Raga duduk di sofa basecamp Vhigor. Cowok itu melepas jaket khas Vhigor dan meletakannya di meja yang tersedia disana. Raga pernah berpikir, bahwa membawa Paula ke Indonesia adalah hal yang berbahaya. Paula sudah benar-benar ada di Ausie, aman disana, tetapi Raga meminta kepada orang tua Paula agar Paula tetap ada di Indonesia.
Ternyata prediksi bahwa Paula aman itu salah besar. Ia lupa bahwa ada Viga disini yang menginginkan Raga hancur. Dengan cara melenyapkan orang kesayangan Raga satu persatu.
“Weh bos, bengong aja, ada masalah apa lagi?” tanya Dandi kepada Raga yang terlihat murung.
“Salah gak kalau gue bawa Paula ke Indo? jelas-jelas dia udah aman di Ausie.” tanya Raga pada Dandi.
“Itu tergantung lo disini bisa jaga dia disini apa gak. Tapi, apa lo gak pernah mikirin perasaan Caca?” tanya Dandi pada Raga.
“Caca?”
Dandi mengangguk, “Lo perduli sangat amat ke Paula. Dan Meisya tau, lo nunjukin itu didepan dia. Apa lo gak mikir kalo dia bakal sakit hati? cewek mana yang gak sakit hati kalau cowoknya juga perduli ke perempuan lain, bahkan dia dijadikan prioritas.”
“Meisya gak pernah bilang apapun ke gue, ngeluh juga gak pernah. Paling dia curhat-curhat soal masalah disekolahnya, gak pernah tentang Paula.” kata Raga dengan nada datar.
Dandi menepuk pundak Raga. “Hebat dia bos, dia nutupin rasa sakitnya sendirian tanpa lo tau. Emang sih si Caca gak bilang apapun ke lo, tapi apa lo tau isi hatinya?” tanya Dandi. “Gak kan?”
“Walau itu sekalipun sahabat lo, tapi dia punya perasaan Ga.”
“Apa lo bisa tau apa yang Caca rasain sekarang? Mungkin dia cemburu, tapi dia tutupin dari lo biar gak jadi suatu konflik.” ujar Dandi seraya menepuk beberapa kali pundak Raga.
“Cewek jago akting bos. Dia pinter nyembunyiin perasaannya.” ujar Dandi lagi.
Perkataan Dandi ada benarnya. Bahkan Raga sendiri tidak pernah tahu apa isi hati Meisya. Apakah gadis itu sakit hati? Tidak ada yang tahu kecuali Meisya dan Tuhan.
Raga merasakan perasaan yang tidak mengenakan dihatinya, cowok itu segera menelpon Meisya untuk memastikan gadis itu apakah ia baik-baik saja.
“Halo, kenapa? Aku belum pulang sekolah.” ujar Meisya.
“Kamu gak papa?”
“Kalo pertanyaan kamu sekiranya bisa kamu tebak sendiri, lebih baik nanti aja ya Ga. Ini sumpah Pak––”
“Meisya?! Berani main ponsel ya kamu disaat pelajaran saya! Kel––"
Beep.
Meisya mematikan panggilannya. Raga menjadi merasa bersalah, pasti kini Meisya tengah dihukum oleh gurunya.
Raga A : Amanin Caca, dia dihukum.
Iqbal P : Siap
Raga menelpon Paula, menanyakan bagaimana kondisi gadis itu sekarang.
“Halo.. Gimana kabarnya sekarang Pau?”
“Hmm Baik kok Ga, lo sekarang dimana?”
“Dibasecamp, lo udah makan?” tanya Raga.
“Belum Ga..”
“Gue kesana, tapi harus makan, oke?”
“Oke bos!”
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...