10

518 39 2
                                    

Cuaca kali ini benar-benar cocok untuk dijadikan latar film Dilan.

Angin yang menerpa pori-pori kulit Cassia tidak membuatnya merasa kedinginan. Ia justru merasa hangat karena jaket dari Jason yang membungkus tubuh mungilnya.

Sumpah demi apapun,dia tidak menyangka Jason melakukan tindakan semanis ini dengan wajah sedatar tembok.

Cassia tidak tahu saja jika Jason kebingungan mencari pinjaman helm sampai akhirnya pak Bejo mau meminjamkan helmnya.

"Temenin gue beli buku dulu."

"Hah?"

"Beli buku."

"Aku nggak denger."

"Jancok!"

"Hah?Oke deh. Ntar kita mampir beli nasi pincuk."

Hell, rasanya Jason ingin sekali mencongkel telinga Cassia. Memang salahnya juga mengajak orang berbicara saat mengendarai motor. Pasti 90 persen informasinya kebawa angin, sisanya nyangkut di helm.

***

Hampir 10 menit Jason melajukan motornya. Ia berhenti di sebuah mall yang cukup terkenal di Surabaya.

Cassia jadi bingung. Kenapa Jason mengajaknya ke mall? Jangan-jangan Jason mau mengajaknya berkencan.

"Mas..."

"Ikut."

Jason mengajak Cassia ke toko buku paling lengkap se-Indonesia raya. Tanpa Cassia beri tahu,pasti semua sudah tahu. Jason langsung melangkahkan kakinya menuju rak berisi ensiklopedia. Ia mengambil beberapa ensiklopedia tanpa berkata apapun.

Dari yang Cassia lihat, Jason nampak senang.

"Mas Jason suka baca buku?Wah keren. Kayak mas Ecto dong. Mas Ecto di rumah sampai punya perpus pribadi. Isinya dari ensiklopedia kayak gini, biografi tokoh terkenal, buku-buku non fiksi kayak tes iq gitu,novel terjemahan sama novel-novel teenlit kesukaanku. Kalo mas Jason,tipe buku yang disuka kayak apa?"

"Ensiklopedia sama novel terjemahan."jawabnya singkat. Ia kembali melangkah menuju rak novel terjemahan yang kebetulan baru datang 10 menit yang lalu. Tentunya Jason luar biasa senang. Ia mengambil tiga novel terjemahan sekaligus.

Agak susah sih bawanya, tapi dia gengsi meminta bantuan Cassia sampai cewek itu peka Jason memerlukan bantuan.

Lagipula sebagai calon ibu dari anak-anak Jason, Cassia harus siap sedia setiap saat.

"Aku bantuin mas."

Jason tidak menolak meski wajahnya masih dingin.

Kini giliran Cassia yang melangkah menuju rak novel remaja. Seperti biasa,ia akan histeris saat melihat deretan novel baru itu.

"Oh my God!Gendeng iki. Bukune kok wes terbit?Eh astaghfirullah, buku iki wes ono ndek Gramedia? Bentar mas,aku arep milih buku."( Oh my God. Gila ini. Bukunya udah terbit?Eh astaghfirullah,buku ini udah ada di Gramedia?Bentar mas,aku mau milih buku)

Cassia dengan satu tangan yang memegang tiga novel terjemahan milik Jason langsung mengambil 5 novel remaja yang selama ini hanya bisa ia baca lewat wattpad. Senang rasanya saat melihat untaian kata yang indah itu terbungkus rapi dalam sebuah buku bersampul imut.

Jason menatap Cassia tidak percaya. Ia terkejut karena cewek se-berisik Cassia juga punya hobi membaca buku,meski terbatas pada novel remaja.

"Udah mas."

Jason yang melihat Cassia kesulitan membawa buku-buku itu hanya bisa menyembunyikan rasa gelinya di balik wajah datarnya.

"Sini,gue bawain semua."

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang