22

373 38 3
                                    

Harusnya, malam itu Cassia tidur dengan tenang setelah belajar fisika  yang menguras otaknya selama dua jam penuh dengan dampingan Eqi, namun angannya langsung buyar saat Jason menelponnya.

Bukan Jason,tapi Jovan yang menelpon dengan ponsel Jason dan mengatakan jika cowok itu sedang mabuk berat.

Cassia inginnya tidak peduli setelah tadi ia dan Jason sempat tidak bertegur sapa,namun bagaimana lagi?Hati kecilnya berkata jika Jason membutuhkannya.

Lagipula ini sangat aneh bagi Cassia. Cowok cool dan terlihat kalem itu bisa mabuk-mabukan. Kalo Eri sih Cassia tidak heran lagi. Pekerjaannya ya kuliah,di coffee shop atau di club.

Nah ini Jason. Seorang Jason Bramantya mabuk berat dan itu bisa jadi bahan ghibah hot di sekolah yang menjatuhkan image Jason.

Sebelum berangkat tadi, Cassia tidak langsung mendapat persetujuan dari ketiga kakaknya. Cassia akhirnya berbohong jika harus mengambil tugasnya yang ketinggalan di rumah Jeje.

Awalnya Eqi ingin mengantar Cassia sekaligus temu kangen sama Jeje,tapi Cassia melarang. Alasan lagi,dia bilang akan menginap di rumah Jeje dan naik ojol saja. Cassia bilang, kalau Eqi atau salah satu kakaknya mengantar dirinya ke rumah Jeje,mereka bisa dijadikan santapan anjing penjaga milik ayah Jeje yang galak.

Demi melindungi masa depannya, akhirnya ketiga kakaknya menyetujui keinginan Cassia dengan catatan Cassia harus pulang ke rumah setelah subuh.

"Ngerepotin aja sih,untung sayang."

Cassia turun di depan club malam yang dipenuhi oleh berpasang-pasang manusia yang ingin menghabiskan dunia malamnya.

Sialnya Cassia memakai piyama Shaun the Sheep kesukaannya dan membuat Cassia terus ditatap oleh orang-orang itu.

"Dek,ini bukan tempat buat beli MC. Flurry Oreo. Pulang sana,udah malam."

"Hih,saya ini sudah besar om. Saya mau nyusulin kakak saya yang ada di dalam."

Orang berperawakan besar dengan kumis melintang mirip pak Raden itu malah berkacak pinggang.

"Dek,club bukan untuk anak SMP atau anak-anak di bawah umur ya."

"Saya sudah besar,om."sanggah Cassia sedikit kesal.

"Kartu identitas? KTP?Belum punya kan?"

Iya, sialnya belum punya. Cassia masih 16 tahun.

"Pulang gih."

"Bawel banget sih om-om."

Cassia menggerutu dan kembali menelpon Jason. Jovan menjawab dan berkata akan segera keluar.

Benar saja,tak sampai lima menit,cowok dengan kaus hitam dan kemeja kotak-kotak itu berlari keluar club.

"Nah kan, saya mana bohong. Lagian saya nggak mimik-mimik sama mantap-mantap kok,om. Saya cuma mau...bawa kakak saya pulang."

Om-om itu menghela nafas kecil lalu memperbolehkan Cassia masuk dengan catatan 10 menit waktu Cassia membawa Jason pulang.

Menyebalkan memang.

Hujan gerimis begini kan enaknya ngemil makaroni pedas dan matcha latte,bukan bingung ngurusin orang mabuk.

"Mas!Ngapain mimik kayak gini sih?"Cassia menepuk pundak Jason dengan keras hingga membuat cowok itu bangun dari duduknya. Dia berjalan sempoyongan dan menjatuhkan dirinya kearah Cassia. Untung saja teman-temannya sigap menangkap Jason.

"Pulang yuk,tapi jangan ke rumah papa. Dia kan jahat. Ke rumah lo aja ya,hehe."

"Mana bisa?Mas mau jadi makanan ketiga mas-ku yang galaknya astaghfirullah?"

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang