantu kejar! Paula belum minum obatnya! Bisa-bisa dia—”
“Oke. Raga kesana.” Raga memotong ucapan Dini, anak-anak Vhigor lainnya pun ikut mengejar Paula.
Meisya pun berlari ikut mengejar Paula, ia takut Raga bicara seperti tadi karena dirinya.
“Cece tunggu sini ya?” Zura pun mengangguk.
Affa segera mengejar Meisya, dan ya, terlihat dua mobil dari arah yang berlawanan berhenti di depan rumah Raga. Alangkah terkejutnya Affa ketika melihat Paula dibopong oleh Raga dengan darah yang ada di keningnya. Gadis itu pingsan lalu dibawa kedalam mobil Raga. Orang-orang sibuk dengan Paula. Ah Affa tidak perduli.
Dan lebih terkejutnya lagi, Meisya tidak ada disana. Affa langsung mencari Meisya didekat mobil yang tadi menabrak Paula. Ah ya, jangan lupakan satu mobil lagi yang masih berhenti dari arah berlawanan. Saat Affa ingin menghampiri mobil tersebut, ia terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya. Mobil itu menabrak Meisya, cowok yang membawa mobil tersebut turun dari mobil dan mencoba menyadarkan Meisya.
“Elo?!” pekik Affa saat melihat siapa yang menabraknya.
“Cepet bawa Meisya ke rumah sakit!”
🌸🌸
Alira baru saja sampai didepan rumah Raga. Namun, ia tidak melihat tanda-tanda ada keramaian didalam rumah tersebut. Tak lama kemudian, ia mendapat banyak sekali pesan dari Meisya. Ia terkejut melihat pesan terakhir Meisya.
Meisya : Tan, maaf ini Affa. Caca dirs, Affa g bs critain bnyk dsni. O y, Zura didlm rmh Raga tan, cpt ksni ya tan.
Tanpa pikir panjang, Alira menyuruh supir untuk menjemput Zura didalam rumah Raga. Dan ya, tak butuh waktu lama Zura keluar digandeng oleh sang supir menuju mobil.
“Cepet pak, kita kerumah sakit.”
Zura memeluk Alira dengan kuat, mungkin saja ia sangat rindu dengan sang Mama.
“Ada kejadian apa saja pak selama saya gak ada?” tanya Alira pada sang supir.
“Sejauh ini gak ada Nya, tapi mbak Caca banyak murung dan jarang makan. Selama Bu Wina gak ada, dia jadi suka menyendiri juga. Dan yang paling saya heran, Den Raga juga jarang kerumah.”
Alira sudah tahu bahwa Wina meninggal dunia. Ia sangat menyesal, ia menyesal tidak ada disana saat itu. Alira juga menangis didepan makam Wina tadi.
Pada pukul 7 malam tadi, Alira baru saja sampai di Jakarta. Betapa terkejutnya ia mendapat kabar bahwa Wina tiada, ia benar-benar tidak membuka ponsel selama bekerja. Ia sangat amat fokus. Alira menyesal. Sangat menyesal. Ia menangis terus menerus sepanjang jalan. Saat ia sampai di Jakarta dan mendapat kabar tersebut juga ia langsung pergi kepemakaman Wina, malam itu juga.
Setelah dari pemakaman, sang supir berkata bahwa ia juga harus menjemput Meisya dirumah Raga. Karena Meisya mengajak Zura pergi berpesta disana.
Dan ya, setelah sampai dirumah Raga hal inilah yang didapat olehnya. Pikirannya benar-benar kacau. Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Cece gak rewel kan selama Mama gak ada?” tanya Alira.
Zura menggeleng.
“Bagus. Jangan merepotkan tante kamu.”
“Iya Ma.”
BERSAMBUNG...
Meisya Arselina
Raga Hilal Samudera
Paula Zaynaqila
Iqbal Pamungkas
Remi Tanuwijaya
Dandi Anandiand
Rama Swara
Gaga Pangestu
Karlina Prameswari
Affa Juliantika
Leon Aldebaran
Dhirga Pramudya
Troy
Ratras Prasetya
Liona Aldricia
Geri Altharik
Akbar FadillahVOTE AND KOMEN DON'T FORGET ALL!
follow @meisyaarselina
THANK YOU,
salam manis.
@jesnitaayunii
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...