Extra Part

787K 39.3K 8.9K
                                    

Bandara Soekarno Hatta.
Pukul 07.45 WIB

Seorang gadis cantik menggeret koper pink miliknya ke tempat yang ingin ia duduki. Gadis itu melepas kacamata hitamnya, mengikat rambutnya asal, lalu meraih benda pipih berlogo buah apel digigit, ia pun mengusap layar ponselnya dan setelah beberapa detik ia menempelkan benda itu di dekat telinganya.

"Lo dimana sih? Dari tadi gue nungguin ini! Gerah banget mau mandi, cepetan!"

"Bawel. Gue baru bangun."

"What?! Baru bangun?! Lo gila?! Janji sama gue jam berapaa Affa cantikkkk? Tau ah gue naik taksi aja!"

Beep.

Gadis itu mematikan sambungan teleponnya sepihak. Ia menghentak-hentakkan kakinya kesal. Hari ini dan tepat pagi ini, pertama kali menginjakkan kaki di tanah air ia sangat sial. Dompetnya hilang, untung isinya hanya beberapa uang. Kalau kartu-kartu pentingnya? Hih, sangat malas ia mengurusnya kembali.

Dan tadi, kopernya hampir tertukar oleh seseorang. Lagi, Affa menjemputnya telat? Sungguh, gadis itu sangat lelah. Dalam waktu enam bulan ini ia bekerja meneruskan bisnisnya di luar negeri. Ia nonstop bekerja. Dan hari ini, semuanya sudah selesai.

Kelar!

Gadis itu pun berdiri menunggu taksi yang sedari tadi tak kunjung datang. Ia menghela nafasnya panjang, kembali menggeret kopernya dan duduk disebuah emperan toko.

"Meisya!" panggil seseorang membuat gadis itu menoleh dan mengembangkan senyumannya.

"Sorry deh gue telat. Abisan semalem gue begadang jadinya bangun siang. Yaudah yuk, gue tau lo capek."

"Affa! gue kangeen banget! Karlina gimana kabarnya?" tanya Meisya kepada Affa.

"Semenjak wisuda dia balik lagi ke Jerman. Gue udah lama gak kontakan sama dia." ujar Affa.

"Sini, gue bantu." ucap Affa membantu barang bawaan Meisya. "Buset! Lo beli apa aja Meisya? Banyak banget."

"Oleh-oleh."

Mata Affa berbinar, "Wah pasti buat gue!"

"Ya ya ya, ambil sesuka hati lo. Udah yuk balik."

🌸🌸

"Jadi, selama enam bulan lo gak kontakan sama Raga?" tanya Affa lalu Meisya mengangguk.

"Lah terus?"

"Ya gue fokus ke pekerjaan. Dia juga pasti fokus. Entah ini salah apa gak dalam hubungan, tapi yang jelas gue merasa bersalah karena terlalu fokus. Apalagi, sekarang gue model. Tambah sibuk." ujar Meisya.

"Dan gue balik mau langsung cari Raga, dia ada gak ya dirumah? Gue kangen banget." ucap Meisya.

"Ya lo telepon lah."

Meisya pun meraih ponselnya. Mencoba menelepon Raga tidak aktif. Ia tidak bisa dihubungi sama sekali.

"Gue antar lo kerumahnya." ucap Affa membuat Meisya mengangguk. Persetan dengan dirinya yang masih lelah. Ia sadar, ia salah. Ia tidak mengabari Raga ketika diluar negeri padahal sebelum berangkat Meisya berjanji akan selalu menghubungi Raga.

Sesampainya didepan rumah Raga, mata Meisya membulat, tenggorokannya terasa kering. Dengan mata telanjangnya ia menyaksikan Raga tengah berpelukan dengan seorang perempuan. Bahkan perempuan itu mencium pipi Raga dengan gemas. Raga pun mengacak-acak rambutnya.

Meisya segera membawa mobilnya entah kemana. Affa yang melihat itu mencoba menenangkan Raga.

"Disaat gue balik, Raga kaya gitu Fa?" lirih Meisya lalu menatap Affa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAGA [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang