Hari ini adalah hari kedua Raga pergi berlibur dengan anak-anak Vhigor. Meisya merasa sangat kesepian, tidak ada Raga yang selalu usil padanya. Affa dan Karlina sudah berkali-kali mengatakan untuk jangan terlalu dipikirkan.
“Sya.. Ayo dong.. Masa lo jadi galau gini sih. Baru dua hari ditinggal sama Raga, masa udah kangen aja. Bucin banget lo ah.” ujar Karlina.
“Ish! Rasain deh punya cowok yang super nyebelin, usil, konyol, pasti mau sehari dua hari gak ada dia pasti lo kangen.” cecar Meisya.
“Tau! Iri aja lo!” timpal Affa cepat.
“Ih! Gue gak ngiri ya!”
“Udah-udah ah gak usah ribut! Berisik gue pusing! Sana kerjain tugasnya dulu, baru ngobrol!” kata Meisya.
“Nyontek dong Sya,” pinta Affa.
“Gak! Kerjain cepet! Jadi pas bel istirahat langsung keluar.” ucap Meisya.
“Ah males Sya, lo tau sendiri otak gue pas-pasan. Gak bisa ngerjain ngebut.” ujar Karlina.
“Kerjain dulu sebisa lo pada, kalo gak bisa tanya gue.”
Sepulang sekolah, Meisya menunggu jemputan dari supir Dhirga. Saat itu Affa dan Karlina sudah pulang kerumahnya masing-masing. Sedangkan Meisya, gadis itu masih menunggu Mang Santo menjemputnya.
Gadis cantik itu tengah berdiri di depan gerbang sekolah seraya memainkan ponselnya. Meisya memainkan bibirnya disertakan hentakkan kecil ditanah berkali-kali yang dilakukan oleh kakinya.
Ya, Meisya dan keluarganya sudah kembali kerumahnya. Tak lagi menginap dirumah Affa. Karlina pun begitu halnya, ia tak lagi menginap dirumah Affa. Meisya hanya tak ingin merepotkan Affa dan keluarganya.
“Hai,” sapa seseorang membuat Meisya mengalihkan pandangannya dari ponselnya, ia menoleh lalu tersenyum kikuk.
“Nunggu jemputan?” tanya cowok itu.
Meisya mengangguk, “Iya.”
“Sendirian?” tanya cowok itu lagi.
“Kakak lihat?”
Cowok itu terkekeh kecil seraya mengangguk, “Ya. Gue liat lo sendirian.” ujarnya.
“Oh iya, lo gak ikut Raga dan teman-temannya?” tanya cowok itu.
“Gak. Gue masih sekolah.”
“Lo—”
Tin!
“Gue udah dijemput. Duluan kak.”
Cowok itu tersenyum, “Ya. Hati-hati.”
Mendengar klakson mobil itu, Meisya pun bergegas memasuki mobil itu tanpa melepas pandangannya dari ponselnya. Ia memasuki mobil itu lalu menutup pintunya.
“Kebangetan lo ya. Ditinggal sama cowok lo disini malah asik berduaan mulu sama cowok lain.”
Deg
Meisya menoleh. “Paula?”
“Sorry. Gue salah masuk mobil.” saat Meisya ingin keluar dari mobil itu, Paula mengunci semua pintu dan kaca jendela mobil. Meisya geram, ia menatap ke arah Paula. “Mau lo apa sih?” tanya Meisya menahan emosinya.
“Apa lo tau? Viga itu orang yang paling Raga benci, dan lo masih berani deket-deket sama dia?”
“Apa ada urusannya sama lo?” tanya Meisya kesal. Dan disaat itu, jemputan Meisya yang asli datang,
“Jelas ada. Raga sahabat gue dan gue tau sifat Raga. Dia paling gak suka sama cewek yang deket sama seseorang yang dia benci.” kata Paula. “Dan lo.. Malah deket-deket sama Viga!” ucap Paula.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...