Ting!
Raga A : Sya, buka pintunya, aku diluar
Raga A : Please
Meisya A : Ya
Raga tersenyum senang. Setelah berjam-jam ia menunggu di depan rumah Meisya pun akhirnya gadis itu mau berbicara kepadanya.
Meisya membuka pintunya. Dan benar, Raga ada disana. Langit sangat mendung membuat Meisya khawatir akan cowok itu.
Meisya mendekat ke arah gerbang, dibukakannya pagar dan menarik Raga untuk masuk. Dan ya, langit menumpahkan airnya. Meisya segera berlari membawa Raga untuk masuk ke rumahnya.
“Duduk sini.” perintah Meisya diangguki oleh Raga. Oh lihat lah. Cowok itu kini benar-benar berantakan. Ia sama sekali tidak membersihkan lukanya akibat berperang malam itu, rambutnya acak-acakan, kaos putihnya lusuh dan sangat kotor.
Raga terdiam. Entah cowok itu merasa bersalah membentak Meisya semalam. Tetapi jujur, pikirannya tengah kacau saat itu. Ditambah lagi disuguhkan bertengkarnya Meisya dan Paula.
“Mikirin apa? sini deketan.” ucap Meisya lembut seraya tersenyum. Raga pun mendekat, duduk disofa berhadap-hadapan dengan Meisya.
Meisya mengobati luka Raga. Dengan pelan-pelan, namun akhirnya bersih dari darah dan kotoran.
“Buka bajunya,” titah Meisya.
“Sya, malu..”
“Terus? mau dibiarin aja gitu sampe busuk? emang kamu kira aku gak tau kamu kena goresan pisau?!” omel Meisya.
Raga terkekeh, “Aw—”
“Makanya jangan ketawa dulu!”
“Iya-iya,” Raga pun membuka bajunya. Meisya tak merespon apapun soal tubuh Raga. Ia segera membersihkan luka-luka yang ada ditubuh Raga.
“Aw—Pelan aja Ca..”
Meisya sengaja menekan handuk kecilnya pada luka yang parah, “AWWW!” jerit Raga.
“Dendam banget kayaknya..” cicit Raga.
“Makanya diem aja!”
Setelah setelai, Meisya memberikan baju Alpa kepada Raga. Dan cowok itu pun segera memakainya. Raga terbaring di sofa empuk milik Meisya, cowok itu menoleh ke arah Meisya. “Maaf Sya.. Aku minta maaf..”
“Aku maafin. Aku baru tau kalau Paula ada gangguan psikis, jadi ya wajar aja.” kata Meisya.
“Makasih Sya, aku beruntung punya kamu.” ujar Raga.
“Aku gak beruntung punya kamu,” balas gadis itu.
“Sya..”
“Udah tidur! Istirahat, biar besok bisa kuliah. Jangan absen melulu!”
Saat ingin tertidur, Raga mendapat panggilan. Meisya menoleh, “Angkat. Dari Paula.” kata Meisya.
“Halo?”
“Ga, lo dimana ya ampun?! Gue sendirian dirumah!”
Beep.
Raga memutuskan panggilannya. Ia mencari kontak orang lain untuk dihubunginya.
“Yo, ada apa Ga?”
“Dan, tolong jaga Paula dirumahnya. Gue lagi dirumah Meisya.” ujar Raga.
“Siap!”
Beep.
“Loh kok?” tanya Meisya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...