39

319 24 3
                                    

Suasana cukup menegangkan saat papi duduk di kursi kebanggaannya yang konon terbuat dari kayu jati impor dan dihiasi dengan bludru merah maroon yang dilapisi emas 24 karat. Nggak usah kaget,dulu aja  mami sempet request biar toilet beserta WC dilapisi emas dan berlian Swarovski demi bersaing dengan bu Jessica yang sama-sama sosialita. Untung papi menolak dengan alasan itu berlebihan. Untungnya sih nggak jadi,kalau beneran kan susah buat bedain mana emas,mana pup.

Kembali lagi,papi,mami, Eri,dan Eqi hanya menatap Ecto dan Cassia yang duduk di kursi yang mereka sebut kursi terdakwa. Iya,ini ruangan yang sama seperti saat Jason disidang. Bedanya cuma pada kursi. Kursi papi tidak boleh diduduki siapapun termasuk anak-anaknya demi menjaga kewibawaan, katanya sih gitu. Ecto keburu stres duluan sejak motornya memasuki garasi dan diikuti Rajendra yang memberi arahan jika mereka berdua harus ke ruangan khusus. Semuanya sudah terduga sejak Rajendra mengikuti Ecto. Pasti akan ada sidang yang mengerikan. Sumpah, Ecto belum siap potong uang jajan.

"Hm...jadi...kalian darimana?"

"Rumah Gi." jawab mereka serempak.

Papi mengelus janggutnya yang licin lalu mengetukkan jari telunjuknya ke meja. Sepertinya rencana Ecto dan Cassia sangatlah mulus dan teliti. Tapi papi mana bisa kalah dari dua orang bocah?Dia lebih cerdik ketimbang kancil yang suka mencuri mentimun. Itu alasan mengapa papi yang dulunya rakjel miskin bisa jadi makhluk kaya raya yang nyaingin Bill Gates sama Mark Zuckerberg. Intinya ada di otak.

"Hmm...ngapain?"

"Bantu katering."

Eri melongo mendengar jawaban kedua adiknya yang serempak. Ia tidak terima dan hampir melempar kursi yang ia duduki kalau saja Eqi tidak menenangkannya.

"Hm...ada yang mencurigakan. Selesai bantuin jam berapa?"

"Satu siang."

"Dua belas siang."

Ecto melotot pada Cassia yang salah menjawab. Papi tersenyum miring,mami hanya menggelengkan kepalanya pusing sementara Eri dan Eqi langsung bersorak penuh kemenangan.

"Sudah gue duga sejak awal,kalian bohong!"

"Bohong apaan sih?"

"Eri! Ecto!Shut up. Kunci lambe dewe-dewe."kata papi memperingatkan.

Eri langsung diam namun di dalam hatinya bersorak ria karena dua adiknya akan dihukum. Oh no,mungkin Ecto saja karena dendamnya akan terbayarkan begitu papi memotong uang bulanan Ecto. Kalau Cassia sih,cukup dihukum nggak boleh deket-deket sama Jason, Eri sudah senang dan pengen ngadain kenduri tujuh hari tujuh malam plus ngadain giveaway keliling Eropa untuk 10 orang.

Eqi sih masih kalem meskipun dalam hati sorak-sorak bergembira kayak karnaval agustusan. Siapa juga yang nggak suka liat Cassia-Jason berjauhan? Ini adalah misi Eqi sejak Jason menginjakkan kakinya di sekolah. Kalau bisa, Jason dipindah saja ke luar angkasa biar nggak bisa ketemu Cassia lagi. Eqi jadi mulai berpikir,berapa harga planet Mars. Ia ingin minta itu pada papi nanti.

"Hm...seperti yang sudah papi duga. Papi nggak mau dengar alasan apapun dari kalian. Ecto,papi potong uang jajan kamu sebanyak 50 persen..."

"Astaghfirullah papi! Akeh nemen iku!Ora, pi. Kakehan!"

"Mingkem!Cassia,hm...kamu... Untuk seminggu ini nggak boleh ketemuan sama Jason plus kalau keluar harus ditemani Eri atau Eqi. Papi udah nggak percaya sama kamu,Ecto!"

"Pi!Jahat banget sih?Aku tanpa mas Jason bisa apa?"

"Harusnya kamu tanpa papi bisa apa. Sidang berakhir tanpa ada bisa diganggu gugat. Nanti Rajendra akan menyiapkan dokumen serta materai untuk kalian tanda tangani. Tidak boleh ada protes atau pertanyaan. Wassalamu'alaikum."

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang