1 tahun kemudian...
Hirukpikuk kota Jakarta sangat terlihat jelas dari jendela gedung yang menjulang tinggi di kota Jakarta. Pemandangan tersebut membuat gadis cantik dengan minuman digenggaman tangannya itu menghela nafasnya panjang.
Ia melamun, hingga tak sadar jika sedari tadi pintunya diketuk berulang kali oleh seseorang. Hingga sebuah tepukan dibahunya membuat gadis itu tersadar oleh lamunannya.
"Ngelamun aja, nih, berkas yang lo minta." ucap seorang gadis cantik dengan model rambut barunya.
"Thanks, taroh aja dimeja gue." ucap gadis berambut cokelat seraya tersenyum manis.
"Gue heran deh sama lo, lo cantik, lo pinter, udah bisa megang perusahaan, dan lo masih belum bisa move on dari mantan? Gila lo?"
"Nih ya gue kasih tau Nyonya Meisya Arselina, kenapa sih lo gak coba untuk buka hati lagi? Dicoba, liat noh si Akbar. Dia selalu ada untuk lo. Keliatannya dia serius, masa lo gak mau?"
"Gue gak bisa Fa," tekan Meisya.
"Why?"
"Gue sendiri pun gak tau."
"Its okey gue ngerti Raga selalu berjuang. Setahun ini dia ngejar lo mati-matian. Tapi kalo emang lo gak bisa buka hati untuk orang lain, kenapa lo masih cuek sama Raga? Kenapa gak lo kasih kesempatan aja?" tanya Affa. Ia heran dengan sikap Meisya yang satu ini.
"Gue masih benci sama dia. Setelah apa yang dia lakuin ke gue, gue benci sama dia Fa."
"Lo tau gak? Lo tuh sekarang lagi kaya Abg labil tau gak? Maunya ini, tapi salah. Dikasih itu, salah juga. Terserah lo deh," ujar Affa pasrah. Affa langsung fokus kepada laptopnya, ia segera mengerjakan tugas kuliahnya.
"Fa.. Lo kesel ya sama gue?" tanya Meisya lirih.
"Gue ngerepotin ya Fa?"
"No."
"Gue pembawa sial ya Fa?"
"No."
"Lo kesel kan sama gue?"
"No, Sya."
"Lo capek kan sama sifat sikap gue?"
"No, Meisya."
"Lo gak mau kan Fa sahabatan lagi sama orang labil dan gak jelas sama gue?! Iya kan Fa?! JAWAB!"
"NO MEISYA, NO! PLEASE, STOP!" Affa menghampiri Meisya dan memeluk gadis itu yang saat ini menangis. Affa tahu seberapa rapuhnya Meisya semenjak kejadian itu.
Kini, hanya Affa lah yang selalu menemani Meisya. Karlina pergi keluar negri untuk kuliah disana karena paksaan dari orangtuanya. Affa yang selalu menemani Meisya, Affa yang selalu memperhatikan Meisya.
Kini, hanya Affa lah yang ia punya. Alira dan Zura kembali kerumahnya dengan alasan tertentu. Tetapi Alira juga masih membiayai Meisya. Alira juga memberikan Meisya tugas untuk menghandle perusahannya walau gadis itu tengah sibuk kuliah. Mungkin semata-mata hanya agar Meisya bisa lebih mandiri dan belajar memegang sebuah perusahaan dari saat ini.
"Makasih.. Hiks.. Cuma lo yang gue punya Fa.." isak Meisya dalam pelukan Affa. "Bokap gue ninggalin gue, nyokap gue ninggalin gue, nenek ninggalin gue, Raga ninggalin gue, Karlin ninggalin gue. Gue mohon, lo tetep disini sama gue ya Fa.." pinta Meisya dengan tatapan sendu.
Affa tersenyum hangat, lalu mengangguk. "Lo itu kaya saudara gue sendiri. Gue gak akan ninggalin lo. Gue tetep disini nemenin lo dengan segala sifat buruk lo. Mau gimana pun lo, pasti akan selalu gue bantu Sya. Selagi gue mampu." ucap Affa membuat Meisya semakin mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...