Raga baru saja keluar dari ruangan rawat Paula. Kondisi gadis itu baik-baik saja. Hanya luka kecil pada keningnya. Paula juga sudah sadar, mungkin, kalau saja Paula tidak cepat-cepat dibawa kerumah sakit maka kondisinya sudah parah. Secara, ia juga lupa meminum obatnya tadi. Raga takut jika sesuatu terjadi pada Paula.
“Untung gak kenapa-napa.” ujar Ratras.
“Sebenernya gue gak mau terlalu ikut campur sama urusan lo Ga. Tapi, percintaan lo rumit ya. Dan lo sendiri yang buat rumit.” ucap Iqbal.
“Maksud lo?”
“Lo bakal tau sendiri, nanti.”
“Sebenernya cinta gak rumit, bahkan mudah. Tapi yang buat rumit itu orang itu sendiri.” sambung Dandi.
“Iyain aja bang Jago!” sahut Gaga.
“Lah bener kan?”
“Gue sih bener aja, repot kalo gue salahin.” kata Remi. Mendapat kekehan dari teman-temannya.
“Thanks semuanya. Kalo mau pada istirahat, istirahat aja. Gue sendiri gak apa. Masih ada tante Dini sama om Feri yang bantu gantian jaga Paula. Ada Rega juga.”
“Iya nanti kalo mau pada istirahat balik aja, kalo masih mau ngobrol ya disini aja.” kata Dandi.
“Hari ini lo ngomong gak nyambung bro, sorry.” sahut Troy seraya menepuk pundak Dandi.
“Tai!”
🌸🌸
Gadis cantik berambut cokelat ini baru saja sadar. Ia membuka matanya perlahan. Namun, ada banyak perbedaan yang ia alami setelah membuka matanya. Ia merasa pusing, dan.. semuanya gelap.
Meisya meraba-raba sekitar. Ia mendapati sebuah tangan mulus yang memegangnya erat.
“Maafin tante..”
“Tan.. Mata aku kenapa tan?! Kenapa gelap?!” Meisya berteriak. Ia mencoba memaksakan melihat, namun semakin ia paksakan kepalanya semakin sakit.
“Sya.. Tenang..” ujar Affa seraya mengelus punggung gadis itu.
“Fa.. Hiks.. Gue kenapa...”
“Untuk sementara.. Lo gak bisa liat dulu Sya..”
“Maksud lo buta?!” tanya Meisya. “Lo gak bohong kan Fa?!” Alira memeluk gadis itu dengan sangat erat. Semakin erat, Meisya semakin menumpahkan air matanya deras. Affa sangat tidak tega melihat gadis didepannya ini.
“Tante.. Aku gak mau buta Tan.. Tolong.. Hiks..” lirih Meisya seraya memeluk Affa dengan erat. Alira menyalurkan kehangatan lewat tangannya. “Untuk sementara, sayang..”
“Emm.. Kak makasih ya lo udah nganter Meisya kesini..” ujar Affa kepada cowok yang ada didepannya ini.
“Sama-sama. Tenang, yang nabrak Meisya udah mau tanggung jawab kok. Dia juga yang bakal cari donor mata untuk Meisya.”
“Ma—makasih kak Viga..”
“Affa udah ceritain semuanya ke Tante. Tante minta maaf Sya, disaat seperti ini Tante gak ada untuk kamu. Maafin Tante Sya..” Alira semakin erat memeluk Meisya. Sedangkan Meisya hanya bisa diam dan menangis, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. Tak terduga hal ini akan terjadi kepadanya.
“Untuk sementara waktu, lo tinggal dulu aja di apartement gue. Karena bahaya kalo lo dan Tante lo tinggal dirumah. Takut Marsyel berulah lagi.” ucap Viga.
“Gak usah nak Viga, itu akan merepotkan nak Viga..” ucap Alira.
“Kalian perempuan, bahaya. Percaya sama saya kalau kalian akan aman untuk sementara waktu. Kasih waktu saya untuk memasukkan Marsyel kedalam sel penjara. Biar kalian aman.”
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...