Pagi hari yang cerah ini, gadis cantik dengan pita dirambut cokelatnya ini tengah kebingungan mencari kedua sahabatnya yang entah kemana ini. Meisya berlarian kesana kemari menanyakan apakah ada yang melihat Affa dan juga Karlina. Ajaibnya, make-up natural gadis itu tidak luntur sama sekali walau sudah berlari-larian.
“Affa!” teriak Meisya saat melihat Affa baru saja selesai berbicara dengan Mella—Si sie acara. Meisya menghampiri Affa dengan nafas yang tidak teratur, “Gue cariin juga! Bentar lagi kelasan kita!” omel Meisya.
“Ah ya? Yaudah yuk kita kesana.” ujar Affa.
“Lah? Karlina mana?”
“Dia lagi siap-siap mau tampil, udah yuk ah kita duluan aja ke lapangan.” ujar Affa seraya menarik tangan Meisya ke lapangan. Affa pun duduk di bangku barisan paling belakang, dan benar, sekarang waktunya bagian kelasnya yang tampil. Meisya tersenyum senang, setidaknya penampilan dari kelasnya tidak se-flat penampilan kelas lain yang hanya begitu-begitu saja.
“Yap, penampilan selanjutnya dari 12 IPA 5 yaitu darii.....”
“....MEISYA ARSELINA! BINTANGNYA SCORPIO!”
“WOAHHHH!”
“MEISYA! MEISYA! MEISYA!”
“SEMANGAT KAK MEISYA!”
Dukungan demi dukungan terdengar di telinga Meisya. Meisya celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang. Affa menoleh ke arah Meisya, Affa menghembuskan nafasnya kasar, sudah tahu siapa yang dicari oleh Meisya.
“Sana maju dulu. Nanti juga dateng. Kalo gak dateng gue videoin plus gue ngelive deh!” seru Affa seraya mendorong badan Meisya untuk menuju panggung. Dengan perlahan, Meisya melangkah maju ke panggung untuk menampilkan penampilannya. Gadis itu menyanyikan dua lagu. Musik instrumentnya pun sudah siap. Meisya duduk di sebuah bangku, dibelakang piano. Ya, gadis itu bernyanyi sambil bermain piano.
Senyumnya merekah ketika melihat Raga, Dhirga, Liona, Rama, Remi, Dandi, Gaga, Leon dan Troy disana. Terlihat mereka sepertinya baru saja datang. Disusul oleh Iqbal dan juga Ratras yang baru saja selesai menampilkan penampilan mereka tadi. Senyumnya sedikit memudar ketika melihat seorang gadis cantik tengah menggandeng tangan kekasihnya, yaitu Paula.
“Fokus.” batinnya seraya mulai memegang balok pianonya.
Meisya mulai memainkan nadanya, suara tepuk tangan gemuruh menyelimuti lapangan SMA Scorpio.
“WOAAAHHH MEISYA!”
“MEISYA I LOVE YOU!” itu suara jeritan anak lelaki.
“Bangke!” batin Raga. Cowok itu melepas genggamannya dengan Paula, Paula hanya mencebik kesal.
“Hari ini hari bahagiamu... Di sini kutegarkan hatiku... Memaksa setiap langkah... Dalam senyuman kepedihan.” Meisya bernyanyi dengan amat sangat merdu, suara indahnya membuat bulu kuduk penonton merinding. Raga tersenyum, entah mengapa lirik demi lirik dinyanyikan oleh Meisya begitu menyayat hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...