"Kalo mami bilang nggak,ya nggak pi. Ngerti nggak sih?"
Samar-samar Cassia mendengar mami marah-marah karena papi masih memaksa untuk menjadi YouTubers. Dari sore sepulang papi kerja,papi terus membuntuti mami sambil memohon ijin membuat chanel YouTube. Mami yang tidak suka dengan kelakuan papi akhirnya marah-marah.
Jangan tanya dimana Eri saat ini.Bukannya melerai mereka,ia malah keluyuran. Kalau tidak di coffee shop,paling ya jadi DJ di klub malam. Bukan tanpa sebab mami dan papi tidak melarangnya. Eri berjanji tidak merokok, minum-minum dan tidur dengan cewek. Itu saja sudah cukup bagi Eri supaya bisa menggali bakatnya selain meracik kopi yang enak.
Kalau Ecto,dia lebih suka bermain game di kamar. Papi dan mami juga tidak melarang selama Ecto masih belajar dengan baik. Lagipula game yang Ecto mainkan terkadang menghasilkan uang jutaan,bahkan Ecto pernah mendapat 5 juta rupiah dari hasilnya nge-game. Lumayan untuk anak kuliahan buat jajan sana-sini.
Eqi? Setelah mengantar Cassia pulang,dia langsung berkutat di kamar Ecto mencari wifi gratis karena tugasnya yang menumpuk. Sementara Ecto bermain game, Eqi mengetik sejumlah proposal dan tugas yang aduhai banyaknya.
Yang paling santai cuma Cassia. Dia duduk di depan tv sambil ngemil kacang arab oleh-oleh dari Umi Ani, tetangganya yang baru saja umroh.
Mendengar papi-mami berdebat,cukup membuat Cassia risih. Bisa-bisanya orang dewasa berdebat untuk masalah sepele.
"Yowes,lek tetep dilanjut. Turu njobo saiki. Ndak usah babibubebo."( Ya sudah,kalau tetap lanjut. Tidur diluar sekarang. Nggak perlu babibubebo)
Cassia terkejut saat mami melempar guling ke arah papi yang berada di luar kamar lalu mengunci pintu kamar dengan cepat. Papi hanya bisa menghela nafas panjang sebelum ia duduk di samping Cassia yang semula fokus pada acara tv.
"Pi..."
"Nggak apa-apa. Mami marahnya cuma sebentar. Dikasih es krim pasti udah baikan."
"Nggak gitu. Seniat itu papi mau jadi YouTubers? Untungnya apa sih pi?"
Papi langsung bangkit mengambil sesuatu yang Cassia tebak adalah...
Benar
Alat untuk vlogging.
"Papi tuku larang,moso ndak digawe. Lagipula kan lumayan dapat uang dari yutub."( Papi beli mahal,masa nggak dipakai.)
Cassia menggeleng-gelengkan kepalanya pusing. Uang yang papi keluarkan untuk barang ini tidak bisa dibilang murah. Pantas mami marah.
"Pi,uang papi kan udah banyak. Papi nggak kerja sebulan,nggak bakal bikin papi miskin. Ini masih mau bikin akun YouTube buat apa? Lagipula konten yang papi mau pasti ngereceh kan?"
"Ih,cah wadon kok ora ngerti yo. Rasanya beda,nduk."(Anak perempuan ini kok nggak ngerti ya. Rasanya beda,nak)
Cassia hanya bisa menghela nafas. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa karena bosan dengan acara tv yang kebanyakan settingan.
"Pi,nobar yuk. Udah lama kita nggak nonton film."
"Dilan yaopo?Papi durung sempet ndelok."( Dilan,gimana?Papi belum sempat nonton)
Cassia mengangguk meski dalam hatinya ia lebih ingin menonton Conjuring yang bergenre horor. Mengingat papi takut sekali sama makhluk yang bernama hantu,maka Cassia juga tidak membantah saat papi ingin melihat Dilan 1990.
Meski ketinggalan jaman,film itu patut untuk ditonton. Kata Ecto,untuk pelajaran merayu perempuan.
Cassia segera mengambil flashdisk yang khusus berisikan film lalu menyambungkannya pada televisi sedangkan papi dengan langkah cepat mengambil sebotol cola berukuran 1,5 liter,popcorn rasa pedas dan juga keripik kentang.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brothers
Teen FictionPernah nggak sih kalian mengkhayal pengen punya kakak laki-laki?Banyak yang bilang punya kakak laki-laki itu enak,tapi hal itu nggak berlaku sama Cassia. Dia bukan hanya punya satu kakak laki-laki, tapi tiga dan tiga-tiganya bener-bener bikin Cassia...