Bagi sebagian atau mungkin semua orang,sosok seorang Gishella Cantika tak lebih dari cewek tomboy yang suka memakai sepatu putih saat upacara atau membolos jika pelajarannya ia anggap membosankan. Tapi sedikit yang tahu jika Gishella itu suka banget bikin kue dan masak. Masaknya juga bukan masakan homemade. Ibaratnya dia ikut MasterChef Indonesia, kayaknya bisa tuh jadi juara, sayangnya Gi, panggilan akrabnya,tidak suka jika bakatnya terekspos luas.
Ya namanya juga pede tingkat dewa,bolehlah sombong dikit jika tangannya itu berbakat mengolah barang mentah menjadi masakan lezat yang siap dimakan.
Namun hari itu berbeda. Gi berinisiatif membuat cake labu kuning keju untuk Ecto. Meski mendapat sambutan kurang baik dari cowok itu,tapi Gi nyatanya berhasil menggaet hati Yuna,mami Ecto dengan cake buatannya sendiri.
Tadinya Gi ingin membuat brownies coklat,tapi kata bunda itu terlalu mainstream. Makanya Gi berpindah haluan ke cake labu kuning keju yang aduhai enaknya.
Beberapa jam di rumah Ecto benar-benar menyenangkan karena keluarga Ecto sangat welcome,ah iya--Ecto dikecualikan karena cowok itu terus mengomel dan memaksa Gi segera pulang.
"Ya udah,kamu anterin Gi ya. Mami nggak mau dia kenapa-napa di jalan. Tadi kamu kesini naik ojol kan?"
Gi mengangguk luar biasa senang. Ini kali kedua dibonceng sang pujaan hati. Beda lagi dengan Ecto. Dia langsung protes habis-habisan supaya mami tidak jadi menyuruhnya mengantar Gi.
"Kok aku?Yang lain kan ada."
"Kan pacarmu."
"She's not my girlfriend,mami!Dia itu..."Ecto berhenti berbicara saat mami memberi kode yang seolah berkata "Uang bulanan akan dipotong kalau kamu tidak mengantarkan Gi pulang."
Damn, Ecto selemah itu dengan kata uang bulanan. Dia memang bisa menghasilkan uang sendiri dari nge-game sampai malam,tapi itu perlu waktu dan tidak bisa setiap hari. Lagipula ia masih kuliah. Kebutuhannya banyak plus ia juga suka traveling kesana kemari. Hidup tanpa uang bulanan dari mami-papi rasanya mustahil. Ya,nggak mustahil kalo sebulan Ecto sedia Energen, Okky jelly drink, dan promag untuk makanan sehari-harinya.
Tapi hidup tanpa ayam goreng?Itu benar-benar mustahil!Eqi dan ayam goreng adalah cinta sehidup semati.
Baiklah,ini hanya sekali. Cukup sekali ini saja Ecto mengantarkan Gi pulang. Besok dan seterusnya tidak usah. Harusnya itu tidak menjadi urusan Ecto. Well,cukup hari ini,pikir Ecto demikian.
Ia lalu mengambil kunci motor dan memberi kode pada Gi untuk mengikutinya. Gi?Tentu saja girang karena bisa semotor berdua dengan Ecto. Biarlah orang berkata jika dia ganjen,toh mereka hanya iri.
***
"Rumah lo--daerah mana?""Daerah Royal Plaza."
Ecto segera menjalankan motornya ke daerah yang Gi beritahukan. Sengaja memang Gi membohongi Ecto supaya ia bisa mengajak Ecto jalan-jalan. Lagipula, sepertinya cowok itu sedang senggang dan Gi pengen banget makan pentol gila yang aduhai enaknya.
"Yang mananya?"
"Masuk mall ini."
"Hah?Lo bohongin gue ya?"Ecto berseru keras dari balik helm sementara Gi terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brothers
Genç KurguPernah nggak sih kalian mengkhayal pengen punya kakak laki-laki?Banyak yang bilang punya kakak laki-laki itu enak,tapi hal itu nggak berlaku sama Cassia. Dia bukan hanya punya satu kakak laki-laki, tapi tiga dan tiga-tiganya bener-bener bikin Cassia...