Raga A : Aku agak telat Sya, Paula tiba2 minta beliin sate padang. Kamu jangan kemana2, abis ini aku jemput kamu
Meisya A : Ah ya, gapapa Ga. Hati-hati
Meisya tersenyum lagi dan lagi akan hal itu. Percayalah, ini sudah biasa bagi dirinya. Dan Meisya tidak pernah mempermasalahkan hal itu kepada Raga.
Meisya melirik foto yang tertempel di dinding kamarnya yang dihiasi lampu-lampu lucu disana. Disana banyak sekali foto dirinya juga Raga, dari sewaktu ia masih satu sekolah dengan Raga, juga sampai saat ini.
Meisya mengelus foto itu satu persatu, ada tulisan kecil juga difoto itu, tak terasa matanya kini memanas. Air matanya jatuh begitu saja, Raga-nya berubah, tidak seperti dulu.
Meisya menghapus air matanya yang tak sengaja mengalir, lalu gadis itu tersenyum hingga menarik nafasnya panjang. Meisya pun keluar dari kamarnya setelah mendapat pesan dari Raga.
Raga A : Aku udah izin Nenek, turun atuh neng geulisssss
Meisya terkekeh, ia segera mengambil tas slempangnya dan keluar kamar untuk menemui Raga. Dilihatnya Raga dan Neneknya tengah berbincang ria entah apa yang mereka bicarakan. Meisya pun menghampiri mereka, "Nek, Meisya pamit ya mau keluar sama Raga." kata Meisya seraya menyalimi tangan Wina-Neneknya.
"Pulang jangan malem-malem ya, kamu bawa aja kuncinya takut nanti nenek ketiduran." kata Wina.
Meisya pun mengangguk. "Raga sama Meisya pamit ya nek,"
"Ya, hati-hati."
"Semoga Raga tidak menyakiti hati kamu Meisya." batin Wina dalam hati seraya tersenyum simpul.
🌸🌸
Suasana malam kota Jakarta sangat indah juga ramai saat ini, ini adalah malam minggu. Malam yang biasa digunakan untuk kencan oleh orang-orang yang memiliki pasangan. Begitupun Meisya dan Raga, keduanya asik menikmati kuliner malam di angkringan.
"Tapi ya Ga, Pak Musa gak marah loh. Aku sih heran, padahal dia dijelek-jelekin sama geng itu." ujar Meisya.
"Berarti dia tabah, hatinya bebel dikata-katain makanya dia gak marah atau sakit hati. Terus, kamu nolong pak Musa gak?" tanya Raga.
Meisya menggeleng, "Aku, Karlin, sama Affa masuk aja ke kelas. Lagian gak baik nontonin kaya gitu. Apalagi aku masih kecil,"
"Preett! Udah bangkotan gini juga, anak kecil darimana?" kata Raga.
Plak!
Meisya menggeplak lengan Raga, "Ish! Aku masih anak kecil ya belum dewasa. Kamu tuh, udah om-om!" ucap Meisya
"Eh aku masih 19 tahun, om-om darimana coba?" Meisya terkekeh, "Bentar lagi jenggotan nih pasti, terus kumisan!" kata Meisya.
"Masih lama kali Sya, udah tua aja jenggotan. Kamu tuh aneh-aneh aja deh, gemes." ujar Raga seraya menjawil hidung Meisya.
"Kan kebiasaan, langsung merah kalo dicubit," kekeh Raga.
"Siapa suruh nyubit-nyubit?! Sakit tau!" pekik Meisya kesal. Raga hanya tertawa seraya menoel-noel pipi Meisya agar gadis itu kesal.
"Ih Raga!"
"Apa sayang?"
"Pulang aja ah!"
"Ngambek ni yeee.." goda Raga lagi, wajah putih Meisya berubah menjadi merah karena menahan kesalnya. Kalau bukan di umum seperti ini, bisa-bisa ia sudah memukuli Raga secara bertubi-tubi.
"Kamu tuh nanti jadi nenek-nenek, marah-marah mulu abisan." ujar Raga seraya terkekeh.
"Rese banget aku bilangin nenek kam-"
"-Eh iya jangan, pis, kita damai." potong Raga cepat seraya membentuk jarinya berbentuk huruf V.
Tetapi Raga tidak bisa menahan tawanya melihat Meisya yang tengah kesal itu. Wajahnya merah, bibirnya monyong-monyong, hidungnya--
"Mikirin apa?! Ngeledek aku?!" seolah tahu pikiran Raga, Meisya langsung meledakkan pertanyaannya. Raga hanya tersenyum, "Jangan ngambek, nanti cantiknya pudar." ujar Raga.
"Preeett!"
"Lah kok preett sih?" tanya Raga bingung.
"Bodo ih aku masih kesel ya Ga!" kata Meisya lalu melanjutkan makannya yang sempat tertunda itu karena ulah Raga yang selalu menggodanya.
🌸🌸
Tiga tahun lalu...
Braak!
"Pergi kamu dari rumah!"
"Ma, jangan usir Viga.. Viga mohon.."
"Mama gak mau punya anak seperti kamu. Bertahun-tahun Mama ajarkan kamu apa artinya hormat terhadap perempuan. Tapi apa Viga?! Apa?! Mama yang baru pulang dinas luar kota saat pulang dapat berita bahwa menghamili anak orang, apa yang ada diotak kamu itu Viga?!" bentak Gita. Mama Raga, Viga, juga adiknya Rega.
"Ma, tolong, maafin Viga Ma.. Viga jan-"
"PERGI DARI HADAPAN MAMA SEKARANG JUGA! PAPA DAN MAMA SUDAH TERLANJUR KECEWA SAMA KAMU VIGA!"
"KAMU MAMA BESARKAN DENGAN DIDIKAN YANG BAIK, MAMA PAPA SAYANG SAMA KAMU KENAPA KAMU BERBUAT SEPERTI INI, VIGA?!"
"Ma.. Viga minta maaf.." Viga sudah berlutut di kaki Gita.
"Ma, maafin kak Viga. Mungkin dia khilaf, dan gak seng-"
"DIAM KAMU RAGA! SEKARANG KAMU PERGI!"
Dengan langkah gontai Viga pergi dari halaman rumahnya, ia membawa barang berharga satu-satunya yaitu motor.
Karena hal itu, Viga menjadi seseorang yang penuh dendam, juga memiliki jiwa psiko.
Raga dan Paula duduk disebuah taman. Paula sangat suka dengan pemandangannya. Raga membelikan Paula es krim rasa cokelat saat itu, dan mereka menikmati es krim tersebut hingga larut malam.
"Ga gue mau ketoilet sana dulu bentar," pamit Paula pada Raga.
"Mau ditemenin gak?"
"Gak usah." Paula pun pergi dari hadapan Raga, dan segera pergi ke toilet umum dekat sini.
Paula pun masuk ke dalam toilet tersebut, tak ia ketahui seseorang mengintip pergerakannya dari jauh.
"Gue menderita, lo pun harus menderita Ga."
Paula disekap, Paula dilecehkan, Paula dipukuli, Paula diikat diruangan yang gelap. Badannya penuh dengan luka akibat cowok itu. Ia berharap siapapun akan menolongnya.
Paula bisa ditemukan setelah 5 hari hilang. Pihak kepolisian kehilangan jejak pelaku tersebut. Raga tahu, pasti pelakunya ialah Viga, kakaknya sendiri.
Paula dirawat dirumah sakit selama satu bulan. Bahkan Paula hampir saja lumpuh. Raga selalu menyalahkan dirinya yang lalai menjaga Paula.
Dan Raga janji, hal ini tidak akan terulang kembali.
BERSAMBUNG...
Meisya Arselina
Raga Hilal Samudera
Paula Zaynaqila
Iqbal Pamungkas
Remi Tanuwijaya
Dandi Anandiand
Rama Swara
Gaga Pangestu
Karlina Prameswari
Affa Juliantika
Geri AltharikVOTE DAN KOMEN DON'T FORGET ALL!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...