20

404 35 2
                                    

"Pr kalian ada lima lembar,ditambah bikin presentasi buat minggu depan. Bapak nggak mau tahu, pokoknya harus selesai tepat waktu."

Cassia menirukan ucapan pak Bian tadi setelah menghukum mereka dengan memberi pr yang sebanyak jumlah semut di bumi.

Tau sendiri kan kalau pr fisika nomer satu saja sampai G,belum lagi ini lima lembar. Mumet rasanya.

"Kamu kan adeknya Eqi, Eqi sering menang lomba fisika, ya sesekali kamu belajar bareng Eqi. Jangan main mulu."

Cassia menirukan lagi hingga membuat Jeje yang tadinya asyik menyedot es jeruk nipis jadi tertawa terpingkal-pingkal.

"Duh,pak Bian pemikirannya sangat sempit. Apa karena mas Eqi,kakak gue yang pinternya setara Thomas Alva Edison, terus gue harus jadi kayak dia?Pak Bian pasti nggak pernah belajar biologi tentang gen dan sifat. Puyeng gue."

Jeje tertawa lalu menepuk pundak Cassia." Lo juga sih. Ngapain nyanyi di kelas."

"Bukan nyanyi,tapi gue menjawab apa adanya. Eh,jodohku ada di depan mata. Mas Jason!Yuhuuu!"

Cassia melambaikan tangannya tinggi-tinggi supaya terlihat oleh Jason yang berdiri mencari tempat duduk. Semua meja sudah penuh, kalaupun ada tempat,pasti tempat bookingan anak-anak kelas 12.

Ya maaf saja, Cassia sendiri malas mencari masalah dengan siswa tingkat akhir. Mereka pasti bawaannya pms mulu. Maklum, pelajaran  bikin mereka stres.

Jason pura-pura tidak melihat Cassia. Ia masih mencari bangku kosong dan yang pastinya bukan booking. Di tangannya ada smoothies mangga dan siomay bumbu kacang.

Makanan itu harusnya enak kalau saja dimakan tanpa melihat wajah Cassia. Sialnya,tidak ada lagi kursi kosong. Tahu apa yang lebih sial lagi?

Cassia menarik tangan Jason agar duduk di satu kursi yang tersisa di depannya. Jason ingin memberontak, namun itu akan berdampak pada makanan lezat yang tumpah sia-sia. Akhirnya,dengan sangat terpaksa Jason mengikuti Cassia.

Ingat,perlu diperjelas. Dengan sangat terpaksa. Artinya ini keadaan yang urgent.

"Lepasin tangan gue!"bentak Jason yang dibalas cengiran oleh Cassia.

Jeje merasa tidak enak berada diantara Cassia dan Jason. Ya memang siapa yang suka menjadi obat nyamuk? Akhirnya Jeje pamit pergi lebih dulu dengan alasan kebelet pipis.

Kebelet pipis yang tidak akan kembali lagi.

Tinggallah Cassia dan Jason yang masih mengunyah makanan tanpa ekspresi.

Kadang Cassia heran, bagaimana laki-laki ganteng itu tercipta dengan ekspresi wajah datar?Pasti Jason mati-matian menahan tawa saat melihat stand up comedy dan menahan tangis haru biru saat melihat telenovela lawas kesukaan Eqi.

"Ih, sama kayak aku. Suka siomay bumbu kacang."

Jason melengos.

"Gimana ya?Bumbu kacangnya yang menggoda di mulut bikin aku ketagihan."

"Bukannya lo suka mie instan dan sekarang lagi makan mie?Halu."ucap Jason dengan nada sarkas.

Cassia terkekeh lalu menusuk salah satu siomay milik Jason tanpa ijin dan membuat sang pemilik menatapnya dengan wajah datar.

Cassia terkekeh lalu menusuk salah satu siomay milik Jason tanpa ijin dan membuat sang pemilik menatapnya dengan wajah datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang