Jason terlalu malas untuk melihat Cassia atau bahkan memikirkannya. Jangankan memikirkan,menyebut namanya saja Jason enggan. Entah karena dia benar-benar cemburu, benci Lucas,atau dia sudah tidak terlalu peduli pada Cassia. Yang jelas, Jason sedang tidak ingin melihat Cassia meskipun dari tadi cewek itu membuntutinya.
"APA?"tanya Jason setengah berteriak. Cassia terkejut karena Jason berhenti mendadak dan membuat dirinya menabrak dada Jason dengan keras.
"Apanya yang apa?"
"Apa yang lo lakuin?"
"Jalan kaki?,"Cassia bingung menjelaskannya. "Cuma jalan kaki."
"Lo jelas ngikutin gue."
"Ehehe iya juga ya." Cassia hendak berbalik arah namun ia mengurungkan niatnya. Ia lalu berjalan kearah Jason dan menggaruk leher belakangnya bingung.
"Tadinya mau ngomong sesuatu."
"Nggak perlu. Ngomong aja sama gebetan lo."
"HAH?Bang Yedam ada disini?Dimana?"Cassia berteriak histeris sambil menatap sekelilingnya. Gebetan yang ia pikir adalah oppa-oppa Korea yang namanya Yedam. Kalau di Indonesia mah dia sebelas dua belas sama Jeffrey suaranya.
"Ngomong apaan sih lo,nggak jelas."
Jason malah kesal. Ia melanjutkan langkahnya tapi dengan cepat Cassia menghadang sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar seolah melarang Jason lewat. Kalau Cassia bawa parang sama senjata tajam lain, mungkin sekarang ia mirip preman.
"Apa lagi?"
"Mau ngomong bentar."
"Nggak usah. Sana lo peluk-pelukan sama si makhluk narsis."
"Makhluk..."Cassia bingung." Apa?Makhluk narsis?"
Jason mengangguk malas,"Bukannya dari tadi lo pelukan sama Lucas?"
"Hah?"
Jason pasti salah lihat. Yang tadi jelas bukan pelukan, melainkan adu mulut dan--oke,harus Cassia akui jika tadi Lucas menggelitiknya dan cowok itu sudah mendapatkan balasan setimpal,bekas gigitan dua gigi Cassia tertinggal di lengan Lucas yang membuat cowok itu mengerang kesakitan.
Harusnya Jason tidak cemburu. Oh,apakah Jason mulai menyukainya?
"Jangan ganggu gue. Gue sibuk."
"Astaga,kayak ngambeknya cewek baru puber."celetuk Cassia yang membuat mata Jason membulat tajam. "Bukan gitu,tapi...."
"Mas Jason cemburu ya?"
Sial. Kenapa mulut lancang Cassia bisa bertanya begitu mudahnya? Apa ia tidak tahu jika jantung Jason tidak baik-baik saja? Rasanya jantungnya baru saja meluncur ke perut.
Wajah Cassia masih berseri-seri dan Jason tidak tega membentaknya lagi. Cewek itu terlalu manis. Kenapa ia baru sadar sekarang ya?Emang,hidup kalau ada saingan lebih mantappu jiwa. Dulu sebelum ada Lucas, Jason mati-matian menghindari Cassia yang ia anggap sebagai cewek gila pemilik tiga pawang yang tidak tahu malu. Setelah Lucas muncul sebagai sepupunya--perlu digarisbawahi kalau Lucas hanya sepupu tiri, Jason seperti berubah drastis. Ia tidak suka Cassia dekat dengan cowok lain, terutama Lucas. Bahkan Jeffrey yang notabene adalah teman plek saja ia cemburui.
"Nah,ngaku sekarang."
Jason akhirnya sadar dari lamunan dua puluh detiknya saat Cassia menepuk pundak cowok itu.
"Apaan sih?"
"Nggak usah mengelak lah. Bilang aja kalo suka."
"Lo secantik apa sih sampe sepede itu?Lo pikir gue suka?"Iya,gue suka,C. Suka banget malahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brothers
Teen FictionPernah nggak sih kalian mengkhayal pengen punya kakak laki-laki?Banyak yang bilang punya kakak laki-laki itu enak,tapi hal itu nggak berlaku sama Cassia. Dia bukan hanya punya satu kakak laki-laki, tapi tiga dan tiga-tiganya bener-bener bikin Cassia...