Banyak sekali hal-hal yang dapat kita rasakan tanpa kita inginkan. Semua orang menginginkan hidupnya bahagia, tetapi, takdir mengatakan hal sebaliknya. Dan tak ada satupun orang yang ingin dikecewakan. Berusaha mempercayai seseorang, tetapi kita dikecewakan.
Mementingkan hal lain daripada ego sendiri, tentu saja menyiksa. Memperdulikan perasaan orang lain, tanpa memperdulikan perasaan diri sendiri. Merelakan tanpa melepaskan, mempercayai tanpa mencurigai, dan mengundang luka tanpa meminta untuk disembuhkan. Itulah hal yang biasa ada di fase kehidupan manusia. Tergantung diri sendiri bagaimana caranya menyelesaikan itu semua.
Mencintai itu ialah hal wajar, apalagi, takut kehilangan. Hal yang paling mendasar disuatu hubungan. Membuat seseorang mencintai kita, itu karena cara kita sendiri. Dan mencintai seseorang, itu dengan cara kita sendiri.
Meisya. Gadis itu pun samanya. Ia mencintai dan mempercayai Raga tetapi dengan caranya sendiri. Gadis itu tak pernah mendengarkan cemoohan orang lain. Ia akan menyelesaikan masalahnya sendiri dan tentu akan mengatasinya. Jadi, jangan pernah tanyakan 'Mengapa Meisya tidak berbuat A saja?' jawabannya ialah 'Karena ia mencintai Raga dengan caranya sendiri.'
Gadis itu tak ingin ambil pusing soal hubungannya yang selalu dikomentari oranglain.
Kini, Meisya sudah siap dengan jaket levisnya. Gadis itu ingin menemani Wina berobat. Tadi pagi, saat Wina pulang kerumah, alangkah terkejutnya melihat Meisya ada dirumah. Saat ditanya mengapa tidak sekolah, Meisya bilang ia tengah malas. Lagipula tidak ada pelajaran penting hari ini. Lagi-lagi Wina hanya mendengus jengah, melihat tingkah cucu satunya ini.
“Udah siap belum Sya? kamu itu kebiasaan kalo dandan lamaaa banget. Nenek sampe kepikiran mau buang semua make-up kamu itu.” dengus Wina kesal. Wanita paruh baya itu kembali duduk di sofa, menunggu sang cucu turun dari kamarnya.
“Ya jangan atuh nek, maaf lama soalnya Meisya boker dulu. Kebelet, sumpah.”
“Lah denger kamu?”
“Dengerlah orang Meisya ada didepan kamar lagi ngunci pintu kamar pas nenek ngomong tadi.” sahut Meisya.
“Ya sudah, ayolah kita berangkat.” Meisya pun menuntun Wina untuk memasuki taksi yang ia pesan tadi.
Sesampainya dirumah sakit, Meisya meninggalkan Wina diruangan dokter langganan Wina. Gadis itu pergi untuk menebus obat.
“Permisi sus, saya mau nebus obat atas nama Geri Altharik.” ujar seorang wanita yang seusia Tantenya, Meisya menoleh. Lalu menggeleng.
“Nama Geri kan banyak.” ucapnya dalam hati.
“Iya ibu ini obat penenangnya. Jangan lupa untuk diminum setiap empat kali sehari ya, Ibu.” ujar perawat tersebut.
“Terimakasih sus, saya permisi.” ujar wanita itu, wanita itu menatap Meisya lalu tersenyum. Meisya yang terkejut itu membalas senyuman wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...