RAGA | 24

427K 29.1K 2.8K
                                    

Pukul 7 pagi ini, Raga sudah siap dengan barang-barangnya dan memasukannya didalam bagasi mobil. Dandi, Troy, Rama dan Ratras ada dimobilnya. Sedangkan Remi, Leon, Dhirga, Liona, Iqbal, dan Gaga berada mobil Remi.

“Udah siap semua?” tanya Dhirga.

“Udah.”

“Oh iya, hubungi Affa. Tanya, Karlina, Meisya dan keluarganya udah ada dirumahnya belum. Gue cuma memastikan.” ucap Dhirga.

“Sebentar.” sahut Iqbal.

Ting!

Affa : Udah Bal

“Affa jawab, udah katanya.” ujar Iqbal.

Dhirga pun mengangguk, lalu cowok itu mengangkat barangnya untuk dimasukkan ke dalam mobil. “Tiga hari nih, bawaan kayak mau seminggu disana.” celetuk Dhirga.

“Oh ya gue udah hubungi temen gue yang ada disana. Dia yang bakal tidur sama Liona. Namanya Putri.” ujar Raga. Liona pun menggangguk. Insiden pingsannya Paula, membuat gadis itu tidak jadi ikut bersama Raga dan anak-anak Vhigor lainnya. Paula pun belum sadar sampai hari ini. Raga tak ingin pusing memikirkan itu, ia ingin fokus pada janjinya kepada teman-temannya ini.

“Yuk kita berangkat.” ucap Remi.

“Baca doa dulu ya rame-rame.” seru Gaga.

Semua menundukkan kepala seraya membaca doa didalam hati. Setelah selesai, mereka memasuki mobil.

Didalam mobil, Raga menyalakan lagu. Membuat seisi mobil heboh. Raga hanya menggelengkan kepalanya, seraya memokuskan diri ke perjalanan.

Disisi lain, ketiga gadis cantik baru saja memasuki pusat pembelanjaan di kawasan Jakarta. Mereka ingin memanjakan diri mereka juga me-refresh otak mereka yang baru selesai simulasi.

Disisi lain, Meisya sangat risih karena kegiatannya sepertinya tidak menjadi privasi kecuali di kamar mandi. Karena dua bodyguard Dhirga terus menjaganya dan mengikutinya dari belakang.

Tetapi, ini juga demi keamanannya. Dhirga menyuruh bodyguardnya seperti itu karena takut Meisya dan teman-temannya mengalami kejadian beberapa hari lalu.

087813695XXX is calling...

“Halo?”

Halo, Meisya, apa kabar cantik?”

Deg

Beep.

“Siapa Sya?” tanya Affa seraya menepuk pundak Meisya. Meisya pun menggeleng, lalu tersenyum. Ia melihat ke arah bodyguard yang sedari tadi menatapnya penuh dengan tanda tanya. “Salah sambung.” ujar Meisya seraya tersenyum memaksakan.

“Oh yaudah, ayo kita lanjut lagi. Gue laper banget nih, mau makan! Kita makan yuk, abis itu baru nemenin gue beli parfum. Parfum gue udah abis.” seru Karlina.

“Ayo!” balas Meisya.

🌸🌸

“Duuh bapak bisa gak sih gak ngintilin sehari aja? Masa mau pipis gini diikutin sih?!” pekik Karlina kesal. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada dengan tampang yang tidak mengenakan. Meisya hanya tertawa kecil, pasalnya, si bodyguard itu terus saja mengintili mereka, walaupun sampai kamar mandi. Mereka menjaga di depan toilet wanita. Dan setiap ada wanita yang ingin masuk atau pria yang melewati toilet wanita si bodyguard itu bertanya apakah mereka temannya Marsyel.

“Udah ah, kita balik aja.” ucap Affa. “Gue udah ngantuk.” lanjutnya seraya melirik keponselnya dan ternyata ini pukul 4 sore. Lama sekali mereka nge-mall. Tapi, apakah dua bodyguard itu tidak lelah? jawabannya tidak.

RAGA [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang