Pagi hari pun tiba, semua orang beraktifitas seperti biasanya. Pagi ini pun sangat cerah, hangatnya sinar matahari masuk kedalam sebuah kamar apartement yang hordengnya telah disibakkan. Hingga membuat gadis berambut cokelat yang tengah terbaring diatas ranjang kasur ini bangkit dari tidurnya.
Meisya mengulat kecil, badannya terasa segar dari hari-hari kemarin. Namun, sama saja. Ketika ia bangun, ia tidak bisa melihat apapun. Semuanya masih saja gelap. Ia tersenyum untuk respons pertama kalinya saat terbangun, lalu ia turun dari ranjang dengan meraba pelan barang yang ada disampingnya.
Ia mengambil ponsel yang ada didekatnya, jangan lupakan bahwa ponsel itu berbunyi. Meisya mencoba untuk mengangkatnya, beberapa kali ia menggeser layar dan akhirnya terdengar suara dari ponselnya.
“Lo udah bangun?”
“U—udah.. Ini siapa?”
“Gue Viga. Sarapan sebentar lagi diantar sama Affa. Dimakan, abisin, sehat-sehatin lusa adalah pengumuman kelulusan lo dan lo harus daten—”
“—Iya kak, bawel deh. Thanks ya.” ujar Meisya dengan selingan kekehan.
“Sama-sama. Yaudah, gue mau lanjut kerja. Nanti Affa, Karlina, Akbar kesana. Zura hari ini gak sekolah karena gurunya rapat. Dia ikut Tante lo kerja.”
“Iya kak.. Makasih..”
Beep.
🌸🌸
Affa, Karlina, Akbar, Iqbal, dan Remi baru saja sampai didepan kamar apartement Meisya. Affa sengaja membawa Iqbal dan Remi karena mereka berdua ingin menjenguk Meisya.
Affa diberitahu oleh Viga jika ia sudah sampai didepan kamar apartement Meisya ia langsung saja masuk kedalam. Karena Viga sengaja tidak mengunci pintunya agar Meisya tidak kesulitan berjalan untuk membukakan pintu.
“Sya! Ini gue, Karlina, Akbar, Iqbal sama Remi kesini. Nih sarapannya, sarapan bareng yuk kita juga belum makan nih!” ujar Affa seraya meletakkan dan menyiapkan makanan diatas meja makan.
Karlina berjalan menuju dapur untuk mengambil beberapa gelas, “Gue siapin ya.”
“Sini Sya, gue bantu.” ucap Akbar seraya menuntun Meisya untuk duduk dikursi meja makan.
Meisya tersenyum lalu ia duduk, “Makasih, Bar. Ehm.. Sorry ya gue jadi ngerepotin kalian semua. Gue—”
“—Sya, bagaimanapun lo bagian dari temen gue. Jangan ngerasa gak enakan gitu lah, malah kalo kita gak bisa apa-apa kita ngerasa gak berguna buat lo.” potong Iqbal cepat.
Meisya tersenyum, “Thanks. Kalian bener-bener bantu gue disaat gue lagi terpuruk dan hancur kaya gini. Gue beruntung. Dan lo Bar, makasih lo udah bantu gue nyamar sebagai sahabat kecil gue. Dan sekarang, kita sahabat beneran hehe..” Meisya menampilkan rentetan gigi putihnya.
“Gue salut sama lo Sya. Lo selalu ingat sama orang lain padahal lo lagi gak baik keadaannya.” ujar Affa.
“Biar gimanapun gue hidup juga gak sendiri, gue pernah minta tolong sama siapapun termasuk kalian. Jadi, apa salahnya?” tanya Meisya.
“Hm gue banyak belajar loh Sya dari lo. Dari gue takut jatuh cinta.. Sekarang..” Karlina tersenyum, lalu memandang Remi. “Sekarang gue bisa jadian sama Remi..”
“Udah-udah.. Mending kita lanjut makan aja, jangan bahas yang lain.” ucap Meisya.
Meisya, Affa, Karlina, Akbar, Iqbal dan Remi pun makan diatas meja makan. Mereka makan dengan tenang, belum ada yang membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...