Meisya mengalunkan gitarnya dengan nada yang pas dengan nyanyiannya, gadis itu kini tengah berada dibalkon kamarnya bersama Raga. Cowok itu tidak tahu Meisya ingin bernyanyi lagu apa, maka dari itu biar Meisya yang memainkan gitarnya. Raga hanya menonton dan mendengarkannya.
“Di saat ini aku menyendiri
Ditemani rasa kebencianku
Padamu yang pernah aku cintaBegitu besarnya sesalku padamu
Tak mungkin terhapus walaupun kau pinta
Karena pernah kau anggap
'Ku manusia yang hinaSatu hal yang bodoh
Bila 'ku memikirkanmu
Bila 'ku mencintaimu
Alangkah bodohnya akuSatu hal yang bodoh
Bila 'ku merindukanmu
Dan bila kembali padamu
Betapa naifnya akuBegitu besarnya sesalku padamu
Tak mungkin terhapus walaupun kau pinta
Karena pernah kau anggap
'Ku manusia yang hinaSatu hal yang bodoh
Bila 'ku memikirkanmu
Bila 'ku mencintaimu
Alangkah bodohnya aku
Betapa naifnya aku..”Raga tersenyum, Meisya memang selalu bernyanyi dengan sempurna dengan gitar dipelukannya. Raga-lah yang mengajarkannya bermain gitar, tapi kalau suara, itu keturunan dari Almarhumah Mamanya–Naila.
“Lagi, Ca. Aku videoin nih.” pinta Raga, Meisya pun tersenyum dan berkutat pada gitarnya.
“Dibatas keraguan
Tersimpan keyakinan
Ketulusan cintakuKu ingin kepastian
Sungguh adanya aku
Untuk dirimu kasih oh.Mengapa
Mengapa kau tak mengerti
Halusnya perasaanku
Kau goreskan keraguan ooh.Namun ku menyayangimu
Walau hilang percayaku
Biar cinta menuntunku
UntukmuHaruskah ku pergi darimu
Haruskah ooh.Mengapa kau tak mengerti
Halusnya perasaanku
Kau goreskan keraguan ooh.
Namun ku menyayangimu
Walau hilang percayaku
Biar cinta menuntunku untukmu..”Lagi-lagi lagu itu mewakili perasaan Meisya saat itu, tetapi Meisya bersikap biasa saja. Tidak ingin terlihat oleh Raga bahwa dirinya tengah memikirkan sesuatu.
“Sekarang kamu mau request lagu apa? Aku lagi pingin nyanyi nih,” ucap Meisya.
“Apa ya?”
“Apa hayo, gak lama yaaa..”
“Ck, aku gak tau, terserah kamu aja deh.” ucap Raga akhirnya.
“Ada yang lain di hariku
Kau tak lagi denganku
Biasanya kau slalu menyapaku
Dariku terbangun hingga ku terlelapKini ku sadar dan aku paham
Cintamu tlah melemah
Yang dulu takut kehilangan diriku
Kini kau lebih takut kalau dia tahuKu kecewa... Bukan karna kita pernah bersama
Namun karna kau tak lagi bernyali
Dan takut semua terbuktiKu kecewa...
Mengapa tak dari dulu kau bilang saja
Sehingga ku tak perlu susah susah denganmu
Bercinta denganmu
Dan mengabaikannyaWaktu pertama kita jadian
Kau tahu ku ada dia
Kau bilang tak satupun bisa membendung
Rasa cintamu padaku
Namun kini lain
Ku kecewa...”
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...