Aku gamau buat kalian nunggu, jadi up aja deh.
--
"Udah. Dia udah tenang Pau."
"Tapi gue gak tenang, karena gue belum dimaafin sama dia! Please ngertiin gue, Ga! Gue ngerasa bersalah atas ini!"
"Lo gak usah merasa bersalah." Raga dan Paula menoleh kebelakang, suara tersebut membuat Raga dan Paula tersenyum.
"Karena itu keinginan terakhir dia. Yaitu menebus kesalahannya dimasa lalu." ucap orang itu yang baru saja datang.
"Gue kesini cuma mau ngasih surat ini, ini pesan terakhir dari Geri sebelum donorin jantungnya untuk lo."
"Thanks, Meisya." ucap Paula seraya tersenyum.
Dengan wajah malasnya, Meisya pun hendak berbalik badan namun tangannya dicekal oleh Raga. "Gue mau balik, misi."
"Sya, sebentar." pinta Raga.
"Gue sibuk Ga, lain kali bisa kan? Permisi." Meisya berhasil melepas cekalannya dari Raga, dengan berat hati ia pergi dari sana.
Air mata Meisya mengalir begitu saja ketika ia sudah masuk ke dalam mobil. Ia menangis, ada sebuah rasa yang tidak bisa ia jelaskan. Ia menoleh kembali ke arah dimana Raga dan Paula berada, lalu memukul stir yang ada di depannya.
"Jujur, aku kangen Ga.." isak Meisya seraya mengusap wajahnya kasar. Ia pun menghela nafasnya panjang, lalu menghapus sisa air mata yang ada dipipinya.
Disisi lain, seorang gadis cantik tengah kesal begitu mendengar kabar bahwa Meisya pergi meninggalkan pekerjaannya begitu saja.
"Aduuh si Meisya kebiasaan banget si ah! Udah tau 1 jam lagi ada ketemuan sama klien, ini orang ngajak ribut banget sih! Kemana coba!" Affa terus menelfon Meisya, entah sudah beberapa kali. Dan panggilan terakhir akhirnya pun dijawab olehnya.
"WOY LO DIMANA MEISYA?! UDAH TAU-"
"-Brisik lo! Gue lagi dijalan. Budek kuping gue lo teriak-teriak gitu!"
"Dijalan dimana? Lo dimana? Abis darimana sama siapa?"
"Nanti gue cerita. Gue sendiri."
"Sendiri?! Kan bisa minta temenin gue!"
"Lo lagi sibuk Fa, udah ih ngomel mulu lo! Udah tua makin tua lo!"
"Ih pokoknya cepetan gak mau tau ya, lo tau gak? ini aki-aki bawelnya minta ampun Meisya! Lo tau? pas dia tau lo keluar tatapannya ke gue tuh kaya mau mangsa gue! Mana Tante Alira gak bisa dihubungin, udah pokok-"
Beep.
"Meisya?"
"SYA?!"
"Buset dimatiin anak kadal!"
Affa pun menghentakan kakinya kesal, ia pun kembali merapihkan file-file yang ada didepannya. Ah, mejanya sangat berantakan. Sepertinya, jika Meisya ada maka dirinya tidak akan keteter seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...