RAGA | 08

489K 34.8K 10.4K
                                    

Tadi pagi, Meisya izin kepada Raga untuk pergi ke sebuah kafe yang entah alamatnya ada dimana. Raga sudah menawarkan untuk mengantar gadis itu, tetapi gadis itu bilang tidak usah, ia bisa berangkat sendiri. Raga tahu jika Meisya sudah dewasa, ia pasti bisa menjaga diri. Tetapi tetap saja, Raga tidak tenang jika Meisya bepergian sendiri tanpanya.

Raga mengikuti taksi yang ditumpangi oleh Meisya dari belakang. Cowok itu memakai mobil milik Troy, dan ia memakai jaket yang ada kupluk, Raga juga tak lupa memakai kacamata. Agar penyamarannya tidak diketahui oleh Meisya.

Dan benar, Meisya berhenti disebuah kafe yang ada di daerah Jakarta. Kafe itu lumayan ramai, banyak sekali anak-anak muda disana. Kafe itu juga sangat bagus, apalagi dekorasinya kekinian. Raga mengernyit, ingin apa dan mau apa Meisya pergi ketempat ini?

Tidak. Raga tidak ingin berpikir macam-macam tentang gadisnya itu. Ia terus saja menguntit Meisya dan bersembunyi ditempat yang tidak bisa dijangkau oleh mata Meisya.

Terlihat Meisya tengah asyik mengobrol dengan seorang perempuan. Sepertinya perempuan itu sudah berkepala dua. Lihatlah, Meisya menyalimi perempuan itu. Meisya pun ramah padanya, seakan-akan orang di depannya ini lebih tua darinya. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan melintas di otak Raga. Cowok itu berpikir positif, ah mungkin saja itu Tantenya yang sudah lama tidak berjumpa. Tak lama kemudian, Meisya dan perempuan itu bangkit, Meisya menyaliminya lagi dan perempuan itu pergi.

Meisya sendirian. Saat Raga ingin menghampirinya, seorang laki-laki datang dan duduk di depan Meisya. Meisya terlihat sangat akrab dengan laki-laki itu. Meisya berbincang-bincang, entah apa yang diperbicarakan oleh mereka berdua, Raga tidak dengar.

Perasaan Raga semakin berkecamuk. Pikiran negatif terlintas di otaknya. Karena panas melihatnya, Raga pun pergi dari kafe itu dan melajukan mobilnya menuju rumah Paula.

Ya, gadis itu rawat jalan.

Sesampainya dirumah Paula, gadis itu tengah memainkan ponselnya di sofa berbulunya. Melihat wajah Raga sangat kusam pun Paula bertanya, “Kenapa lo? Sakit?” tanya Paula.

Raga menggeleng.

“Ya terus kenapa? Diputusin sama Meisya? Ya syukur deh.” ujar Paula dan kembali menatap layar ponselnya.

“Tadi gue lihat Meisya di kafe berduaan sama cowok.” pernyataan itu membuat pupil mata Paula membesar, “Serius lo?!”

“Waah keganjenan banget itu cewek! Udah Ga, putusin aja. Gak guna juga mertahanin hubungan kaya gitu, dia selingkuh tuh!” Paula memanas-manasi Raga.

“Gak tau ah, gue pusing mau tidur.”

Sore ini, Meisya baru saja selesai membereskan rumah. Dari mulai merapihkan kamar, kamar neneknya, menyikat kamar mandi, membereskan dapur, mencuci pakaian, menggosok, mencuci piring, membereskan rumah, menyapu halaman, menyiram tanaman, menyapu, mengepel dan lain-lain.

Gadis itu baru saja selesai, ia terbaring di atas sofa karena sangat lelah. Tulangnya seperti dipatahkan, entah mungkin karena efek ia belum makan.

Klek

“Assalamualaikum, nenek pulang..”

“Waalaikumsalam nek, loh nenek beli apa?” tanya Meisya seraya menyalimi tangan Wina.

“Ini buah-buahan dari pengajian nenek, kamu udah makan?” tanya Wina.

Meisya menggeleng, “Tapi Caca udah masak nek, sengaja makannya nungguin nenek pulang hehe,” kata Meisya seraya menyengir kuda.

“Ya sudah yuk kita makan.”

Selesai makan, Meisya pun bergegas ke kamar mandi. Gadis itu sudah sangat gerah, kausnya juga sudah sangat lepek akibat keringatnya.

Setelah mandi, Meisya mengecek ponselnya. Namun ia bingung, mengapa tidak ada kabar sama sekali dari Raga? Meisya menelfonnya berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Meisya memberinya pesan, namun tidak ada jawaban. Meisya masih berpikir positif, ah mungkin saja Raga tengah tertidur.

Tok Tok Tok

“Paket!” teriak seorang kurir dari bawah, Meisya pun memakai sendal bulunya dan segera berjalan ke bawah.

“Sya, paket tuh!” seru Wina.

“Iya, Nek.” Meisya turun tangga dengan cepat, gadis itu pun membuka pintunya dan terlihat seorang kurir bertopi membawa paket yang ia pesan.

“Makasih, Pak.” kata Meisya.

“Sama-sama neng, ditandatangani dulu ya.” ujar si kurir. Setelah menandatangani suratnya, Meisya pun masuk ke dalam rumahnya untuk segera membuka paket yang ia pesan kemarin.

🌸🌸

“Tadi pagi gue liat Meisya sama cowok di kafe, gue nguntit dia. Dan ternyata ketemuan sama cowok. Mana akrab banget lagi,” ucap Raga.

“Serius lo? masa sih?” Dandi tidak percaya.

“Bukan Meisya kali bos, masa iya Meisya berani ketemuan sama cowok gak bilang-bilang sama lo.” sahut Remi.

“Orang gue nguntit dia dari rumahnya,” jawab Raga. Cowok itu membakar putung rokoknya, meletakkan kedua kakinya diatas meja sofa.

“Udah denger penjelasan dari Meisya?” tanya Rama. Percayalah, Ramalah yang paling dewasa setelah Dhirga jika menanggapi suatu masalah.

“Ponsel gue mati dari pagi,” kata Raga enteng.

“Lonya kadang kelewatan bego si.” ucap Gaga.

“Oh ya, gimana perkembangan dekorasi ulang tahunnya Paula? udah siap? nanti malem loh jam 12.” tanya Raga kepada teman-temannya ini.

“Udah siap, kafenya juga bagus. Dia dilantai dua emang khusus buat pesta gitu,” kata Troy.

“Untung sekarang tanggal merah bos, kalo kaga itu dekor kaga kelar. Btw, dekorasinya kita-kita loh yang ngerancang. Paula suka yang bertema golden-golden gitu kan?” lanjut Troy.

“Haha iya, btw thanks ya kalian semua, gue janji acara selesai gue traktir lo semua makan. Apa mau jalan-jalan?”

“WEITS JALAN-JALAN DONG BOS!”

“Gue cuma nanggung bensin kalian, sama tempat penginapan. Makan sendiri-sendiri.” ujar Raga.

“Asiappp! Kita naik gunung ya bos?”

“Atur.”

Raga membuka ponselnya, banyak sekali notif dari Meisya. Sebenarnya Raga masih sedikit kesal pada gadis itu, karena Meisya bertemu dengan seorang laki-laki dan Raga tidak tahu. Tadi pagi Meisya hanya izin keluar dan pergi ke sebuah kafe.

Raga A : Ya Ca?

Meisya A : Kemana aja Ga? kok baru balas? kamu tidur? Udah makan kah? mau dibawain makan gak? aku masak nih hehee

Raga A : Aku udh makan di basecamp

Bohong.

Meisya A : Oh yaudah deh, sekarang lagi dimana?

Raga A : Basecamp

Meisya A : Nanti malem kamu bisa jemput aku gak Ga buat dtg keacara ultahnya Paula?

Raga A : Gakbisa, aku nemenin Paula

Ada rasa kekecewaan dihati Meisya, gadis itu hanya mendesah kecewa.

Meisya A : Yaudah deh Ga, nanti acaranya jam 7 kan? aku bareng Affa aja deh hehe

Raga A : Iya

“Kamu kenapa Ga?”

BERSAMBUNG...

Meisya Arselina
Raga Hilal Samudera
Paula Zaynaqila
Iqbal Pamungkas
Remi Tanuwijaya
Dandi Anandiand
Rama Swara
Gaga Pangestu
Karlina Prameswari
Affa Juliantika
Geri Altharik
Leon Aldebaran
Dhirga Pramudya
Troy
Ratras Prasetya

VOTE AND KOMEN DON'T FORGET ALL!

RAGA [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang