26

336 30 4
                                    

Sepulang sekolah, Jason langsung menjemput Cassia di rumahnya.

Teknisnya Jason harus mengikuti motor Eqi yang membawa Cassia pulang dan Jason nanti akan di-ospek habis-habisan oleh ketiga saudara itu.

Cassia sudah tentu menolak persyaratan dari tiga kakak kejamnya,namun Jason menerimanya dengan wajah penuh ketenangan.

Jason mungkin bisa tenang,tapi tidak dengan Cassia. Cewek itu kenal betul bagaimana sifat posesif ketiga kakaknya. Pasti ujian yang harus dilalui Jason lebih sulit ketimbang ujian yang diberikan Rara Jonggrang pada Bandung Bondowoso.

"Mas... jangan aneh-aneh ya?"

Eqi mengangguk ringan. Mumpung mami-papi belum pulang, sepertinya mengerjai Jason asik juga.

"Tenang,nggak akan mas suruh dia membuat gunung di tengah kali Brantas."

" Mas!"

Cassia mengerucutkan bibirnya sambil bersungut-sungut marah.

"Lo siap-siap aja."sahut Jason masih setenang air sungai yang mengalir pelan.

"Dih,pede bangsat bisa mengalahkan ujian yang kita bikin. "

Ecto berseru sarkas sebelum Cassia menghilang ke lantai dua. Sebenarnya Cassia ingin mengawasi jalannya ujian yang Jason terima atau paling tidak,tahu ujian seperti apa yang mereka berikan.

Sayangnya, Eri mengancam akan melarang Cassia pergi jika sampai Cassia menemani Jason menjalani ujian ala-ala-nya.

Sebenarnya mereka juga sedikit kewalahan dengan ujian yang akan diberikan pada Jason. Secara,mereka belum berkumpul sesuai perjanjian dan Jason malah menyetujuinya dengan gampang.

Eqi bilang, ujiannya harus mengerjakan soal sesulit Sbmptn sama olimpiade internasional. Eri bilang, ujiannya hanya lari maraton. Lari maraton 10 km misalnya. Ecto sendiri berpendapat jika ujiannya dilaksanakan dengan sandi morse atau sandi rumput,maklum mantan anak tunas kelapa.

Jason yang masih berseragam duduk di ruang tamu tanpa jamuan apapun. Ya,mereka bertiga tidak rela jika jajanan dan ciki di rumah dimakan Jason.

"Jadi ujiannya apaan?"

Eqi memberikan selembar kertas pada Jason dengan wajah meremehkan. Jason menerimanya dan sedikit terkejut. Apa yang kakak-kakak Cassia persiapkan sungguh matang.

Ada sekitar 10 soal fisika tingkat tinggi yang harus Jason selesaikan. Jika Jason boleh tebak,itu pasti soal olimpiade yang Eqi punya.

Maklum, meskipun Jason benci Eqi,ia tidak bisa menolak jika cowok itu pemegang piala bergilir olimpiade fisika nasional. Otak encer tak ber-attitude apalah gunanya. Setidaknya itu yang Jason pikirkan.

"15 menit waktunya. Lebih dari itu, lo pulang aja dan nggak usah ikut ujian gelombang dua."

"Gelombang dua?"tanya Jason tidak percaya.

"Iyalah, lo pikir semudah itu bawa Cassia keluar? Apalagi lo sering bawa Cassia pergi diam-diam. Oh iya,nyolot juga bisa mengurangi poin. Mending lo kerjain atau pulang."

Malas berdebat dengan kakak tertua anak-anak Dananjaya, Jason memilih untuk menjawab soal yang memeras otaknya itu. Untunglah otak Jason lumayan encer. Sesekali ia berpikir tentang rumus lalu berhasil menjawabnya.

Ketiga kakak itu mengawasi dengan seksama. Siapa tahu Jason tanya mbah google atau berbuat curang,yah... meskipun hal itu mustahil terjadi mengingat Jason mengerjakan soal sendirian dan ponselnya mereka sita.

"Kalau dia berhasil gimana?"bisik Ecto mulai resah saat tahu Jason hampir menyelesaikan seluruh soalnya.

"Ya udah,ospek tahap selanjutnya."

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang