Setelah insiden Meisya dan teman-temannya dipukuli oleh seseorang yang tidak dikenal, Meisya dan temannya pun hari ini bisa pulang kerumah. Meisya diantar oleh Raga kerumahnya, Wina yang sangat khawatir kepada Meisya pun saat ini sudah tertidur dimobil, kini, tinggallah Meisya dan Raga berdua.
“Setelah rawat inap kemarin, masih ada rasa-rasa pusing atau apa gak Sya?” tanya Raga kepada Meisya. Gadis itu menoleh ke arah Raga lalu menggeleng.
“Kalau iya, besok izin sekolah lagi aja.” ujar Raga.
“Iya Ga,”
Raga melajukan kecepatan mobilnya dengan kecepatan sedang. Melihat kepadatan dijalanan, membuat Raga mendesah pelan. Cowok itu menyandarkan kepalanya kebelakang, setelah beberapa detik kemudian ia menoleh ke arah Meisya. Gadis itu sudah tertidur lelap. Raga tersenyum, wajah cantik nan manis Meisya membuat kekesalan pada jalanan ini hilang. Apapun itu, Meisya-lah obatnya.
Sesampainya dirumah Meisya, Wina terbangun. Ia melirik ke arah Meisya dan gadis itu masih tertidur.
“Tolong gendong ya nak Raga, terus tidurin dikasurnya.” ucap Wina dan Raga pun tersenyum dan mengangguk. Cowok itu membuka pintu mobil sebelah kiri, dan digendongnya tubuh Meisya lalu Raga masuk ke dalam rumah Meisya.
Raga meletakkan tubuh Meisya diranjang gadis itu, lalu menyelimuti tubuh Meisya dengan selimut yang ada disana. Tak lupa Raga memakaikan kaus kaki dikaki Meisya.
Raga meletakkan obat-obatan milik Meisya di nakas gadis itu, lalu mengusap-usap rambut Meisya dengan sayang.
“Night, Ca.” ujar cowok itu, lalu ia keluar dari kamar Meisya, tak lupa mematikan lampu kamar gadis itu.
Dipagi yang cerah ini, Meisya terbangun. Badannya masih terasa sakit walau hanya sedikit, Wina tidak mengizinkannya sekolah dan Meisya hanya menurut perintah sang nenek.
Meisya turun dari kamarnya dan berjalan menuju dapur. Dilihatnya ada apa saja bahan-bahan didapur, ia melihat kulkas, dan disana hanya ada indomie juga telur.
“Udah lah ini aja dulu,” gumam Meisya.
Meisya mulai memasak air, setelah mendidih, dimasukannya mie mentah. Lalu ia membuka kemasan bumbu-bumbu dari indomie ini. Meisya mengambil satu panci lagi, ia memasak air lagi, setelah mendidih, dimasukannya telur yang tadi ia ambil dari kulkas.
Setelah selesai makan, Meisya pun mandi. Gadis itu membersihkan diri dikamar mandi. Biasanya, jika sedang tidak sakit seperti ini, dan juga sedang tidak ada janji, Meisya mandi bisa hampir 2 jam. Apa yang dilakukan gadis itu? bermain busa dengan bebek-bebekkan yang ada disana.
Meisya memakai celana baggy berwarna mocca, lalu kaus polos berwarna hitam, rambut curly yang ia gerai lalu ia menjepit rambut sisi kanan dan sisi kiri yang ia jadikan satu dengan jedai, serta slinbag hitam juga sneakers berwarna mocca.
“Meisya kerumah Raga ya nek,”
“Hati-hati, jangan capek-capek ya kamu gak sekolah juga.” ujar Wina.
“Iya siap nek!”
Raga A : Aku di depan Ca
🌸🌸
“Ini kita mau kerumah kamu? Emang ada siapa aja Ga disana?” tanya Meisya.
“Mama, Papa, Rega, sama Paula.”
Cewek itu lagi.
“Ohh,” jawab Meisya singkat.
Raga menoleh, “Kenapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [completed]
Teen FictionRaga Samudera. Cowok berparas tampan yang mampu membuat semua kaum wanita memekik yang hanya melihat senyumannya. Jika menjadi Raga, siapakah yang kalian pilih? kekasih, atau sahabat? Selalu dinomorduakan adalah hal yang biasa untuk gadis cantik yan...