Kini, anak-anak Vhigor telah siap dengan pakaian formal yang membuat mereka semakin tampan dengan penampilannya masing-masing. Dekorasi-dekorasi berlapis emas ini menghiasi sebuah kafe mewah yang letaknya di daerah Jakarta.
Sajian makanan telah disediakan di meja yang panjang, lampu-lampu serta balon-balon lucu tertempel disetiap sudut ruangan itu. Kini, tamu semakin banyak yang berdatangan. Paula. Gadis itu sebenarnya tidak tahu apa yang dibuat oleh Raga dan teman-temannya. Raga sengaja membuat acara itu tengah malam nanti, tepat ulang tahun Paula pastinya.
Kini anak-anak Vhigor dan para tamu sudah siap pada tempatnya. Raga menyuruh Dandi menjemput Paula dan berpenampilan rapih. Percayalah, Paula tidak ingat bahwa besok adalah hari ulang tahunnya. Gadis itu kalau tidak dipaksa oleh Dandi, ia tidak akan mau ikut bersamanya.
Paula datang. Dan yang ia lihat hanyalah ruangan yang gelap, gadis itu berdecak sebal.
“Mau ngapain sih?! Tengah malem loh Dan!” pekik Paula kesal. Sedari tadi dimobil, Paula terus saja menggerutu. Wajahnya tidak ada ceria-cerianya sama sekali.
Satu
Dua
Tiga
Klek
“SUPRISE!”
Paula menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Matanya berkaca-kaca seraya tubuhnya lemas, tulang-tulangnya terasa dingin, jantungnya berdetak dengan cepat. Paula berjalan mendekat, ia melihat disana ada teman-temannya juga anak Vhigor.
“Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun Paula!”
🌸🌸
Meisya menggerutuki dirinya sendiri. Ini sudah tengah malam, mobilnya mogok. Bukan, itu bukan mobilnya, tetapi mobil Affa. Ya, Meisya berangkat bersama Affa dan Karlina.
Meisya melirik layar ponselnya, ini sudah tengah malam, bahkan hampir berganti hari. Affa lupa mengecek bensinnya tadi karena ia juga buru-buru.
“Ck, mana ada pom bensin buka wayagini?” gerutu Meisya kesal.
“Sebenernya dikit lagi sih, tapi kan serem malam-malam gini kita jalan kaki kesana. Bahaya, apalagi jalanannya sepi. Huftt,-” ujar Affa.
“Yaah, gak bisa Fa, Sya. Orang suruhan gue gue suruh cari bensin dan kirim kesini, tapi dia lagi jagain anaknya karena istrinya lagi sakit,” kata Karlina.
Meisya mendesah pelan. Lalu cepat-cepat berpikir agar ia bisa sampai dikafe tersebut. Ia tidak enak ia sudah janji pada Paula untuk datang, dan Meisya juga sudah mempersiapkan kadonya untuk Paula.
“Coba lo telepon Raga,” suruh Karlina.
“Gak bisa, gak diangkat.” jawab Meisya.
“Ada masalah apa lo sama dia?”
Meisya menggeleng. Ia tidak ada salah apa-apa kepada Raga. Meisya sempat berpikir, apakah gara-gara tadi pagi ia menolak tawaran Raga untuk mengantarnya?
“Masa gue mau pesen kado ke bang Alpa buat anniversary gue sama dia, dianya ikut, kan gak lucu nanti ketahuan.” gumam Meisya dalam hati.
Ya, tadi pagi, Meisya memang sengaja tidak ingin diantar oleh Raga ke kafe tersebut untuk menemui Bang Alpa dan Tantenya, Tante Alira. Meisya memesan kado untuk Paula lewat Tante Alira. Karena Tante Alira itu penjual product original tas-tas impor. Dan juga ia memesan sebuah jam tangan ori lewat bang Alpa untuk hadiah anniversarynya nanti.
Baru saja tadi sore paketnya datang, setelah datang, Meisya segera membungkus kado-kado itu dengan rapih. Tetapi, yang untuk Raga ia simpan karena anniversarynya masih satu minggu lagi.
“Kita jalan kaki ajalah, daripada telat ini udah malem banget.” kata Meisya akhirnya. Affa dan Karlina pun menurut, mereka bertiga pun berjalan menuju kafe tersebut.
“Duhh..Malem banget..” cicit Affa pelan.
“Takut dah gue,” ucap Karlina.
“Sama kali. Udah ah jalannya yang cepet biar cepet sampe,” kata Meisya.
BUGH!
“MEISYA!” teriak Affa dan Karlina bersamaan ketika Meisya terjatuh akibat seseorang memukulnya dari belakang.
Affa mengambil balok besar dan segera memukul lelaki itu dari depan, lelaki itu tidak tinggal diam. Dia pun menghajar balik Affa hingga gadis itu tersungkur.
“Awww!” ringis Affa.
BUGH!
“MATI LO! PERGI LO DARI SINI! TOLONGGGGG! TOLONGGGGG!” Karlina beraksi, lelaki itu berhasil terjatuh. Tetapi siapa sangka kalau tenaga lelaki lebih kuat, lelaki itu kembali memukul Meisya. Kening Meisya mengeluarkan darah segar, ia sudah lemas, kakinya pun bergemetar tak kuat lagi jika harus bangkit.
Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Affa bangkit yang meninju perut lelaki itu.
“Sialan!” umpat lelaki tersebut. Karlina terluka, Meisya terluka, Affa yang masih ada tenaga pun melawan lelaki itu.
Meisya bangkit, ia tak perduli dressnya sudah kotor penuh tanah, wajahnya pun kotor, darah mengalir dipelipisnya. Gadis itu emosi, ia bangkit dan memukul wajah lelaki itu dengan sisa-sisa tenaganya.
“JANGAN SENTUH KADONYA!” teriak Meisya, Affa yang sangat lemas pun segera mengambil kado milik Meisya yang ingin ia berikan kepada Paula.
Lelaki bertopeng itu pun memukul pundak Meisya dengan balok besar, Meisya terjatuh, hidungnya mengeluarkan darah banyak.
“Berani ya lo bangsat!” Karlina menendang wajah lelaki itu dengan sisa-sisa tenaganya.
Lelaki itu tersenyum, lalu berlari pergi meninggalkan Meisya, Affa dan Karlina. Affa dan Karlina membantu Meisya bangkit. Gadis itu sudah benar-benar tidak bertenaga. Jadilah mereka bertiga saling memapah.
“Kadonya–Shhh! Mana?” tanya Meisya seraya memegangi kepalanya.
“Kita yakin mau kesana?” tanya Karlina.
“Kita udah janji.” ucap Meisya.
Affa terkekeh kecil, “Paling disana kita tepar,”
Saat sampai di kafe tersebut, Meisya tersenyum. Ternyata acaranya belum selesai, ia bersyukur masih bisa sampai ke tempat tujuannya walaupun keadaannya seperti ini.
Kepala Meisya pusing, gadis itu berjalan dengan sisa-sisa tenaganya. Begitupun Affa dan Karlina.
Klek
“Sorry.. Te–telat..” semua tatapan tertuju pada sumber suara. Meisya mendekati Paula, dan tersenyum pada Paula.
“Inii.. Ka–kado da–dari gue Pau.. Semoga lo su–suka ya..” ucap Meisya terbata-bata.
“Kamu kenapa Sya? Affa, Kar, ini ada ap–”
BRUK
"MEISYA!”
BERSAMBUNG...
Meisya Arselina
Raga Hilal Samudera
Paula Zaynaqila
Iqbal Pamungkas
Remi Tanuwijaya
Dandi Anandiand
Rama Swara
Gaga Pangestu
Karlina Prameswari
Affa Juliantika
Geri Altharik
Leon Aldebaran
Dhirga Pramudya
Troy
Ratras PrasetyaVOTE AND KOMEN DON'T FORGET ALL!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...