Satu minggu berlalu, hubungan Raga dan Meisya masih saja tidak baik. Bahkan Raga dan Meisya pun seperti lost kontak satu minggu ini.
Disekolah pun Meisya mengganti hobinya menjadi melamun, Affa dan Karlina kesal, terkadang ucapan kedua gadis itu tidak didengar oleh Meisya. Meisya menjadi seperti mayat hidup saat ini. Ia juga kadang tidak mood untuk makan, jangankan makan, keluar kelas saja enggan. Tetapi untung saja Meisya masih konsen akan mata pelajaran yang tengah diterangkan.
“Sya, Sya. Gue yakin abis ini berat badan lo turun.” ucap Karlina.
“Kalo ngomong lo, somplak!” sahut Gege.
“Sya.. Masa lo gak mau ngomong gini sih sama kita..” ucap Affa.
“Iya nih, udah se-RT gue bawa untuk coba hibur lo, lo tetep aja begini.” ujar Irfan sedih.
“Ululu Ipan kamu jangan cedih, nanti aku ikut cedih..” ucap Karlina seraya mencubit pipi Irfan.
Irfan menepis tangan Karlina, “Kuman!”
“Heh gini-gini tangan gue bersih ya! Enak aja lo bilang kuman-kuman! Lo gak tau kalo sebelum berangkat sekolah gue selalu pake antis dan setiap kemana-mana pun gue make! Enak aj—” Bejo menyumpal mulut Karlina dengan kertas bekas coret-coretan.
“BEJO MARIJO!!”
“NAMA GUE BEJO MARJIO BUKAN MARIJO!”
“Ni anak satu songong ya lama-lama, bodo ah, capek gue!”
“Gak ada yang nyuruh lo ladenin gue onta!” jawab Bejo.
“BO.DO!”
“Dih, pede abis lo ngambek-ngambekan gitu. Jelek muka lo sok-sokan bebi kes!” ledek Bejo seraya menatap sinis Karlina.
Meisya terkekeh kecil, “Baby face Jo, bukan Baby kes.” koreksi Meisya.
“Gak usah ngomong lo burik kalo ngomong masih remedial!” timpal Karlina menatap sinis Bejo.
“Lagi juga muka gue tuh emang bener kes, gak kredit!”
“Cash, Kar.” koreksi Affa.
“Bodo ah tau lah itu!”
🌸🌸
Sore ini, Raga baru saja keluar dari kamar mandi. Cowok itu segera memakai baju yang ada di lemari. Setelah selesai, ia turun kebawah untuk menunggu anak-anak Vhigor yang katanya ingin bermain dirumahnya. Mereka ingin bermain PS bersama. Dirumah Raga juga ada Paula, gadis itu sedari tadi tengah membaca novel non-fiksi milik Rega diruang tamu, tepatnya duduk diatas sofa.
Setelah satu persatu teman-temannya datang, Raga dan teman-temannya pun mulai bermain games bersama. Mereka asik bermain PS hingga lupa waktu, mereka terlalu asik dengan dunia mereka.
Berbeda dengan Remi yang tengah sibuk dengan ponselnya, ia tengah teleponan dengan Karlina. Sedangkan Troy, cowok itu duduk santai di atas kasur milik Raga seraya memakan camilan yang ia pegang. Dan Ratras, cowok itu tidur pulas dibawah AC yang semilir-semilir.
Tok Tok Tok
“Ragaaa!”
Semua menoleh, Paula memanggil Raga.
Remi memberi kode, cowok itu langsung bersembunyi dibalik ranjang Raga. Merasa peka, anak-anak Vhigor lainnya pun berpura-pura tidur kecuali Raga.
“Gue males kena ocehan dia.” ucap Dandi.
“Hahaha.. Bisa aja.”
“GAAA!”
“Apa?” Raga menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...